Mohon tunggu...
KKN 23JAMPIT
KKN 23JAMPIT Mohon Tunggu... Jurnalis - Universitas Jember

Kelompok 23 beranggotakan M. Rosyid Iqbal Haqiqi, Deviatul Indah Pramadhani, Endang Pertiwi, Biramaya Harsi Maharani, Valentino Dimas Adi Nugroho, Malika Bulqis, Hafidya Salima, Dwiyen Aditya Prayogi, Wiwin Widyawati, Wardatul Jannah, Alfath Royan Santoso, dan Christopher Leonardo Andikajaya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Atasi Permasalahan Unit Usaha Pembibitan, KKN 23 Adakan Pelatihan Pembuatan J-choderma dan Bio-Pit

24 Agustus 2023   09:08 Diperbarui: 24 Agustus 2023   09:25 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa KKN 23 berfoto bersama Pengurus Unit Usaha Pembibitan BUMDes Paprika di Tempat Pembibitan pada Senin (14/08/2023) pagi.

Jampit, Bondowoso – Desa Jampit yang terletak di Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur merupakan desa yang berdiri di kaki gunung Ijen. Berada di ketinggian 1354 mdpl, suhu rata-rata di Desa Jampit berkisar antara 16°C - 18°C pada siang hari, sedangkan malam hari bisa mencapai 10°C. Suhu yang dibawah rata-rata suhu negara tropis menjadikan Desa Jampit memiliki komoditas pertanian berupa kentang, kopi, cabai, kubis, dan wortel yang cocok hidup di suhu rendah dataran tinggi. Komoditas terbesar di Desa Jampit adalah kopi yang dikelola oleh PTPN XII, sedangkan komoditas lainnya seperti kentang, cabai, kubis, dan wortel dikelola secara perorangan oleh masyarakat desa setempat. 

Tidak ketinggalan, BUMDes Paprika Desa Jampit juga turut mengelola hasil pertanian berupa pembibitan kubis dan cabai. Meskipun komoditas yang dibudidayakan merupakan komoditas yang cocok hidup di dataran tinggi, pembibitan kubis dan cabai yang dikelola salah satu unit usaha BUMDes Paprika di Dusun Jampit ini tidak terhindar dari berbagai permasalahan seputar pertanian. 

Permasalahan yang dihadapi oleh unit usaha pembibitan BUMDes Paprika ini adalah penyakit embun tepung. Penyakit embun tepung sendiri merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur Erysiphaceae sp. dengan karakteristik berupa tampakan putih seperti bubuk/tepung pada daun tanaman. 

Embun tepung yang menyerang daun tanaman menyebabkan terganggunya proses fotosintesis. Fotosintesis pada tanaman merupakan satu-satunya cara bagi tanaman untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk bertahan hidup. Apabila proses fotosintesis terganggu, maka tanaman akan kelaparan dan pada akhirnya bisa menyebabkan kematian tanaman. Penyakit embun tepung paling sering terjadi pada saat masa tunas baru, terutama pada daun muda. Penyakit ini dapat menyebar melalui udara dan cenderung menyerang tanaman yang berada di daerah dengan tingkat kelembaban tinggi seperti di Dusun Jampit.

Menanggapi permasalahan yang terjadi pada unit usaha pembibitan ini sekaligus bentuk tindak lanjut dari kegiatan “Pengkapasitasan Pengurus dan Optimalisasi BUMDes dalam Meningkatkan PADes” yang digelar pada Jum’at (04/08/2023) lalu, kelompok 23 KKN UNEJ menghadirkan solusi yang dapat membantu mengatasi permasalahan tersebut. Diinisiasi oleh Wardatul Jannah, mahasiswi Fakultas Pertanian UNEJ, kelompok 23 KKN UNEJ mengadakan pelatihan pembuatan fungisida biologis menggunakan spesies jamur yang tumbuh secara kompetitif terhadap jamur Erysiphaceae sp. yaitu Trichoderma sp. 

Pelatihan ini ditujukan untuk pengurus unit usaha pembibitan BUMDes dengan harapan BUMDes Paprika mampu secara mandiri membiakkan jamur Trichoderma sp. Jamur Trichoderma sp. tumbuh dengan mengambil nutrisi dan mengambil tempat tumbuh jamur patogen seperti Erysiphaceae sp. sehingga menghambat pertumbuhan jamur patogen dan mengontrol timbulnya penyakit jamur tanaman. Trichoderma sp. merupakan jamur yang sering tumbuh pada nasi, dengan ciri-ciri jamur yang berwarna hijau. Mengusung nama produk “J-choderma”, gabungan dari kata “Jampit” dan “Trichoderma”, KKN 23 UNEJ membranding fungisida biologis dengan harapan menekankan identitas Desa yang menaungi program kerja kelompok 23 KKN UNEJ.

Pelatihan pembuatan J-choderma dilaksanakan di tempat pembibitan di Dusun Jampit pada hari Senin (14/08/2023). Pelatihan dihadiri oleh pengurus unit usaha pembibitan, diawali dengan penyampaian materi dasar seputar jamur Trichoderma sp., kegunaan serta cara pengaplikasiannya kemudian dilanjutkan dengan praktik pembuatan J-choderma. Cara membuat J-choderma adalah dengan menumbuhkan jamur Trichoderma sp. terlebih dahulu sebagai bibit. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk menumbuhkan jamur Trichoderma sp. adalah kardus kosong, lakban, tanah bambu, nasi, dan daun daun bambu kering. 

Wardatul Jannah menjelaskan materi J-choderma kepada pengurus unit usaha pembibitan BUMDes Paprika pada Senin (14/08/2023) pagi
Wardatul Jannah menjelaskan materi J-choderma kepada pengurus unit usaha pembibitan BUMDes Paprika pada Senin (14/08/2023) pagi

Cara menumbuhkannya adalah dengan menyiapkan wadah, kemudian ditaburkan tanah bambu secara merata pada seluruh bagian dasar kardus, kemudian diatasnya letakkan daun bambu kering sampai memenuhi seluruh permukaan tanah bambu. Nasi yang sudah dikepal bulat-bulat diletakkan diatas daun bambu kering, kemudian ditumpuk lagi dengan daun bambu kering. Setelah itu tutup rapat kardus menggunakan lakban, dan letakkan kardus di tempat yang lembab dan terhindar dari sinar matahari. Setelah didiamkan selama 5-7 hari, nasi akan ditumbuhi jamur Trichoderma sp. yang berwarna kehijauan. Bibit Trichoderma sp. kemudian diperbanyak dengan cara mengambil jamur berwarna hijau pada nasi menggunakan cotton bud kemudian dioleskan pada nasi yang diletakkan dalam wadah tertutup. Diamkan lagi selama 5-7 hari, maka jamur Trichoderma sp. akan bertambah banyak. Proses ini dapat diulang sesuai kebutuhan.

Pengaplikasian J-choderma dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara padat dan cara cair. Cara padat dilakukan dengan mengoleskan langsung bibit Trichoderma sp. ke tanah bibit kubis dan cabai, namun cara ini kurang efektif apabila terdapat bibit kubis dan cabai dalam jumlah yang banyak.

Cara yang efektif untuk lahan yang luas adalah dengan cara cair. Cara cair dilakukan dengan membiakkan Trichoderma sp. pada media cair yaitu campuran molase, air leri, dan jamur trichoderma kemudian difermentasi selama 7 hari. Setelah 7 hari akan didapatkan J-choderma cair, untuk penyemprotan dilakukan dengan mencampur J-choderma cair dan air dengan perbandingan 1 : 10, lalu semprotkan secara merata pada seluruh bibit tanaman. J-choderma diusulkan menjadi solusi dari permasalahan pembibitan dikarenakan pembuatan dan pengaplikasiannya cukup mudah, murah, dan terjangkau.

Selain permasalahan penyakit embun tepung, adapun permasalahan unit usaha pembibitan lain yakni masalah nutrisi dan pengairan yang kurang untuk bibitnya. Wardatul Jannah juga menginisiasi pelatihan pembuatan Biopot. Pelatihan ini juga dilaksanakan bersamaan dengan pelatihan pembuatan J-choderma, yakni pada Senin (14/08/2023). 

Biopot ini merupakan pot media semai pengganti Polybag yang ramah lingkungan. Bahan baku yang dipilih untuk pembuatan biopot oleh kelompok 23 KKN UNEJ adalah pelepah pisang. Alasannya, pelepah pisang mudah didapat, mempunyai serat yang kuat, mengandung nitrogen yang bermanfaat bagi tanaman, dan yang paling penting adalah ramah lingkungan. Dengan begitu, pertumbuhan tanaman diharapkan akan lebih baik dan subur. 

Kelompok 23 KKN UNEJ membranding biopot dengan nama “Bio-Pit”, gabungan “Biopot” dan “Jampit” dengan harapan yang sama dengan “J-choderma”, yaitu menekankan identitas Desa yang menaungi program kerja kelompok 23 KKN UNEJ. Alur pelatihan Bio-Pit juga kurang lebih sama dengan J-choderma, yakni penyampaian materi dasar mengenai biopot dan kegunaannya dilanjutkan dengan alasan pemilihan bahan baku pelepah pisang, kemudian diteruskan dengan  dengan praktik pembuatan Bio-Pit. 

Malika Bulqis (kiri) & Wardatul Jannah (kanan) mempraktikkan pembuatan Bio-Pit pada Senin (14/08/2023) pagi
Malika Bulqis (kiri) & Wardatul Jannah (kanan) mempraktikkan pembuatan Bio-Pit pada Senin (14/08/2023) pagi

Praktik pembuatan Bio-Pit cukup mudah, hanya dengan 4 langkah. Pertama, cacah pelepah pisang menjadi potongan kecil kemudian diblender untuk mendapatkan seratnya. Kemudian serat tadi dijemur sampai kering. Setelah kering, serat dicampurkan dengan tepung kanji, tambahkan air secukupnya. Adonan serat dan tepung kanji dicetak dalam wadah kecil sesuai keinginan lalu jemur agar mengeras. Setelah mengeras, Bio-Pit bisa langsung digunakan.

“Saya sangat berterima kasih dengan adik-adik KKN karena telah memberikan inovasi solusi untuk permasalahan pembibitan ini. Nanti akan saya praktikkan sendiri, kalau sudah jadi akan saya laporkan ke adik-adik,” ujar Pak Fita, salah satu pengurus unit usaha pembibitan pada Senin (14/08/2023) pagi.

M. Rosyid Iqbal H. (kiri) & Dwiyen Aditya P. (kanan) bersama pengurus unit usaha pembibitan pada Senin (14/08/2023)
M. Rosyid Iqbal H. (kiri) & Dwiyen Aditya P. (kanan) bersama pengurus unit usaha pembibitan pada Senin (14/08/2023)

Malika Bulqis (kiri) & Wardatul Jannah (kanan) bersama pengurus unit usaha pembibitan pada Senin (14/08/2023)
Malika Bulqis (kiri) & Wardatul Jannah (kanan) bersama pengurus unit usaha pembibitan pada Senin (14/08/2023)

Harapannya dengan adanya pelatihan ini bisa membantu menangani permasalahan BUMDes Paprika tepatnya pada unit usaha pembibitan. Jika permasalahan tersebut bisa diatasi, tentunya akan berimbas sangat baik untuk unit usaha pembibitan itu sendiri. Pemasarannya diharapkan akan lebih baik, dengan begitu BUMDes Paprika akan dapat merealisasikan PADes sesuai dengan yang diharapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun