Desa Talkandang, Kabupaten Situbondo merupakan daerah yang mayoritas penduduknya adalah peternak. Peternak di desa ini biasanya membuang kotoran ternaknya di sungai dan di sekitar kandang yang dekat dengan rumah warga. Akibatnya lingkungan menjadi kotor dan bau, termasuk juga aliran sungai menjadi keruh. Hal ini juga dirasakan oleh salah satu warga yang terkena dampaknya.
"Dari dulu memang banyak yang membuang kotoran ternaknya di sungai dan di sekitar rumah warga, ada juga yang dijual dengan harga 1 karung hanya Rp 1.000, tapi ini jarang karena harga jualnya murah." tutur Bapak Ahmadi selaku Kepala Dusun yang merasakan dampaknya. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut, kami kelompok KKN 217 Universitas Jember melakukan pendampingan pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi.
Pendampingan ini diharapkan dapat mengurangi limbah dan meningkatkan kesejahteraan warga sekitar melalui pemasaran pupuk hasil  produksi sendiri. Pendampingan awal telah dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2024 dan diikuti oleh 15 warga. Pada pendampingan ini kami mengundang Bapak Rebus Susanto selaku pemilik usaha produsen pupuk organik yang ada di Kabupaten Situbondo sebagai pemateri. Bapak Rebus mengajarkan tentang pembuatan pupuk organik sekaligus memberikan arahan pada praktik pembuatannya.
Selanjutnya dilakukan pendampingan kedua dimana beberapa warga membuat pupuk sendiri dengan didampingi oleh kami. Kemudian hasil produksi pupuk milik warga dijual dan dititipkan kepada mitra yang telah bekerjasama dengan kami. Harga jual pupuk adalah Rp 8.000 dalam satu kemasan dengan berat 5 Kilogram dan saat ini sudah terjual 75 Kilogram. Program ini diharapkan dapat terus berlanjut untuk membuka lapangan pekerjaan bagi warga setempat dan mengurangi limbah di lingkungan sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H