Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah program periodical yang telah berjalan di U
Dalam pembagian kelompok dan tempat KKN, Kelompok 368 mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan KKN di Desa Jambewungu, Kecamatan Wringin, Kabupaten Bondowoso. Kelompok 368 terdiri dari 10 mahasiswa yang terdiri dari fakultas dan program studi yang beragam. Kemudian, informasi mulai digali sedikit demi sedikit terkait profil desa Jambewungu secara umum.
Desa Jambewungu merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Wringin kabupaten Bondowoso. Desa Jambewungu sendiri berbatasan dengan beberapa desa lain di Kecamatan Wringin, seperti Desa Gubrih.
Desa Jambewungu sendiri berada di kaki bukit yang cukup kering dan berada di ketinggian kurang lebih 400 meter di atas permukaan laut. Kontur desa juga terdiri dari bukit dan lembah, sehingga terdapat beberapa keuntungan dan kerugian tersendiri dari kontur tanah ini, baik dari segi perekonomian, maupun dari segi kehidupan secara sosial.
Kelompok KKN 368 segera menuju rumah Kepala Desa Jambewungu untuk mengetahui fakta-fakta terkait desa dan tokoh-tokoh yang menjadi panutan dalam Desa Jambewungu. Berdasarkan wawancara ini, ditemukan informasi penting penunjang KKN, seperti informasi  bahwa Kepala Desa Jambewungu memiliki peranan penting dalam mengelola dan mengatur desa secara keseluruhan, yang dibawahi oleh 7 kepala dusun yang ada pada Desa Jambewungu. Dusun ini terdiri dari Dusun Krajan, Dusun Dejeh Cora, Dusun Sumberbubu Utara, Dusun Sumberbubu Selatan, Dusun Telaga, Dusun Jurangkerek, dan Dusun Purnama. Setiap dusun memiliki ciri khas masing-masing yang membedakan antara satu dusun dengan dusun lainnya.
Hasil dari survei adalah ditemukannya beberapa permasalahan, seperti infrastruktur yang kurang memadai. Hal ini disebabkan oleh jalan desa yang sukar untuk diakomodasi (menanjak, menurun, dan berkelok-kelok dan berbatu). Komposisi tanah yang sebagian merupakan tanah yang cenderung kering juga ikut andil dalam membuat aspal menjadi berumur pendek dan berlubang.
Secara ekonomi, sebagian besar Warga Desa Jambewungu di Dusun Telaga dan Dusun Purnama memilih untuk menjadi petani dan buruh tani. Hal ini disebabkan oleh kontur tanahÂ
yang mendukung untuk dibuat sebagai daerah pertanian karena tanah yang tinggi dan cenderung lebih subur bila dibandingkan dengan kontur tanah lainnya. Komoditas utama yang ditanam oleh Dusun Purnama dan Telaga adalah tanaman cabai, tembakau, dan singkong. Hasil dari tanaman-tanaman tersebut akan dijual pada pengepul yang dipilih oleh petani itu sendiri dengan harga yang telah ditentukan terlebih dahulu, dan bersifat fluktuatif secara harian.
Dalam perencanaan program kerja ini, tentunya KKN 368 UNEJ telah melalui banyak observasi. Yang pertama adanya Pupuk Organik Cair (POC) UNEJ, sesuai dengan namanya pupuk ini memiliki komposisi organik yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh warga. Demi menghasilkan produksi yang semakin optimal dan menjaga kesehatan tanaman itu sendiri. Hal ini maka akan selaras dengan apa yang telah kami dapatkan dari para petinggi desa yang membutuhkan pupuk dan bahan untuk mencegah jamur, yang dalam hal ini sama kerjanya dengan fungisida alami.
Survei dan kunjungan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN kelompok 368 yang telah dilakukan menghasilkan beberapa ide proker yang ingin dilaksanakan. Dengan latar belakang desa seperti itu maka tim KKN 368 memilih opsi tematik kewirausahaan. Inj dikarenakan mengingat bagaimana warga lokal Desa Jambewungu yang secara keseluruhan melakukan usaha pertanian sebagai sumber mata pencahariannya. Disamping itu, banyaknya warga yang memiliki hewan ternak sapi membuat kami semakin memantapkan dalam melakukan proker ini. Yaitu usaha Pupuk Organik Cair (POC) dan Trichoderma sp. Dalam memilih opsi ini, KKN 368 UNEJ telah melalui banyak pertimbangan dengan berdialog dengan para tokoh di Desa Jambewungu dan melalui panduan yang telah diberikan LP2M. Tidak hanya itu, KKN 368 UNEJ juga banyak berdiskusi dengan warga setempat mengenai kebermanfaatan dari POC dan Trichoderma sp.
Perancangan program kerja utama di bidang pertanian, yaitu pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dan pembudidayaan Trichoderma sp. diharapkan dapat menjadi program kerja yang tepat sasaran, dimana hasil tersebut merupakan kesimpulan yang diperoleh melalui proses survei yang cukup mendalam terkait kebutuhan petani Jambewungu. Melalui penggunaan POC, efek yang diharapkan adalah peningkatan produktivitas lahan sebesar 50% hingga 75%. Sedangkan, pembudidayaan Trichoderma sp. Diharapkan dapat membantu petani dalam mengurangi penyakit Fusarium pada tanaman petani, terutama tanaman cabai dan tembakau.
Dalam proses realisasi program kerja, dalam minggu kedua Kelompok 368 berencana untuk mencari referensi terkait metode yang akan digunakan dalam meningkatkan rasio kesuksesan pembuatan POC dan Trichoderma sp. melalui pembuatan beberapa variabel dengan substitusi pada variabel bebas. Proses percobaan pembuatan bibit Trichoderma sp. direncanakan untuk dapat dimulai dari awal minggu yang akan datang, dan direncanakan untuk dapat memulai fase pemeraman pada akhir minggu, sehingga dapat mulai diaplikasikan pada minggu keempat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H