Cilacap -- Kelompok KKN UNS 46 Membangun Desa di Kelurahan Karangtalun mengadakan penyuluhan dan bimbingan teknis tentang pengelolaan sampah organik rumah tangga serta pembuatan sumur resapan (biopori) pada Minggu (28/07/2024) di halaman Bank Sampah RW 06 Kelurahan Karangtalun. Kegiatan ini diikuti oleh Nasabah dan Pengurus Bank Sampah RW 06 Â Kelurahan Karangtalun.
Koordinator Desa Kelurahan Karangtalun, Husein Muhammad, menjelaskan bahwa bimbingan teknis ini bertujuan untuk mengurangi pencemaran lingkungan di Kelurahan Karangtalun. "Upaya ini dapat memperkecil jumlah sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) maupun ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)," katanya.
Program ini akan menggalakkan penggunaan biopori dan pengolahan sampah organik di kawasan pemukiman warga dan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Dengan cara ini, volume sampah, khususnya sampah organik, dapat dikurangi secara signifikan.
Direktur Bank Sampah RW 06 Kelurahan Karangtalun, Siska, menambahkan, "Selain menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat karena bebas sampah, pengelolaan sampah yang baik juga merupakan salah satu wujud realisasi dari program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang akan menyasar kawasan permukiman warga."
Lubang biopori adalah metode untuk meningkatkan daya resap air pada tanah. Lubang ini berbentuk silindris dan dibuat secara vertikal ke dalam tanah, dengan kedalaman 50 centimeter hingga 1 meter dan diameter 10 hingga 30 centimeter. Metode ini bertujuan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya serap air tanah.
Dengan adanya penyuluhan dan bimbingan teknis ini, diharapkan masyarakat Kelurahan Karangtalun dapat lebih memahami pentingnya pengelolaan sampah organik dan manfaat sumur resapan (biopori) bagi lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H