Mohon tunggu...
KKN 34 Kalibagor
KKN 34 Kalibagor Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kelompok 34 KKN UMD Universitas Jember TA 2023/2024 Periode 1

~

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Program "Tawalik": Pengembangan Variasi Wirausaha Kuliner oleh KKN UNEJ di Desa Kalibagor, Situbondo

20 Januari 2024   13:30 Diperbarui: 20 Januari 2024   13:36 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemberian Kritik dan Saran Oleh Ibu PKK Terkait Sampel Produk yang Diberikan saat Acara (Dokumentasi Kelompok 34 Kalibagor)

Di Desa Kalibagor, Kec. Situbondo, sebuah babak baru dimulai. Kelompok 34 KKN Universitas Jember dan warga Desa Kalibagor mulai menumbuhkan kerja sama dan pengetahuan lokal yang dapat mengubah sumber daya menjadi potensi aset yang berharga melalui sebuah program baru. Dari adanya Program SANTAI, yang menginisiasi budidaya ikan di saluran irigasi desa, muncul ide kreatif untuk mengolahnya menjadi lebih dari sekadar hasil panen, melainkan transformasi menjadi produk bernilai tambah: Tahu Walik Ikan “Tawalik”. 

Pada tanggal 18 Januari 2024, sebuah FGD kedua diadakan dengan menghadirkan Bapak Jauhari Irianto, penggiat budidaya ikan di sungai irigasi asal Lumajang. Pengalaman beliau selama 7 tahun dalam bidang ini, yang menghasilkan sekitar 1,4 juta ton ikan per panen, memberikan wawasan berharga terkait proses-proses mulai dari pembibitan, perawatan, hingga pengelolaan budidaya ikan di sungai irigasi. Bapak Jauhari juga membagikan kisah duka beliau, mulai dari kurangnya dukungan warga, tantangan cuaca, kerugian akibat jaring yang jebol, dan masalah sampah yang menjadi hambatan utama dalam budidaya ikan di sungai irigasi, sehingga dari acara ini, tidak hanya memberi informasi tentang keuntungannya saja, namun sekaligus meningkatkan kesadaran warga akan resiko yang terjadi ketika akan melakukan budidaya ikan di sungai irigasi.

Program SANTAI (Sanitasi Sungai Bersih), pada prosesnya juga tidak terlepas dari permasalahan, hampir sama dengan pengalaman budidaya ikan milik Bapak Jauhari. Meminimalkan permasalahan di lapangan sebaik mungkin adalah tantangan yang tidak sederhana, namun sangat perlu dilakukan karena merupakan fondasi dalam upaya budidaya ikan sebagai komoditas baru di Desa Kalibagor. Saat ini, proses yang sedang dilakukan adalah terkait  pemasangan sekat sampah dan pembuatan sekat ikan di saluran irigasi desa. Pemasangan ini masih terhambat akibat sampah yang terlalu banyak sehingga tidak memungkinkan untuk pemasangan sekat di keseluruhan lebar sungai. Maka dari itu, menimbang juga dari pengalaman Bapak Jauhari, tim KKN, Kepala Desa, dan warga setempat sepakat untuk menggunakan kurang lebih setengah dari lebar sungai, sebagai solusi paling tepat agar budidaya ikan ini dapat berlangsung dengan lancar serta berkelanjutan. 

Program SANTAI dan Tawalik diharapkan dapat berkolaborasi secara sinergis dalam memajukan Desa Kalibagor, meskipun fokus utama mereka berbeda. Program SANTAI, dengan inisiatif budidaya ikan, tidak hanya meningkatkan sanitasi desa tetapi juga menghasilkan bahan baku yang menjadi dasar bagi Program Tawalik. Dan dengan memanfaatkan hasil panen ikan dari Program SANTAI, Tawalik memperkenalkan inovasi dalam variasi wirausaha kuliner desa. Ini mencakup modifikasi resep tradisional tahu walik yang awalnya berupa adonan bakso daging atau ayam yang diisikan ke dalam tahu kuning yang dibelah dan di balik, di mana ikan nila menjadi pengganti daging ayam atau sapi tersebut. Inisiatif ini membuka jalan bagi beragam olahan ikan yang baru untuk mengoptimalkan penggunaan komoditas lokal di masa depan.

Pada program Tawalik ini, terdapat tiga sasaran yang dilibatkan untuk pengolahannya yaitu Ibu-ibu PKK, Kader Posyandu, dan Ibu-ibu di Desa Kalibagor yang memiliki anak stunting. Keterlibatan kelompok ini bertujuan untuk memberikan mereka kesempatan menghasilkan pendapatan tambahan dan sekaligus meningkatkan kualitas gizi anak-anak mereka. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menyediakan makanan bergizi seperti tahu walik, yang merupakan produk utama dari program ini. Sebagai tambahan, program ini juga memperkenalkan inovasi berupa nugget bayam yang dapat dimanfaatkan untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak-anak, terutama mereka yang kurang tertarik pada sayuran. Ide nugget bayam ini terinspirasi dari kelimpahan bayam liar yang tumbuh di sekitar desa, yang kemudian diolah menjadi produk yang bernilai tambah.

Dalam upaya responsif terhadap dinamika dan kebutuhan Desa Kalibagor, Program Tawalik dilaksanakan dengan mengedepankan fleksibilitas. Program ini berfokus pada adaptasi produk agar sesuai dengan selera dan ekspektasi lokal. Aspek penting seperti penyesuaian rasa dan tekstur produk menjadi prioritas utama, dengan tim KKN berupaya untuk menciptakan keseimbangan rasa yang dapat memenuhi selera masyarakat setempat, dibantu oleh warga sekitar terutama ibu-ibu yang notabene memiliki keahlian memasak, untuk memberikan kritik terhadap rasa dari produk uji coba yang tim telah produksi. Tidak hanya itu, pengemasan produk juga akan mendapat perhatian khusus. Pengemasan yang menarik dan praktis diharapkan dapat meningkatkan daya tarik produk di mata konsumen, sekaligus memudahkan distribusi dan penyimpanan.

Pada Jumat, 19 Januari 2024, di Balai Desa Kalibagor, Kelompok KKN 34 juga mengadakan acara pengenalan produk Tawalik dan nugget bayam secara lebih masif. Acara ini, yang dihadiri oleh para undangan penerima manfaat program, memiliki tujuan untuk memperkenalkan potensi ekonomi dari olahan ikan nila. Selama acara, penjelasan tentang proses pembuatan kedua produk tersebut disampaikan, dan para undangan didorong untuk memberikan kritik berdasarkan sampel yang disediakan. Lebih lanjut, peserta diberi kebebasan untuk menyesuaikan resep tersebut sesuai dengan selera mereka, bila berkeinginan untuk memproduksi sendiri di rumah. Acara ini merupakan langkah awal dalam mendorong pemberdayaan ekonomi dan inovasi wirausaha di Desa Kalibagor, karena kedepannya, akan diadakan juga penyuluhan lanjutan terkait pengemasan dan pemasaran produk.

Pemberian Kritik dan Saran Oleh Ibu PKK Terkait Sampel Produk yang Diberikan saat Acara (Dokumentasi Kelompok 34 Kalibagor)
Pemberian Kritik dan Saran Oleh Ibu PKK Terkait Sampel Produk yang Diberikan saat Acara (Dokumentasi Kelompok 34 Kalibagor)

Kami berharap, Tawalik dan nugget bayam tidak hanya menjadi sumber pendapatan tambahan bagi warga, tetapi juga membantu meningkatkan gizi, khususnya pada anak-anak. Dengan bahan baku yang mudah didapat dan proses pembuatan yang sederhana, produk-produk ini menawarkan solusi praktis sekaligus sehat. Program Tawalik ini adalah contoh bagaimana inovasi dan pemberdayaan masyarakat bisa berdampak positif pada berbagai aspek kehidupan di Desa Kalibagor. Dari budidaya ikan hingga penciptaan produk tahu walik dan nugget bayam, langkah ini tidak hanya meningkatkan perekonomian desa, tetapi juga membantu mengatasi masalah gizi anak Desa Kalibagor.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun