Mohon tunggu...
KKN 311 Desa Sepanjang
KKN 311 Desa Sepanjang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jember

KKN 311 Desa Sepanjang Mengatasi Permasalahan Pengolahan Sampah

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pelatihan Ecobrick: Dari Sampah Menjadi Rupiah, Mengubah Limbah Menjadi Aset Berharga

12 Agustus 2024   23:14 Diperbarui: 12 Agustus 2024   23:15 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 9 Agustus 2024, Mahasiswa KKN UMD 311 melaksanakan kegiatan yang bertajuk "Seminar Peduli Lingkungan, Pelatihan Pengolahan Sampah" yang didampingi oleh pemateri dari Dinas Lingkungan Hidup, Himpunan Pengusaha Muda (HIPMI), dan salah satu dosen ekonomi dari Universitas Jember.

Setelah sebelumnya melakukan pelatihan pengolahan sampah organik menjadi eco-enzym, kali ini Mahasiswa KKN UMD 311 kembali mengadakan pelatihan pengolahan sampah namun berfokus pada sampah anorganik yang diolah menjadi ecobrick. 

"Kami mengadakan pelatihan pengolahan sampah anorganik menjadi ecobrick ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai cara mengelola sampah secara berkelanjutan. Kegiatan ini tidak hanya fokus pada aspek teknis pembuatan ecobrick, tetapi juga mencakup aspek ekonomi dan bisnis yang berkaitan dengan produk ecobrick," kata Iqbal selaku penanggung jawab acara sekaligus Koordinator Desa KKN UMD 311.

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Dalam pelatihan ini, para mahasiswa didampingi oleh pemateri dari berbagai instansi yang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing. Dinas Lingkungan Hidup yang diwakili oleh Agus Supriyadi, berperan penting dalam kegiatan ini dengan memberikan materi berupa praktik langsung pembuatan ecobrick. Peserta pelatihan diajarkan langkah-langkah detail untuk mengubah sampah plastik menjadi ecobrick yang memiliki nilai guna tinggi. 

Selain itu, Bima Aji yang merupakan salah satu pengurus Himpunan Pengusaha Muda turut memberikan materi terkait branding dan marketing. Dalam sesi ini, peserta mendapatkan wawasan mengenai peluang bisnis yang dapat dikembangkan dari produk ecobrick. Materi ini penting untuk membantu masyarakat memahami bagaimana cara memasarkan ecobrick sebagai produk yang memiliki nilai jual, serta strategi branding yang efektif untuk menarik perhatian pasar.

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pelatihan ini juga dilengkapi dengan materi dari seorang dosen Universitas Jember yakni Agus Mahardiyanto, S.E., M.A. yang membahas tentang pengelolaan bisnis secara umum. Dalam sesi ini, peserta mendapatkan pengetahuan mengenai dasar-dasar manajemen bisnis, analisis pasar, dan potensi ekonomi dari pengelolaan sampah menjadi ecobrick. Materi ini diharapkan dapat membuka wawasan masyarakat mengenai berbagai peluang bisnis yang dapat dikembangkan dari sampah, khususnya ecobrick, serta bagaimana cara mengelola usaha tersebut agar dapat berkelanjutan.

"Lebih baik mewariskan mata air untuk generasi berikutnya daripada mewariskan air mata" kata Agus Mahardiyanto.

Kata tersebut bermakna bahwa walaupun sampah masih menjadi persoalan umum, namun sebagai masyarakat harus bisa bijak dalam mengatasi permasalahan sampah salah satunya melakukan pengolahan sampah menjadi ecobrick yang dapat diwariskan ke generasi berikutnya.

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Kegiatan pelatihan pengolahan sampah anorganik menjadi ecobrick ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, khususnya Karang Taruna dan Kelompok PKK, yang memiliki peran penting dalam komunitas. Karang Taruna sebagai organisasi pemuda memiliki semangat dan daya juang yang tinggi, sehingga diharapkan dapat menjadi pelopor dalam menggerakkan kegiatan-kegiatan positif di lingkungan mereka, termasuk dalam hal pengelolaan sampah. 

"Sebagai pemuda, kami merasa lebih termotivasi untuk berkontribusi dalam mengelola sampah di lingkungan kami. Ecobrick ini membuka mata kami bahwa sampah plastik yang biasanya dianggap masalah ternyata bisa menjadi solusi,"ucap Malik selaku ketua Karang Taruna.

Selain itu, kelompok PKK, yang umumnya dianggotai oleh ibu-ibu rumah tangga, juga memiliki peran strategis dalam pelatihan ini karena sering kali bertanggung jawab atas kebersihan dan pengelolaan rumah tangga, keterlibatan PKK dalam pelatihan ini memungkinkan mereka untuk menerapkan dan menyebarluaskan pengetahuan yang diperoleh kepada anggota keluarga dan masyarakat sekitar.

"Pelatihan ini sangat membuka wawasan kami tentang pentingnya mengelola sampah. Kami tidak hanya belajar cara membuat ecobrick, tetapi juga cara memasarkan produk tersebut. Ini sangat berguna untuk kesejahteraan keluarga dan kelestarian lingkungan," kata Bu Linda salah satu anggota Kelompok PKK.

Pelatihan ini diharapkan tidak hanya memberikan pengetahuan teknis kepada peserta, tetapi juga mengubah pola pikir masyarakat terhadap sampah. Dengan memahami bahwa sampah anorganik, seperti plastik, dapat diolah menjadi produk yang bernilai ekonomi seperti ecobrick, sehingga masyarakat diharapkan lebih termotivasi untuk mengelola sampah secara lebih bijak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun