Mohon tunggu...
KKN 111Keboireng
KKN 111Keboireng Mohon Tunggu... Lainnya - UIN Sunan Kalijaga

Abdi Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Penanggulangan Lautan Sampah di Pantai Gemah KKN 111 UIN SUKA Kolaborasi bersama Pokdarwis

26 Juli 2023   08:11 Diperbarui: 26 Juli 2023   08:17 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pantai Gemah merupakan salah satu destinasi wisata baharai favorit yang cukup digandrungi wisatawan dalam beberapa tahun terakhir. Sejak diresmikannya pada 25 Desember 2016 silam, banyak wisatawan yang berkunjung untuk menikmati keindahan pantai yang masih termasuk dalam deretan pantai selatan. Banyaknya pengunjung yang datang membawa dampak positif bagi masyarakat setempat yang bekerja sebagai pedagang dan pengelola wisata pantai gemah berupa peningkatan perekonomian. Selain menikmati keindahan suasana pantai, juga terdapat beberapa wahana yakni permainan ATV, wahana adrenalin fliying fox, sewa perahu layar, dan juga terdapat saung-saung yang menyediakan berbagai macam kuliner olahan seafood.

Meskipun demikian, keadaan pantai gemah tidak selalu menawarkan keindahannya karena pada periode-periode tertentu sering terjadi penumpukan sampah. Menurut Agus Sunyoto, selaku Humas Kelompok Sadar Wisata Pantai Gemah, terjadinya tumpukan sampah berasal dari pintu terowongan Niyama sebagai pengendali banjir yang merupakan hilir dari sungai-sungai yang ada di Tulungagung khususnya wilayah Kecamatan Besuki yang mana sebagaian besar sampah tersebut ialah jenis sampah rumah tangga. Tidak hanya itu, tumpukan sampah juga merupakan kiriman dari wilayah Kabupaten Trenggalek.

Keadaan di atas juga diperparah dengan adanya fenomena banjir sampah yang diakibatkan tingginya curah hujan sejak tanggal 29 Juni 2023 hingga 13 Juni 2023 (dua Minggu). Banjir sampah ini membentang dari pantai bayem sampai sepanjang pesisir pantai gemah. Fenomena ini jelas berdampak buruk bagi lingkungan. Tumpukan sampah yang didominasi oleh sampah plastik yang sulit terurai akan mengganggu ekologi perairan laut dan terganggungnya aktivitas perdagangan yang berdampak pada turunnya penjualan masyarakat di daerah wisata Pantai Gemah.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Adanya fenomena ini menggerakkan hati nurani Kelompok KKN UIN Sunan Kalijaga angkatan 111 untuk berkolaborasi dengan Kelompok Sadar Wisata Pantai Gemah (POKDARWIS) untuk turun langsung menanggulangi banjir sampah yang terjadi di Pantai Gemah. Pada Jumat, 14 Juli 2023 Kelompok KKN UIN Sunan Kalijaga bersama POKDARWIS melakukan kegiatan bersih pantai di sepanjang pantai Gemah. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan sampah di sepanjang pantai kemudian diangkut oleh truk. Kendati demikian, kegiatan ini belum cukup untuk membersihkan seluruh pesisir pantai dari cemaran sampah yang ada.

Pengelola setempat telah melakukan upaya dengan mendatangkan alat berat untuk menanggulangi lautan sampah yang ada dengan cara menggali tanah dan menimbun sampah-sampah tersebut. Menurut pengakuan pengelola setempat, mereka mengeluhkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk sekali mendatangkan alat berat. Hal tersebut merupakan satu-satunya cara yang bisa dilakukan oleh pengelola karena apabila sampah-sampah diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat menghabiskan dana yang lebih besar yakni mencapai 700.000 sekali angkut.

Pada dasarnya kewajiban dalam pengelolaan sampah merupakan tanggungjawab bersama dari pengelola wisata, Pemerintah Kabupaten, dan juga pihak Perhutani. Namun, faktanya Pemerintah Kabupaten dan Perhutani justru tidak terlalu membantu dalam pengelolaan sampah dan seakan-akan membebankannya pada pengelola wisata saja. Padahal sudah jelas adanya lautan sampah ini dampakanya sangat besar bagi kelestarian lingkungan, lebih jauh lagi akan berdampak pada merosotnya jumlah pengunjung yang tadinya 4000 tiket bisa terjual tetapi sangat disayangkan ketika fenomena tersebut terjadi berdasarkan data pada Minggu, 23 Juli hanya terjual 2522 tiket saja. Selain itu, juga merambah pada turunnya omset penjualan para pegiat kuliner. (Agus Sunyoto, 2023)

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Sejatinya dengan adanya tumpukan sampah laut maka sangat perlu adanya tindakan langsung dan sikap gotong royong dari Pemerintah Kabupaten dan Perhutani untuk membantu pengelola wisata pantai gemah dalam menangani permasalahan sampah ini. Selain itu, juga dibutuhkan sinergi yang kuat antara masyarakat dan wisatawan untuk turut berpartisipasi merawat dan menjaga kebersihan pantai gemah. Sehingga apabila pihak-pihak terkait telah melakukan upaya pengelolaan sampah secara maksimal akan menjadikan pantai gemah sebagai  wahana wisata bahari favorit di Kabupaten Tulungagung.

Ditulis oleh : Almas Uzma Qatrunnada dan Dena Nabila Rani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun