Hama merupakan organisme yang menyerang tanaman untuk mengganggu pertumbuhan dan perkembangaanya. Adanya hama dapat menimbukan kerusakan secara fisik yang dapat menyebabkan kerugian dalam pertanian. Serangga dikatakan hama apabila serangga tersebut mengurangi kualitas dan kuantitas hasil pertanian atau panen, dll.
Pada pertanian tanaman cabai milik mas Budi yang berlokasi di Dukuh Bleki, Desa Mertan mengalami kerusakan tanaman, terlihat dari daun-daunnya yang layu dan kulit buahnya timbul bercak hitam yang disebabkan oleh hama (serangga) diantara lain yaitu lalat buah, wereng, tungau, dll. Selama ini mas Budi menggunakan cairan insektisida untuk memusnahkan hama yang ada pada tanamanya dengan melakukan penyemprotan 3 hari sekali.
Mahasiswa KKN Tim II Undip, Farrel Al Farisy, Â mensosialisasikan inovasi alat perangkap hama kepada petani cabai tersebut. Selain itu, Farrel juga memberikan sebuah modul yang berisikan komponen yang digunakan serta cara pembuatannya, dengan itu harapannya petani tersebut dapat menerapkan dan bisa membantu mengendalikan hama yang ada pada tanaman cabai mas Budi. Selain itu, ilmu yang didapat-pun bisa di kembangkan atau disebarluaskan kepada petani-petani lainnya.
Alat perangkap hama tersebut memanfaatkan teknologi pada saat ini, yaitu penggunaan panel surya mini untuk membantu pengecasan catu daya (baterai). Panel surya akan menerima panas/sinar matahari untuk dikonversi menjadi energi listrik. Lampu (LED) yang digunakan juga akan menyala otomatis tanpa menggunakan saklar atau bantuan manusia, lampu akan menyala pada saat matahari terbenam dan mati saat matahari terbit. Lampu (LED) yang digunakan yaitu berwarna ungu (Ultraviolet) dikarenakan lampu ultraviolet memiliki tingkat keberhasilan lebih tinggi untuk menarik hama dari warna lampu lainnya.
Alat perangkap hama yang dibuat oleh Mahasiswa KKN Tim II Undip diserahkan kepada mas Budi pada tanggal 6 Agustus 2023. Alat tersebut langsung dipasang di tengah pertanian tanaman cabai mas Budi. Petani tersebut berharap alat perangkap hama dengan memanfaatkan teknologi bisa menjadi salah satu solusi untuk pertanian di Desa Mertan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H