Kolaboratif kelompok 191 di Desa Sumberbulus, Kec. Ledokombo mengadakan sosialisasi Pencegahan Balita beresiko Stunting melalui MPASI. Â Acara ini bertujuan untuk memberikan inovasi dan pemahaman tentang pentingnya pencegahan balita beresiko stunting di desa Sumberbulus. Kegiatan ini dilaksanakan di Kantor Desa Sumberbulus pada sabtu pagi di tanggal 3 Agustus 2024. Acara ini melibatkan Tenaga Kesehatan, Kader Posyandu, ibu hamil, serta balita yang beresiko stunting.
Mahasiswa KKNPada acara ini terdapat materi tentang dampak stunting, ciri-ciri stunting beserta cara pencegahan stunting. Acara ini dilaksanakan karena didesa sumberbulus angka stunting sebanyak 81 balita yang terdampak stunting. Hanya saja, angka tersebut di bawah standar rujukan pemerintah, namun pemerintah menginginkan untuk mencapai angka 0. Maka dari itu, mahasiswa KKN Kolaboratif 191 memberikan edukasi serta inovasi dari sumber pangan  bergizi yang ada di desa sumberbulus. Mahasiswa KKN Kolaboratif 191 mengembangkan sumber pangan yaitu sayur bayam menjadi produk sehat yang berjangka panjang dan bermanfaat untuk pencegahan stunting.
Sayur Bayam  merupakan salah satu sayuran yang masih jarang dimanfaatkan oleh warga. Bayam merupakan sayuran berdaun hijau yang dianggap sangat sehat karena sarat akan nutrisi dan antioksidan. Bayam mentah sebanyak 100 gram mengandung 23 kalori, 91 persen air, 2,9 gram protein, 3,6 karbohidrat, 0,4 gram gula, 2,2 gram serat, dan 0,4 gram lemak. Hal tersebut sangat berperan penting untuk pertumbuhan anak-anak sehingga mempengaruhi penurunan angka stunting di desa Sumberbulus. Maka dari itu, Mahasiswa KKN Kolaboratif 191 menyadari untuk memanfaatkan sayuran bayam sebaik mungkin.
Pada sesi kedua yaitu, Demonstrasi Pembuatan MPASI Puding Bayam. Pada sesi ini mahasiswa KKN Kolaboratif 191 mempraktekkan cara membuat puding bayam. Serta mengkonsumsi hasil praktek pembuatan puding bayam. Alhamdulillah sekali bahwa puding bayam bisa diterima oleh ibu hamil dan balita yang sudah hadir pada acara tersebut. Bisa kita simpulkan bahwa sayur bayam tidak hanya dapat dijadikan makanan pendamping nasi, akan tetapi bisa kita jadikan makanan ringan. Sehingga balita yang tidak suka terhadap sayuran bisa di kreasikan melalui puding bayam.
Antusiasme dan rasa ingin tahu peserta yang tinggi menunjukkan bahwa sosialisasi pembuatan MPASI Puding Bayam telah berhasil menarik perhatian dan minat masyarakat. Fatim, salah satu peserta menyatakan, "Dari sosialisasi pembuatan MPASI puding bayam ini saya menjadi lebih mengetahui manfaat yang terkandung dalam sayur bayam khususnya untuk ibu hamil dan balita untuk pencegahan stunting." Kegiatan KKN Kolaboratif 191 ini menjadi contoh nyata sinergi antara pendidikan dan pengabdian masyarakat dapat berkolaborasi untuk menuju desa yang bebas dengan permasalahan stunting, khususnya di Desa Sumberbulus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H