Jampit, Bondowoso – Tradisi ruwat Dusun Krepekan selalu diselenggarakan untuk menolak semua mara bahaya yang ada. Tradisi ruwat dusun merupakan salah satu amanat yang diberikan oleh sesepuh yakni Mbah Parto. Mbah Parto adalah sesepuh yang sudah membabat atau membuka lahan untuk dijadikan pedesaan di Kecamata Ijen, Bondowoso. Mbah Parto memberikan amanat agar setiap bulan suro menyelenggarakan ruwat desa atau dusun di hari selasa atau sabtu.
Acara ruwat dusun dilakukan selama satu hari. Dua kegiatan yang dilakukan dalam sehari, yaitu berdoa bersama disetiap sumber mata air yang mengaliri Dusun Krepekan dan di jalan tengah Dusun Krepekan. Terdapat 3 sumber mata air yang mengaliri Dusun Krepekan. Sumber yang pertama berada di bawah pemukiman Dusun Krepekan. Untuk sampai ke sumber mata air pertama harus menuruni Dusun tersebut. Sumber yang kedua berada di Gunung Merasuk sebelah barat Dusun Melaten. Dan sumber ketiga berada di Dusun Jampit yang disebut Sumber Tancak. Lalu tempat yang digunakan untuk melakukan doa bersama dan atraksi canmacanan, yaitu di jalan tengah Dusun Krepekan.
"Do'a bersama dan atraksi canmacanan dulu pernah dipindahkan tidak di jalan tengah, tapi banyak kejadian yang tidak diduga saat acara dimulai. Banyak yang kesurupan ditengah acara nduk," ujar Pak Nawari, tokoh masyarakat Dusun Krepekan, Desa Jampit, Kecamatan Ijen, Bondowoso pada Rabu (2/8/2023) malam.
Tradisi Ruwat Dusun yang ada di Krepekan memiliki beberapa keunikan yakni adanya sesajen dan atraksi canmacanan. Sesajen yang harus disiapkan ada 2 macam, yaitu di sumber mata air dan di jalan tengah dusun Krepekan. Untuk sesajen sumber mata air, harus memotong kambing jantan terutama warna hitam (yang disembelih dan di masak di sumber mata air tersebut). Sesajen yang di jalan tengah dusun memiliki beberapa isi yakni rokok pepet atau rokok yang dibuat sendiri dari kulit jagung, kopi pahit dan manis, minuman temu lawak, ketupat, lepet, dan sambalnya, dan jajan 7 macam (berbeda warna).