Mohon tunggu...
KKN 48BATUBARA
KKN 48BATUBARA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa KKN 48 UINSU 2024

Mahasiswa KKN 48 Uinsu 2024, Desa Lubuk Besar, Kec. Datuk Lima Puluh, Kab. Batubara

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Apa itu Rasisme, dan Bagaimana Dampak dari Rasisme Tersebut?

30 Agustus 2024   09:55 Diperbarui: 30 Agustus 2024   10:21 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Apa itu rasisme?

Rasisme adalah sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis pada ras manusia yang menentukan pencapaian budaya atau individu. Rasisme juga dapat diartikan sebagai proses di mana sistem, kebijakan, tindakan, dan sikap menciptakan peluang dan hasil yang tidak adil bagi orang-orang berdasarkan ras. 

Dampak dari Rasisme:

1. Gangguan kesehatan mental

2. Rasisme dapat meningkatkan risiko gangguan mental, seperti depresi, kecemasan, PTSD (Post Traumatic Stress Disorder), kecanduan, dan gangguan makan. 

3. Penurunan harga diri Rasisme dapat membuat korban merasa tidak berharga dan kehilangan kepercayaan diri. 

4. Isolasi sosial.Rasa malu dan takut ditolak dapat membuat korban menarik diri dari interaksi sosial. 

5. Gangguan kesehatan fisik

6. Stres akibat diskriminasi dapat memperburuk kondisi kesehatan fisik. 

7. Perpecahan sosial

8. Rasisme dapat menyebabkan perpecahan dan pengelompokkan sosial antar etnis. 

9. Hubungan sosial yang terjalin kurang baik

10. Rasisme dapat menyebabkan hubungan sosial yang terjalin kurang baik, terutama antara ras yang berkuasa dan yang dikuasai.

Beberapa kasus terbaru menyoroti betapa parahnya rasisme ini. Misalnya Insiden rasisme yang diduga bermotif agama terjadi di salah satu sekolah SD di batubara,memicu reaksi yang sangat keras dari berbagai pihak.Salah seorang murid dilaporkan telah menjadi korban perundungan akibat keyakinan agama yang dianutnya. Insiden pertama ini muncul ketika beredar sebuah video perundungan di media sosial, yang memicu kemarahan publik 

Menteri pendidikan segera merespon hal tersebut dengan mengecam keras tindakan tersebut, dan meminta pihak sekolah setempat untuk mengambil keputusan terhadap pelaku perundangan "Tidak ada tempat untuk orang yang melakukan perundungan dalam pendidikan kita" ujar menteri setempat dalam pernyataannya.

Pemerintah Komnas HAM juga angkat bicara mengenai kasus tersebut, menyatakan bahwa diskriminasi berbasis agama merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang serius. Mereka mendorong pemerintah untuk memperkuat program pendidikan inklusif dan mengajarkan toleransi dan menghormati perbedaan di kalangan pelajar.

Pihak sekolah telah memulai investasi internal dan akan berjanji akan menindak pelaku sesuai dengan peraturan yang sudah berlaku. Sementara itu, dukungan dari berbagai organisasi keagamaan dan dan masyarakat juga mengalir untuk korban dan keluarganya.

Stop rasisme!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun