Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang tahun 2024 Angkatan 83 Posko 9 melakukan kunjungan ke salah satu UMKM potensial yaitu Kerupuk dan ikut serta dalam pembuatannya. (Senin, 11 November 2024)
Mahasiswa KKN UIN Walisongo melakukan kunjungan ke tempat produksi kerupuk pada pagi hari pukul 06.00 saat dilakukan proses produksi. Memang, biasanya Ibu Trimah memulai pembuatan kerupuk pada pukul 05.00 yakni setelah sholat subuh, karena memang proses produksi yang memerlukan waktu cukup lama.
Dalam proses pembuatan kerupuk rambak, Ibu Trimah hanya dibantu oleh suaminya. Proses pembuatan kerupuk mulai dari pengadonan hingga pengemasan memerlukan waktu yang cukup lama. Ibu Trimah hanya memproduksi kerupuk dua kali dalam seminggu.
Mahasiswa juga ikut serta membantu proses produksi kerupuk, mulai dari pengadonan, adonan mula-mula dipisahkan antara adonan tepung terigu sebanyak 8,5 kg dan adonan tepung tapioka sebanyak 5 kg yang nanti kemudian dicampur menjadi satu.
Selanjutnya adonan dimasukkan kedalam plastik untuk kemudian di rebus. Proses perebusan juga memakan waktu cukup lama yakni 4 jam. Setelah proses perebusan selesai, adonan didiamkan terlebih dahulu di dalam kulkas agar mendingin.
Setelah adonan dingin Bu Trimah mulai memotong tipis adonan, biasanya Bu Trimah memotong secara manual maupun menggunakan mesin potong. Adonan kerupuk yang telah diiris tipis kemudian disusun pada anyaman kayu sebagai tempat untuk menjemur. Proses lamanya menjemur tergantung ketersediaan sinar matahari, jika cuaca cerah maka penjemuran memakan waktu 2 hari. Setelah kerupuk kering bisa langsung digoreng untuk kemudian disajikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H