Mohon tunggu...
KKN 111Keboireng
KKN 111Keboireng Mohon Tunggu... Lainnya - UIN Sunan Kalijaga

Abdi Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sadar Sejarah: Mahasiswa KKN 111 UIN SUKA Desa Keboireng Kunjungi Juru Kunci Makam Syekh Khasan Anom

26 Juli 2023   06:30 Diperbarui: 26 Juli 2023   06:36 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai mahasiswa yang mengenyam pendidikan di Perguruan tinggi Keagamaan Islam, Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga sudah pasti paham mengenai sejarah Islam di Indonesia, baik dari masuknya Agama Islam maupun tokoh-tokoh penyebar Agama Islam itu sendiri. Oleh karena itu berangkat dari informasi yang di dapat, Mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga Desa Keboireng berkunjung ke kediaman Juru Kunci makam Syekh Khasan Anom pada tanggal 21 Juli 2023 dalam rangka mencari tahu sejarah Syekh Khasan Anom sebagai tokoh penyebar agama Islam di Desa Keboireng, Tulungagung sekaligus melihat kondisi makam Syekh Khasan Anom.

Menurut cerita lokal Syekh Khasan Anom merupakan keturunan dari Sunan Pandanaran. Dalam hidupnya Syekh Khasan Anom menjadi  penasehat agung kerajaan Mataram Islam. Kemudian pada akhirnya Syekh Khasan Anom diutus oleh raja untuk menyebarkan ajaran Islam di Jawa khususnya di Jawa bagian selatan yang saat ini dikenal dengan Tulungagung selatan. Dalam perjalanannya Syekh Khasan Anom bersama Yai Sentreng yang kebetulan juga mendapat tugas  dari Kerajaan Majapahit. Keduanya pun bersama-bersama di wilayah Tulungagung Selatan meski membawa misi yang berbeda. Sejarah serupa juga diungkapkan oleh Juru Kunci makan Syekh Khasan Anom, Bapak Sahri

"Cara penak e ngajak Yai Sentreng seng kepahamane kejawen diajak rukun mbabat agama Islam. Kejawen iku mboten ngiriwek-ngiriweki laku jantrane agama Islam. Yai Sentreng trus sendiko dawuh. Bar e sendiko dawuh, agama Islam saget berkembang sae wonten wilayah mriki. Akhire dangune-dangu, Syekh Khasan Anom niku, cara penak e kagungan miso cemeng, dihadiahne Yai Sentreng. Bareng dihadiahi kebo jarene pinongko kangge tumpakan lek eneng printah ben gampang anggone nindakne. Diwenehi kebo mboten lenggono mergane Yai Sentreng pancen kepengen arep neter kasektene Syekh Khasan Anom. Akhire gandeng mboten purun, ora gelem yo rapopo nanging ojo sampai rengggang anggone paseduluran. Akhire gandeng rodo renggang". ( Syekh Khasan Anom mengajak Yai Sentreng yang pemahamannya kejawen lalu diajak bersama-bersama menyebarkan Agama Islam supaya tidak ada campur aduk antara Agama Islam dan paham Kejawen. Setelah itu Yai Sentreng menyetujui dan Agama Islam akhirnya berkembang di wilayah ini. Suatu waktu Syrkh Khasan Anom mempunyai kerbau hitam lalu dihadiahkan ke Yai Sentreng supaya mudah dalam menjalankan perintah. Namun Yai Sentreng tidak mau menerima karena ingin menguji kesaktian Syekh Khasan Anom. Karena tidak mau Syekh Khasan Anom berkata " kalau tidak mau menerima hadiah tidak apa-apa  namun jangan sampai persaudaraan menjadi renggang").

Dari cerita di atas dapat kita maknai bersama, bahwa para Wali terdahulu sudah mencontohkan cara yang arif dalam proses menyebarkan dan membumikan nilai-nilai Islam, salah satunya menjaga kerukunan dengan saudara-saudaranya yang berbeda. Pada akhirnya dengan cara seperti itu Islam sebagai agama baru pada waktu itu diterima dengan mudah di masyarakat Tulungagung, khususnya di Desa Keboireng. Selain diceritakan mengenai sejarah singkat Syekh Khasan Anom, Mahasiswa KKN 111 UIN Sunan Kalijaga di Desa Keboireng  meminta Bapak Sahri untuk ikut mendampingi menziarahi sekaligus observasi ke makam Syekh Khasan Anom dengan harapan diperkenalkan secara langsung apa saja peninggalan-peninggalan Syekh Khasan Anom yang sebagaian besar berada di dekat makam, salah satunya adalah peninggalan petilasam Syekh Khasan Anom.

 Kunjungan tersebut diharapkan mampu menambah pengetahuan sejarah dan menanamkan rasa cinta terhadap wali yang sudah punya jasa. Tidak hanya itu, maksud tujuan Mahasiswa UIN 111 Sunan Kalijaga di Desa Keboireng juga akan membuat progran kerja berkenaan dengan fasilitas-fasilitas di Makam Syekh Khasan Anom tentunya melihat hasil pengamatan yang sudah dilakukan tadi.  Seperti yang diungkapkan Ketua kelompok KKN UIN Sunan Kalijaga Desa Keboireng Dena Nabila bahwa selaian melakukan kunjungan ke Juru Kunci Makan Syekh Khasan Anom, mereka juga melakukan ziarah sekaligus mengamati apa saja yang perlu dilakukan untuk menjaga perawatan Makam Syekh Khasan Anom yang nantinya akan dirumuskan menjadi program kerja.

Penulis :Nida Lathifah dan Mashendra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun