Stunting disebabkan oleh kurang gizi kronis yang terjadi dalam 1000 hari kehidupan. Gizi buruk pada balita merupakan salah satu permasalahan pokok bangsa Indonesia karena berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia yang ditandai dengan tinggi badan yang tidak sesuai dengan umur.
Stunting disebabkan oleh beberapa hal diantaranya sebagai berikut: yang pertama, asupan gizi yang kurang pada saat 1000 hari pertama kehidupan anak, yaitu ketika anak masih dalam kandungan sampai dengan anak berusia 2 tahun. Penyebab kedua yaitu kurangnya asupan protein yang diterima oleh anak. Penyebab ketiga dari stunting ini adalah dikarenakan pada masa kehamilan, melahirkan, menyusui, dan pemberian MPASI, anak tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup.
Kemenkes RI dalam hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menempatkan Jember sebagai daerah dengan prevalensi balita stunting tertinggi se-Jawa Timur dengan persentase mencapai 34,9 persen. Meski ada penurunan angka stunting secara bertahap di Jember, terutama angka stunting di Desa Jambearum yang sudah ditangani dengan sangat baik, akan tetapi penanganan stunting harus tetap menjadi perhatian bersama.Â
Oleh karena itu, mahasiswa KKN Kolaboratif 23 bekerjasama dengan pemerintah Desa Jambearum untuk melakukan kegiatan sosialisasi dan penyuluhan pencegahan stunting untuk memberikan dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang stunting, penyebab, dan cara pencegahannya, serta dapat mengajak masyarakat untuk memulai hidup sehat. Dan diakhir kegiatan penyuluhan, KKN Kolaboratif 23 melakukan demonstrasi pembuatan puding kelor  untuk mencegah stunting.
Daun kelor ini mempunyai berbagai manfaat, salah satunya sangat bagus untuk pencegahan stunting pada ibu hamil dan anak usia dini, hal ini masyarakat juga dapat mencoba membuatnya dari rumah. Daun kelor dikenal kaya akan nutrisi, termasuk protein, kalsium, zat besi, dan vitamin A. Dengan mengolah daun kelor menjadi puding, dapat menciptakan makanan yang lezat serta menarik bagi anak-anak, sekaligus memastikan asupan gizi yang cukup. Selain itu, puding daun kelor juga dapat menjadi cara yang kreatif untuk memperkenalkan makanan sehat kepada anak-anak dan ibu hamil, sehingga membantu membangun kebiasaan makan yang baik sejak dini.
Penyuluhan Stunting dan Demonstrasi cara memasak puding kelor dilakukan oleh tim KKN yang beranggotakan Muhammad lukman hakim, Musfirotun Hasanah, Zahrotul Mutiah, Linda Oktavia, Mukandar Idris, Gabriella Ananada Wibyantri, Dinda Febri Putri Thaher, Betha Nafisatu Afkarina, Luluk Azizah, Ika Nur Khasanah, Abdullah Rofi, Mohammad Zidan Nabil, Alfiya Nurul Izza, Rika Nurjannah, Sabrina Rahma Putri, dan Citra Oktaviani Amelia dengan Dosen Pembimbing Lapangan Junianto Fitriyadi, S.Kep., Ns., M.Kep selaku pemateri penyuluhan bertempat di Perpustakaan Desa Jambearum dan dilaksanakan bersama kader kesehatan dengan audiens yaitu calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui yang menjadi sasaran program tersebut. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 09 Agustus 2024 Â pada pukul 14.0015.00 WIB. Setelah pudding siap dinikmati, puding kelor dibagikan ke ibu yang memiliki balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H