Mohon tunggu...
KKN 253 Desa Kedawung
KKN 253 Desa Kedawung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kelompok 253 KKN 2024 Desa Kedawung, Kec. Padang, Kab. Lumajang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengembangan Komunitas Perajut di Desa Kedawung, Mahasiswa KKN Unej Bangkitkan Potensi Ekonomi Kreatif di Tengah Desa Agraris

21 Agustus 2024   12:00 Diperbarui: 21 Agustus 2024   12:03 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Lumajang, 18 Agustus 2024 - Desa Kedawung, yang selama ini dikenal sebagai salah satu pusat produksi tebu di Kabupaten Lumajang, tengah memasuki babak baru dalam dinamika ekonominya. Desa yang sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup sebagai petani tebu ini mulai menonjolkan potensi baru di bidang ekonomi kreatif. Potensi ini muncul dari keterampilan yang dimiliki oleh ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam kelompok PKK, yang mahir dalam membuat kerajinan tangan dari bahan tali rajut dan tali kur, seperti tas, dompet, dan aksesoris lainnya.Kerajinan tangan ini sebenarnya telah lama menjadi bagian dari kehidupan ibu-ibu di Desa Kedawung. 

Mereka secara mandiri memproduksi dan memasarkan hasil karyanya, meskipun dalam skala yang terbatas. Namun, ketika pandemi COVID-19 melanda, kegiatan ini mulai mengalami penurunan drastis. Penurunan permintaan pasar yang signifikan menyebabkan aktivitas merajut ini perlahan-lahan ditinggalkan, membuat keterampilan yang sudah dimiliki menjadi kurang dimanfaatkan. Seiring dengan berlalunya masa pandemi, semangat untuk kembali menggiatkan kegiatan merajut ini muncul kembali, terutama setelah mendapatkan dukungan dari program KKN 253 Universitas Jember (UNEJ).

Melihat potensi yang terpendam ini, mahasiswa KKN 253 UNEJ merancang sebuah program kerja bertajuk Pengembangan Wirausaha Kreatif yang secara khusus berfokus pada pemberdayaan komunitas perajut. Program ini bertujuan untuk tidak hanya menghidupkan kembali kegiatan merajut yang sempat terhenti, tetapi juga mengorganisir para perajut dalam sebuah komunitas yang lebih terstruktur dan memiliki brand tersendiri, sehingga mampu bersaing di pasar yang lebih luas dan modern.

Program ini dimulai dengan serangkaian kegiatan yang dirancang secara sistematis. Pertemuan pertama diadakan sebagai pengantar bagi para perajut untuk mengenal lebih jauh tentang rencana program kerja yang akan dijalankan oleh mahasiswa KKN. Pertemuan ini dihadiri oleh puluhan ibu-ibu perajut yang menunjukkan antusiasme tinggi untuk kembali berkarya. Dalam pertemuan tersebut, mahasiswa KKN 253 UNEJ memaparkan visi dan misi program, yaitu membentuk komunitas perajut yang kuat dan berdaya saing, serta menciptakan produk-produk yang tidak hanya memiliki nilai estetik tetapi juga nilai ekonomis yang tinggi.

Para ibu-ibu perajut yang hadir pun aktif berpartisipasi dalam diskusi, memberikan masukan, dan berbagi pengalaman mereka selama ini dalam menjalankan usaha kerajinan. Mahasiswa KKN 253 UNEJ kemudian menjelaskan secara mendetail berbagai tahapan program yang akan dilakukan, termasuk pelatihan, pendampingan, serta strategi pemasaran yang akan diterapkan untuk memperkenalkan produk kerajinan dari Desa Kedawung ke pasar yang lebih luas.

Tahap berikutnya dari program ini berfokus pada pengembangan keterampilan dan pengetahuan para perajut terkait digitalisasi, brand marketing, dan manajemen usaha. Dalam kegiatan ini, mahasiswa KKN memberikan pelatihan intensif yang melibatkan penggunaan teknologi digital sebagai alat untuk mempromosikan produk, termasuk pemanfaatan media sosial, e-commerce, dan teknik pemasaran digital lainnya.

 Pelatihan ini dirancang agar para perajut mampu mengadaptasi diri dengan perkembangan pasar yang semakin mengarah ke digitalisasi. Materi yang disampaikan juga menekankan pentingnya membangun brand yang kuat, mulai dari pemilihan nama brand, desain logo, hingga strategi branding yang efektif untuk meningkatkan daya tarik produk di mata konsumen.

Diskusi dalam kegiatan ini berlangsung dengan sangat interaktif. Ibu-ibu perajut, yang sebelumnya belum begitu familiar dengan dunia digital, tampak antusias untuk belajar dan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pemasaran online. Mahasiswa KKN memberikan panduan step-by-step untuk memudahkan para perajut memahami konsep dan teknik-teknik yang diperkenalkan. Dengan bimbingan ini, diharapkan ibu-ibu perajut tidak hanya mampu memproduksi barang-barang berkualitas, tetapi juga memasarkan produknya dengan lebih efektif.

Setelah pelatihan, kegiatan dilanjutkan dengan pendampingan dalam pengembangan produk. Kegiatan ini melibatkan kolaborasi langsung antara mahasiswa KKN dan ibu-ibu perajut dalam menciptakan produk-produk baru yang sesuai dengan tren pasar. Para perajut diajak untuk mengeksplorasi berbagai desain dan warna yang saat ini sedang populer, sehingga produk yang dihasilkan memiliki daya tarik lebih di mata konsumen. Mahasiswa KKN juga memberikan masukan tentang kualitas produk, teknik produksi yang lebih efisien, serta bagaimana menciptakan diferensiasi produk agar mampu bersaing dengan produk sejenis di pasaran.

Antusiasme ibu-ibu perajut dalam kegiatan ini sangat terlihat. Mereka dengan penuh semangat mulai merajut berbagai produk seperti gantungan kunci, dompet kecil, dan tas dengan desain-desain baru yang lebih modern dan sesuai dengan selera pasar. Selain itu, para perajut juga diajarkan tentang pentingnya menjaga konsistensi kualitas dan keunikan produk agar brand yang dibangun dapat memiliki identitas yang kuat di pasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun