Kediri -- Tak sekedar bersih dusun, Nyadran merupakan tradisi yang dilakukan untuk mengenang para leluhur yang mbabat alas (membuka lahan) pada tahun 1880 silam. Mbah buyut Qomari merupakan sesepuh yang membabat Dusun Klepek ini. Mbah Poncorejo merupakan perangkat paling disegani dan berdedikasi dalam membabat Desa Klepek.
"Desa Klepek sebelumnya bukan bernama Klepek tetapi Klapuk Rejo Jambu Limo. Diubah menjadi klepek karena sejarah dahulu ada kedunge iwak yang pada saat musim kemarau banyak ikan yang klepekan, maka dari itu nama Klapuk Rejo Jambu Lima berubah menjadi Klepek." Ucap Kepala Desa Bapak Didik Wahyudi.
Rangkaian acara Nyadran diawali dengan kirim doa yang dihadiri oleh bapak-bapak setempat yang dilakukan di Punden pada Malam Jum'at Pahing.
Puncak acara baru digelar hari ini, Jum'at (4/8/2023) yang diawali dengan mengarak gunungan hasil bumi yang setinggi 3 meter dari kediaman Kepala Desa menuju Punden setempat. Acara tersebut digelar pada pagi hari dengan runtutan acara Pembukaan, Sambutan dari Kepala Desa, Tahlil, Ikrar bersih Dusun, dan ditutup dengan Do'a.
Setelah beberapa runtutan acara selesai maka seluruh warga yang berada di Punden tersebut makan bersama dan berebut mengambil gunungan hasil bumi.Â
Para peserta KKN Kelompok 56 IAIN Kediri ini turut membantu sejak kamis malam dalam pembuatan gunungan hasil bumi, dengan meronce beberapa hasil bumi yang akan dibuat gunungan. Esoknya para masyarakat setempat berbondong-bondong menuju punden dengan membawa ambeng atau wadah baskom yang diisi nasi dengan lauk pauk seperti mie, urap-urap, dan olahan ayam kampung. Peserta KKN juga membawa ambeng sebagai bentuk ikut menjalankan adat atau tradisi masyarakat setempat.Â