Kabupaten Jember saat ini sedang melaksanakan KKN Kolaboratif #3. Tahun ini, KKN Kolaboratif diikuti oleh belasan kampus sekitar Jember maupun luar Jember. Bupati Jember, Ir. H. Hendy Siswanto, S. T., IPU., ASEAN Eng., dalam pidatonya (22/7/2024) menyatakan bahwa KKN Kolaboratif #3 ini merupakan KKN kolaborasi dengan jumlah peserta terbanyak sedunia. KKN Kolaboratif #3 terdiri atas ratusan kelompok yang disebar ke seluruh desa di Kabupaten Jember. KKN Kolaboratif #3 mengusung beberapa tema, seperti stunting, sanitasi, wirausaha, wisata, ketahanan pangan, bahkan tema lingkungan.
Salah satu kelompok KKN Kolaboratif tahun ini adalah kelompok KKN 222 Desa Sugerkidul, Kecamatan Jelbuk. Kelompok ini terdiri atas 16 mahasiswa gabungan dari tujuh Universitas di Kabupaten Jember. Universitas tersebut antara lain Universitas Jember, Universitas dr. Soebandi, Universitas PGRI Argopuro Jember, Institut Agama Islam Al Qodiri, Universitas Muhammadiyah Jember, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Ahmad Shidiq Jember, dan Universitas Islam Jember. Kelompok ini dibimbing oleh Denok Risky Ayu Paramita, M. Si, seorang Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dari Politeknik Kesehatan Jember.
Pada minggu pertama penerjunan, kelompok KKN 222 melakukan profiling Desa Sugerkidul. Desa Sugerkidul merupakan salah satu desa di Kecamatan Jelbuk, Kecamatan di wilayah utara Kabupaten Jember. Wilayah Desa Sugerkidul merupakan daerah perbukitan. Desa ini terdiri dari empat dusun, yaitu Dusun Krajan Barat, Krajan Timur, Lojajar, dan Kebun. Desa ini dipimpin oleh Bapak Ahmad Musemil selaku Kepala Desa. Jumlah penduduk Desa Sugerkidul mencapai 4.273 jiwa, dengan mayoritas mata pencahariannya adalah sebagai petani. Desa Sugerkidul ini terkenal dengan durian yang selalu ada tiap tahun, sehingga memiliki julukan Desa Durian Nusantara. Â
Mahasiswa melakukan survey untuk mencari permasalahan dan potensi Desa Sugerkidul di seluruh dusun. Survey tersebut antara lain dilakukan pada perangkat desa, bidan desa, kepala dusun, kader posyandu, warga, dan UMKM sekitar desa, misalnya pande besi, tempat pembuatan kerupuk rambak, dan tempat pembuatan kerupuk gadung. Selain itu, survey juga dilakukan pada bidan desa sehingga didapatkan bahwa kasus stunting di Desa Sugerkidul mencapai 25 kasus.
Kegiatan profiling desa ini dilengkapi dengan pembuatan video profil desa. Video profil desa berisi tentang segala hal menarik yang ada di Desa Sugerkidul, misalnya sarana, prasarana, dan potensi-potensi yang ada di penjuru Desa Sugerkidul. Salah satu potensi yang disorot dalam video ini adalah pande besi. Pande besi merupakan UMKM tradisional yang membuat alat-alat besi, misalnya pisau dan golok, secara tradisional. Selain pande besi, video profil Desa Sugerkidul juga menyorot hal-hal menarik lainnya. Video buatan kelompok KKN 222 ini diunggah di kanal Youtube agar bisa ditonton oleh semua orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H