Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaboratif kelompok 191 yang bertugas di Desa Sumberbulus, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, telah melakukan inovasi dalam pemanfaatan limbah kulit kopi dan kotoran kambing sebagai pupuk organik untuk tanaman sayuran.
Program ini lahir dari kondisi di Desa Sumberbulus terhadap limbah kulit kopi yang melimpah, mengingat Desa Sumberbulus merupakan salah satu penghasil kopi yang cukup besar di Kabupaten Jember. Di sisi lain, banyaknya peternakan kambing di desa ini juga menghasilkan kotoran yang seringkali belum dimanfaatkan secara optimal.
Mahasiswa KKN kelompok 191, dengan bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), menginisiasi pembuatan pupuk organik dengan mencampurkan limbah kulit kopi dan kotoran kambing. Proses pembuatan pupuk ini dilakukan melalui teknik fermentasi, di mana limbah kulit kopi dan kotoran kambing dicampur dan didiamkan selama beberapa hari hingga proses dekomposisi terjadi.
"Pupuk organik dari campuran limbah kulit kopi dan kotoran kambing ini terbukti memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk tanaman sayuran, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, yang penting untuk pertumbuhan tanaman," ujar salah satu mahasiswa KKN Posko 191.
Hasil uji coba penggunaan pupuk organik ini pada tanaman sayuran, seperti bayam, kangkung, dan cabai, menunjukkan pertumbuhan yang lebih subur dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia. Selain itu, pupuk organik ini juga lebih ramah lingkungan dan ekonomis, mengingat bahan bakunya tersedia melimpah di sekitar desa.
Dengan adanya program ini, mahasiswa KKN Posko 191 tidak hanya membantu mengatasi masalah limbah, tetapi juga berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat desa melalui pertanian yang lebih berkelanjutan. Program ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengoptimalkan sumber daya lokal untuk keperluan pertanian.
Program pemanfaatan limbah kulit kopi dan kotoran kambing sebagai pupuk tanaman sayuran oleh mahasiswa KKN Posko 191 di Desa Sumberbulus, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, menjadi bukti nyata bahwa inovasi sederhana yang berbasis pada potensi lokal dapat memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat. Semoga inisiatif ini terus berlanjut dan berkembang ke depannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H