Kegiatan pelatihan pengolahan sampah anorganik menjadi ecobrick ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, khususnya Karang Taruna dan Kelompok PKK, yang memiliki peran penting dalam komunitas. Karang Taruna sebagai organisasi pemuda memiliki semangat dan daya juang yang tinggi, sehingga diharapkan dapat menjadi pelopor dalam menggerakkan kegiatan-kegiatan positif di lingkungan mereka, termasuk dalam hal pengelolaan sampah.Â
"Sebagai pemuda, kami merasa lebih termotivasi untuk berkontribusi dalam mengelola sampah di lingkungan kami. Ecobrick ini membuka mata kami bahwa sampah plastik yang biasanya dianggap masalah ternyata bisa menjadi solusi,"ucap Malik selaku ketua Karang Taruna.
Selain itu, kelompok PKK, yang umumnya dianggotai oleh ibu-ibu rumah tangga, juga memiliki peran strategis dalam pelatihan ini karena sering kali bertanggung jawab atas kebersihan dan pengelolaan rumah tangga, keterlibatan PKK dalam pelatihan ini memungkinkan mereka untuk menerapkan dan menyebarluaskan pengetahuan yang diperoleh kepada anggota keluarga dan masyarakat sekitar.
"Pelatihan ini sangat membuka wawasan kami tentang pentingnya mengelola sampah. Kami tidak hanya belajar cara membuat ecobrick, tetapi juga cara memasarkan produk tersebut. Ini sangat berguna untuk kesejahteraan keluarga dan kelestarian lingkungan," kata Bu Linda salah satu anggota Kelompok PKK.
Pelatihan ini diharapkan tidak hanya memberikan pengetahuan teknis kepada peserta, tetapi juga mengubah pola pikir masyarakat terhadap sampah. Dengan memahami bahwa sampah anorganik, seperti plastik, dapat diolah menjadi produk yang bernilai ekonomi seperti ecobrick, sehingga masyarakat diharapkan lebih termotivasi untuk mengelola sampah secara lebih bijak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H