Mohon tunggu...
KKN 57 UNUSA
KKN 57 UNUSA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kkn 57 unusa

Kkn 57 unusa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN UNUSA Ajarkan Berbisnis di Tengah Pandemi Covid-19 "Eksistensi Masker Tie Dye di Masa Pandemi"

1 September 2021   18:20 Diperbarui: 1 September 2021   18:21 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Pembuatan Masker Tie Dye (Dokpri)

Coronavirus Disease 19 (Covid-19) merupakan virus yang menyerang pernafasan manusia bahkan sampai bisa mematikan, Covid-19 sudah menyebar hampir di seluruh belahan dunia tak terkecuali di negara Indonesia. Di Indonesia sendiri kasus Covid-19 menjadi salah satu kasus dengan jumlah kematian terbanyak.

Dalam hal ini pemerintah Indonesia melakukan segala upaya guna menghentikan persebaran virus tersebut salah satunya dengan menerapkan

protokoler kesehatan, seperti tetap berada di rumah, menjaga jarak antar individu,

selalu mencuci tangan dengan baik sebelum atau sesudah melakukan kegiatan, selalu membawa hand sanitizer, dan diharuskan menggunakan masker untuk mencegah penularan melalui saluran pernafasan maupun udara ketika di luar ruangan.

Penggunaan masker yang diharuskan membuat tiap individu juga harus

memiliki masker, hal ini membuat masker medis, dan N95 yang sehari-hari kita temui diberbagai toko atau apotek menjadi sangat langkah di pasaran. Dan kalaupun ada mungkin harganya akan sangat mahal dari harga di pasaran sebelum pandemi. Yang semula harganya Rp40.000 kita bisa mendapat 50 lembar masker, saat pandemi ini Rp40.000 kita hanya mendapat 4 lembar masker. Dibilang wajar atau tidak wajar hal ini memang terjadi, banyaknya penggunaan masker dan persediaan masker menjadi

langkah membuat harga barang tersebut naik.

Dengan adanya kondisi saat ini, harga masker medis dari yang termahal

sampai yang termurah, sebab itu muncul sebuah alternatif penggunaan masker kain.

Hal ini membuat beberapa orang menjadikan masker kain sebagai alternatif dan peluang bisnis baru. Bisnis masker kain Tie Dye dapat membantu perekonomian masyarakat di negara Indonesia di masa pandemi.

Pembuatan masker tie dye dapat dikatakan mudah untuk dipelajari, dikarenakan teknik pembuatannya yang cukup sederhana.

Kerajinan tie dye melalui metode ikat celup yang disebut juga dengan teknik batik.

Keunikan yang dimiliki yaitu motif yang

dihasilkan selalu berbeda dan tak terduga

bahkan meskipun telah membuat dengan

teknik yang sama. Hal ini yang menjadikan

keteknikan dalam tie-dye selalu berkembang dan sangat potensial

untuk terus dikembangkan serta secara terus menerus.

Motif tie dye sekarang sudah bervariasi dan memiliki daya tarik, sehingga masyarakat Indonesia tidak segan untuk memakai masker tie dye sebagai pengganti masker

medis. Tren Tie-dye ini kami gunakan

sebagai program kerja dari KKN Kelompok

57 UNUSA 2021, di Pondok Pesantren

Putri Hikmatun Najiya, Sidosermo

Surabaya. Kami memberikan sosialisasi

cara pembuatan masker tie-dye dengan

metode daring yaitu zoom, meskipun

adanya keterbatasan dalam berkomunikasi tidak menyurutkan

semangat mahasiswa dan santriwati aktif

dalam pembahasan yang disampaikan.

G

Proses Pembuatan Masker Tie Dye (Dokpri)
Proses Pembuatan Masker Tie Dye (Dokpri)
Tidak hanya memberikan edukasi tetapi mahasiswa memberikan hasil karya dari masker Tie-dye dan masker medis

maupun handsanitizer yang sesuai dengan protocol kesehatan.

Dokpri
Dokpri
Mengumpulkan kain polos putih menyulapnya menjadi sebuah masker kain Tie Dye adalah hal yang mudah asal ada tekad dan kemampuan yang dimiliki, dengan di dukung teknologi informasi menjadikan pemasaran masker kain akan semakin mudah, lewat media sosial atau marketplace masker kain pun diminati banyak orang sehingga membuat bisnis masker kain Tie Dye menjadi mudah, cepat dan tentunya menguntungkan “Eksistensi Masker Tie Dye di Masa Pandemi” Pesantren Tangguh Covid-19

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun