Stunting merupakan permasalahan nasional yang masih berusaha diatasi oleh Indonesia. Kasus stunting di desa Cangkring sendiri cukup banyak, terdapat 11 balita mengalami stunting. Stunting merupakan masalah yang umumnya dialami oleh balita dimana pertumbuhan linear tidak tercapai akibat kurangnya gizi dan berdampak pada tidak normalnya kondisi fisik serta kognitif. Upaya pemenuhan gizi tidak hanya diperoleh dalam bentuk makronutrien melalui daging dan telur tetapi juga dalam bentuk mikronutrien yang diperoleh melalui vitamin dan mineral.
Kurangnya akses terhadap makanan bergizi umunnya terjadi pada masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah serta anak yang dibiarkan tidak mau makan sayur. Mempertimbangkan kondisi tersebut, mahasiswa KKN Kolaboratif 75 Jenggawah menawarkan suatu terobosan. Salah satu upaya pencegahan stunting yang inovatif adalah dengan gerakan penanaman microgreens yang dapat diterapkan oleh masyarakat Desa Cangkring, Jenggawah.
Terobosan Inovasi tersebut adalah MICROSTUNT (Microgreen Untuk Stunting) merupakan salah satu dari rangkaian program kerja yang diusung oleh para mahasiswa KKN Kolaboratif 75.
Program MICROSTUNT merupakan program edukasi yang dirancang untuk mendorong masyarakat terutama para ibu dalam menanam microgreen sebagai opsi pemilihan gizi dan memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Microgreens adalah sayuran yang dipanen pada umur 7 hingga 14 hari. Microgreen mengandung lebih banyak vitamin dan mineral dibandingkan kebanyakan sayuran yang dipanen dewasa.
Sosialisi MICROSTUNT dilaksanakan pada Minggu (11/08/2024) kepada ibu-ibu kader posyandu, PKK, dan anggota kelompok tani di Desa Cangkring. Penyuluhan ini meliputi pengenalan tentang stunting, cara penanaman microgreens, penyimpanan, dan olahan microgreens yang dapat dibuat oleh peserta. Penanaman microgreens sangat mudah. Bahan-bahan untuk menanam microgreens antara lain:
- Media tanam
- Wadah
- Benih tanaman (kangkung dan bayam)
- Air
Microgreens memiliki umur simpan yang cukup lama (hingga  14 hari) jika  disimpan di lemari es. Sayuran microgreen juga dapat digunakan dalam campuran  makanan bayi, seperti makanan lumat (untuk bayi 6 hingga 8 bulan), makanan lunak (untuk bayi 9 hingga 11 bulan), dan makanan keluarga.
Sosialisasi MICROSTUNT yang dilaksanakan, mendapat respon positif oleh para partisipan. Pada momen penayangan video demonstrasi penanaman microgreens peserta juga sangat berantusias dan tertarik untuk menerapkannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H