Petulo adalah salah satu produk khas Desa Lembengan, Kecamatan Ledokombo yang menjadi ikon desa. Petulo umumnya yang kita tahu adalah salah satu jenis jajanan pasar dengan rasa manis dan tekstur yang lembut. Kue petulo adalah salah satu kue khas tradisional yang terbuat dari bahan dasar tepung beras, santan, pewarna, dan bahan yang lain-nya. Berikut adalah bentuk kue petulo yang biasanya kita temukan di pasaran.
Namun, ciri khas petulo yang terdapat di Desa Lembengan berupa petulo yang sudah dikeringkan sehingga berbentuk kerupuk petulo yang siap di goreng. Ciri khas lainnya yaitu adanya varian rasa yang berbeda dari petulo pada umumnya. Salah satu varian rasa petulo tersebut berasal dari bahan alami seperti terasi dan bawang. Â Kelebihan petulo kering adalah memiliki rentan waktu penyimpanan lebih lama dibandingkan dengan petulo umumnya. Oleh karena itu, para pembuat petulo di Desa Lembengan biasanya membuat petulo hampir setiap hari, kemudian petulo kering dikumpulkan dan dijual kepada tengkulak dalam jumlah banyak.
Pada tanggal 1 Agustus 2022, kelompok 194 mengunjungi salah satu pengusaha petulo yang sudah cukup lama menjalani bisnis tersebut. Pengusaha Petulo tersebut bernama Pak Yudi. Beliau sudah memperkerjakan beberapa ibu rumah tangga di sekitar rumahnya bahkan mempekerjakan ibu rumah tangga dari Desa sebelah, yang tentunya dapat memberikan peluang kerja bagi ibu-ibu di sekitarnya. Berikut dokumentasi kunjungan kelompok 194 ke rumah Pak Yudi.
Pak Yudi merupakan salah satu pembuat petulo yang konsisten dan mampu mengembangkan bisnisnya dengan baik. Salah satu pengembangan yang beliau lakukan yaitu dengan cara memberikan varian rasa yang berbeda pada petulo yang diproduksinya sehingga memiliki daya tarik tersendiri, varian rasa yang digunakan pak Yudi yaitu terasi dan bawang.
Proses pembuatan kerupuk petulo diawali dengan menyiapkan bahan seperti beras, tepung tapioka, terasi, bawang putih, dan garam. Selanjutnya menggiling beras menjadi tepung beras. Menurut Pak Yudi, menggiling beras menjadi tepung beras bertujuan untuk menekan biaya produksi kerupuk petulo. Langkah berikutnya mengukus tepung beras selama 2 jam. Tepung beras yang sudah dikukus selanjutnya dicampur dengan terasi atau bawang putih, garam dan diuleni menggunakan air panas
 Â
(Ilustrasi proses pembuatan kerupuk petulo hingga kering.)
serta ditambahkan tepung tapioka. Setelah diuleni hingga tercampur, kemudian adonan dicetak. Hasil petulo yang sudah dicetak kemudian di kukus hingga matang. Petulo yang sudah dikukus, selanjutnya disusun pada papan-papan anyaman bambu, kemudian dijemur hingga kering. Setelah kering kerupuk petulo dipacking dan siap untuk didistribusikan. Harapan Pak Yudi sendiri terhadap bisnis kerupuk petulo miliknya yaitu, pesanan tidak hanya ramai pada hari besar seperti hari raya idul fitri ataupun maulid Nabi Besar Muhammad SAW, tetapi juga dapat didistribusikan ke toko-toko usaha lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H