Terkenal dengan julukan kampung kreatif dan desa budaya, ternyata Desa Arjasa juga menyimpan keindahan wisata tersembunyi yang belum banyak diketahui oleh banyak orang, terutama masyarakat Jember. Lereng pegunungan Hyang Argopuro ternyata menyimpan keindahan dan keasrian wisata ini dapat ditemui di Desa Arjasa, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember.Â
Terdapat dua wisata alam yang masih asri dan terjaga keasliannya yang menarik untuk dikunjungi, yakni Situs Calok dan Pasraman atau Kolam Pemandian Sendang Tirto. Tak hanya indah, kedua tempat wisata ini juga menyimpan nilai sejarah, budaya, serta keagamaan yang bernilai.
Situs Calok adalah tempat situs peninggalan sejarah yang berlokasi di Padukuhan Salak, Dusun Calok, Kecamatan Arjasa. Peninggalan-peninggalan yang ada di situs ini diyakini sudah ada sejak 300 masehi atau abad keempat masehi.Â
Di Situs ini terdapat beberapa benda-benda peninggalan pada zaman megalitikum yang masih sangat terjaga keasliannya di dusun ini. Peninggalan megalitikum yang terdapat di situs Calok berupa dolmen, batu menhir, batu kenong (monolit Silinder), batu dakon, dan jejak-jejak peninggalan manusia zaman purba lainnya. Situs ini memiliki banyak Batu Kenong, yang terdapat 18 buah Batu Kenong yang tertata rapi.Â
Batu Kenong sendiri memiliki ciri-ciri berbentuk silinder atau membulat dan memiliki tonjolan diatasnya. Pada zamannya batu ini berfungsi sebagai tempat pemujaan atau persembahan bagi arwah atau roh orang yang telah meninggal atau pemujaan bagi kepercayaan mereka. Selain batu kenong, di situs ini juga dapat ditemui batu Dolmen. Terdapat satu buah batu dolmen yang dapat ditemui di depan pintu masuk. Batu dolmen memiliki bentuk seperti meja yang berukuran besar dengan empat kaki batu sebagai penopang. Dolmen digunakan sebagai pemujaan atau peletakan mayat.Â
Selain itu terdapat batu menhir yang berbentuk panjang dan didirikan diatas tanah. Ada pula jejak-jejak peninggalan lain yang dapat ditemui saat berkunjung ke situs ini. Banyaknya peninggalan sejarah yang masih terjaga keasliannya membuat situs ini sering dikunjungi oleh berbagai para wisatawan, ahli sejarah hingga pelajar sebagai wisata edukasi.
Seorang budayawan di Arjasa, Pak Pri, pun mengungkapkan bahwa sebenarnya dahulu beberapa tempat di dusun ini masih terdapat banyak peninggalan bersejarah yang ditemui sebelum dibangun menjadi bangunan-bangunan hunian seperti sekarang. Namun sayangnya, benda-benda tersebut banyak dijarah oleh masyarakat. Saat ini hanya tersisa beberapa peninggalan saja yang masih bisa dilihat dan dikunjungi. Sisa peninggalan tersebut dijaga dan dilestarikan baik hingga saat ini.
Tempat wisata kedua yaitu Pasraman atau kolam pemandian. Pasraman sendiri merupakan tempat berkumpulnya para resi untuk mengajarkan ilmu kepada murid-muridnya. Tempat ini menjadi situs sejarah leluhur umat Hindu. Oleh karena itu, seringkali tempat ini dikunjungi oleh orang-orang terutama yang beragama Hindu.Â
Mereka biasanya bertapa atau melakukan meditasi dan berendam di kolam pemandian ini. Beberapa orang juga percaya bahwa air kolam ini suci, sehingga beberapa orang juga tidak hanya berendam tetapi juga mengambil dan meminum air sumber kolam pemandian ini.Â
Wisata pemandian ini masih terjaga keasliannya, hal ini tampak dari pohon-pohon besar seperti pohon beringin yang sudah ada dan tumbuh sejak lama, jalan atau akses ke kolam juga masih tanah, pinggir-pinggir kolam pun juga masih ditumbuhi pohon-pohon yang rimbun seperti pohon beringin dan pohon bambu yang membuat tempat ini sangat sejuk. Selain itu lokasinya juga masih terjaga dan tidak dilakukan modernisasi untuk menjaga keasliannya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H