Mohon tunggu...
KKN 388 UNEJ
KKN 388 UNEJ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kelompok 388 KKN UMD (Unej Membangun Desa) Desa Curah Cottok, Kecamatan Kapongan, Kabupaten Situbondo

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mengenal Lebih Dekat Desa Curah Cottok bersama Kelompok 388 KKN UMD

29 Juli 2022   21:48 Diperbarui: 31 Juli 2022   08:29 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kecamatan Kapongan di Kabupaten Situbondo memiliki 10 Desa, satu di antaranya adalah Desa Curah Cottok. Desa ini menjadi lokasi kami untuk melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata UMD (UNEJ Membangun Desa) dalam 35 hari ke depan. Dengan luas sebesar 247.100 Ha/m2, Desa Curah Cottok dipenuhi dengan lahan perbukitan, persawahan, pemukiman, perkebunan, dan sejumlah lahan dataran rendah lainnya. Kondisi lahan dan tanah terbilang tandus, tanaman dan tumbuhan yang mendominasi meliputi pohon jarak, kaktus, pohon kelapa, pohon aren, pohon pisang, perkebunan anggur, markisa, mina padi dan jagung, dan sejumlah variasi tanaman lainnya.

Seremoni di Kecamatan Kapongan (20/07/2022). Dokpri
Seremoni di Kecamatan Kapongan (20/07/2022). Dokpri

Tepat pada 20 Juli 2022 menjadi tanggal resmi diterjunkannya mahasiswa Universitas Jember untuk melaksanakan kegiatan KKN UMD (UNEJ Membangun Desa) Periode 2021/2022. Beranggotakan 10 mahasiswa, kami kelompok 388 disambutnya secara hangat dengan Kepala Desa sebagai perwakilan dari masyarakat Desa Curah Cottok. Dengan begitu, kami membangun komunikasi dengan perangkat desa serta stakeholder untuk mendukung implementasi pengabdian kami. Dari audiensi dan koordinasi yang dilakukan untuk menggali informasi terkait problematika ataupun visi misi desa kedepan, akhirnya dapat kami susun dan rencanakan dalam beberapa progam.

Lokasi: Cottok Innovation Park. Dokpri
Lokasi: Cottok Innovation Park. Dokpri

Desa Curah Cottok terdiri dari tiga dusun, yakni Dusun Krajan, Dusun Sumber Wringin, dan Dusun Sumber Gayam. Sebagian besar masyarakat Desa Curah Cottok bermata pencaharian sebagai petani dan peternak. Beberapa juga ada yang mengembangkan UMKM berupa produksi kerupuk, tahu, dan tempe. Terdapat dua institusi pendidikan untuk tingkat dasar di Desa Curah Cottok. Sedangkan untuk tingkat sekolah menengah dan atas, didapati di luar desa Curah Cottok, seperti di kecamatan dan desa sekitarnya. Terkait sektor kesehatan, biasanya diadakan posyandu sebanyak satu kali dalam satu bulan. Fasilitas kesehatan terdekat berupa bidan di Dusun Krajan dan Puskesmas di Kecamatan Kapongan. Di samping itu, masyarakat Desa Curah Cottok turut memiliki kegiatan keagamaan yang cukup rutin, ada pengajian pada malam jum'at dan sholawat nariyah pada malam minggu di Musholla kepala desa.

Perkebunan dan taman bunga di Wisata Bukit CIP. Dokpri
Perkebunan dan taman bunga di Wisata Bukit CIP. Dokpri

Desa yang berpenduduk sekitar 1.600 jiwa ini memiliki potensi yang besar. Dengan letak geografis di wilayah perbukitan, Desa Curah Cottok memaksimalkan potensinya melalui pembangunan desa wisata. Wisata Bukit CIP (Cottok Innovation Park), didirikan pada 2017 dan mulai beroperasi pada 2018 hingga sekarang. Selain memaksimalkan wilayah perbukitan, CIP juga mengoptimalkan sumber perairan dari sisi Selatan yang cukup melimpah. Aliran air digunakan untuk fasilitas kolam renang, yang saat ini sudah dioperasikan dengan tenaga surya. Fasilitas yang tersedia di Wisata Bukit CIP meliputi agrowisata taman bunga dan perkebunan, kolam renang untuk anak dan dewasa, fasilitas menunggang kuda, gazebo dan pendopo, kedai makanan, toilet, dan beberapa titik menarik yang dapat dijadikan spot foto.

Dinamika kerap terjadi pada berbagai macam aspek. Sangat disayangkan, merebaknya wabah Covid-19 berdampak pada terhambatnya pengelolaan, perawatan CIP serta pemasukan desa. "Pendapatan Asli Desa (PAD) diperoleh hanya dari CIP dan travel, namun travel sudah tidak aktif dan CIP sempat terhambat pada masa pandemi" kepala desa menyatakan secara langsung ketika kami melakukan audiensi di Balai Desa. Ini menjadi permasalahan sekaligus peluang bagi kami untuk berkontribusi dalam menangani permasalahan tersebut. 

Berangkat dari sejumlah problematika dalam sektor kepariwisataan, khususnya berupa penurunan kondisi destinasi wisata, kelengkapan akses untuk sarana dan prasarana yang minim, dan wisatawan yang kian rendah. Kami akan bersinergi bersama perangkat desa dan masyarakat desa dalam merealisasikan program kerja berupa Pengembangan Destinasi Wisata Bukit CIP. Salah satu sub-program kerja utamanya berupa penambahan karakteristik pada titik tertentu untuk mem-branding ciri khas Wisata CIP. Kami harap sinergitas dan kolaborasi dapat berjalan sesuai dengan rencana agar dapat mewujudkan target untuk mengembangkan Wisata Bukit CIP dan meningkatkan wisatawan dari luar Desa Curah Cottok dan Kecamatan Kapongan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun