Mohon tunggu...
KKN 191LEMPENI
KKN 191LEMPENI Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Jember

KKN 191 merupakan kelompok kuliah kerja nyata dari Universitas Jember Periode II tahun 2023. Lokasi KKN kelompok ini adalah di Desa Lempeni, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang. Bentuk publikasi kami merupakan beberapa bagian dari banyaknya program kerja yang kami jalankan selama periode KKN (12 Juli - 21 Agustus 2023).

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peduli Lingkungan, Mahasiswa KKN UNEJ Ajak Masyarakat Lempeni Dirikan Bank Sampah dan Produksi Pupuk

11 Agustus 2023   14:27 Diperbarui: 11 Agustus 2023   14:41 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sosialisasi dan Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos pada Gabungan Kelompok Tani Lempeni)/Dokumentasi Pribadi

Sampah merupakan benda yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia sehingga. Sampah identik dengan hal yang kotor, menjijikkan, dan juga penyakit. Masyarakat memiliki berbagai cara untuk membersihkan lingkungan dari sampah, ada yang dibakar, dikubur, ataupun dibuang begitu saja. Jika dibiarkan begitu saja, sampah tentunya akan mengganggu kenyamanan, kebersihan, dan juga kesehatan masyarakat itu sendiri. Binatang dan tumbuhan tidak jarang terkena dampak negatifnya.Salah satu cara yang paling sering dipakai masyarakat dalam menangani sampah adalah dibuang ke TPS hingga TPA.

TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) merupakan tempat yang berisi gunungan sampah karena hampir semua sampah dari masyarakat disalurkan di tempat ini. Salah satu TPA yang ada di Jawa Timur yaitu TPA yang berlokasi Dusun Kalipancing, Desa Lempeni, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. TPA ini berada di bawah pengelolaan DLH Kabupaten Lumajang dan sudah cukup terkenal dikalangan pemerhati lingkungan dan juga mahasiswa yang menjadikannya sebagai bahan penelitian. "TPA ini sudah dioperasionalkan sejak tahun 2016 lalu" kata Heru (34) selaku ketua Karang Taruna Lempeni. TPA Lempeni sudah berjalan sejak 2016 kemudian menjadi percontohan di Indonesia pada tahun 2019. TPA Lempeni ini sudah menerapkan sanitary landfill, yang merupakan pembuangan sampah di atas tanah yang dipadatkan setiap hari akhir jam operasi dan ditimbun dengan tanah setinggi 15-20 cm, sehingga nantinya tidak akan terlihat seperti timbunan sampah.

Berdasarkan catatan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lumajang, Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Lempeni Kecamatan Tempeh didominasi oleh sampah organik dengan presentasi hingga 40,25 persen atau sekitar 73.683 ton. Besarnya angka jumlah sampah organik yang menumpuk di TPA Lempeni Kecamatan Tempeh bukanlah hal yang dapat dianggap sepele. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran masyarakat untuk memahami bahwa permasalahan sampah bukan hanya tugas petugas sampah, tetapi merupakan tugas setiap individu. Hal ini dapat dimulai dari pengelolaan sampah rumah tangga.

Kelompok KKN 191 UNEJ yang saat ini bertugas di Desa Lempeni memiliki inovasi pemanfaatansampah dengan baik dan juga memberikan keuntungan bagi lingkungan dan warga sekitar. Inovasi yang muncul yaitu menciptakan pupuk kompos sederhana yang bisa dihasilkan dari sampah organik dan kegiatan bank sampah yang bisa menjadi tempat penyaluran sampah anorganik. Pupuk kompos organik ini sangat sederhana, karena dengan memakai sampah organik rumah tangga saja sudah bisa menjadi pupuk mandiri bagi para warga yang suka bertani maupun berkebun dengan alat dan bahan yang sangat mudah dan tidak menguras kantong tentunya.

Berkaitan dengan pengelolaan sampah organik, kelompok KKN UMD UNEJ 191 merancang program kerja berupa sosialisasi dan pelatihan pembuatan pupuk kompos. Kompos adalah sisa-sisa bahan organik yang telah mengalami pelapukan, bentuknya berubah, tidak berbau, dan mengandung unsur yang dibutuhkan tanaman. Pada dasarnya, proses pelapukan ini merupakan proses alamiah yang biasa terjadi di alam.  Namun, proses pelapukan secara alami ini berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama, bahkan bisa mencapai puluhan tahun. Untuk mempersingkat proses pelapukan, diperlukan adanya bantuan dari manusia. Jika proses pengomposan dilakukan dengan benar, proses hanya berlangsung selama 1---3 bulan saja, tidak sampai bertahun-tahun. Salah satu bahan yang sangat potensial untuk diolah menjadi kompos adalah sampah organik rumah tangga.

Beberapa sampah organik yang dapat diubah menjadi pupuk kompos yaitu sisa makanan seperti sayur-sayuran, dedaunan, serbuk kayu, bumbu dapur kadaluarsa, dan kotoran hewan peliharaan. 

Dengan adanya program kerja pupuk kompos ini, diharapkan dapat mengurangi sampah organik rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik serta dapat menjadikan produk kompos ini sebagai alternatif bagi para masyarakat desa untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pupuk buatan pabrik yang sudah sering digunakan oleh masyarakat desa Lempeni. Selain mendapatkan pupuk kompos, metode pengomposan sampah organik juga menghasilkan Pupuk Organik Cair (POC) yang merupakan pupuk degan pengaplikasian termudah dengan pengaruh paling baik terutama untuk memupuk tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan.

Pada hari Jumat, tanggal 4 Agustus 2023 jam 13.00 WIB s/d selesai bertempat di Rumah Pak Marhum, Dusun Kebonan, Desa Lempeni, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, dilaksanakan Sosialisasi Pupuk Kompos yang terdiri dari sosialisasi tentang manfaat dan kelebihan dari adanya pupuk kompos serta demonstrasi pembuatan secara langsung dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat Desa Lempeni terkait pembuatan dan penggunaan pupuk kompos. Kegiatan ini dihadiri oleh 11 mahasiswa KKN UMD UNEJ 191, anggota GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) dan masyarakat Desa Lempeni, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang. 

Kegiatan tersebut mendapat respon yang baik dari masyarakat. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan banyaknya peserta yang aktif bertanya serta turut berpartisipasi langsung dalam demonstrasi pembuatan pupuk kompos. Salah satu anggota kelompok tani, Hasan (45) mengatakan, "Inovasi yang bagus pembuatan pupuk kompos dari sampah organik, jadinya nanti kita bisa meminimalisir penggunaan pupuk kimia". Penggunaan pupuk kimia berlebih akan merusak tanah dalam hal kandungan unsur hara, pH atau keasaman tanah, tekstur atau keremahan tanah dan masih banyak lainya. Penetralan pH tanah harus dilakukan sebelum melakukan penanaman karena tanah yang masam akan menghambat pertumbuhan tanaman bahkan akan merusak tanaman itu sendiri, menurut Marhum (55) selaku Ketua Gapoktan, "Biasanya kalau mau musim tanam harus diberi dolomit dulu mas biar tanahnya tidak masam, tapi kalau diberikompos tidak perlu diberi dolomit karna sudah bisa menetralkan tanah juga, bagus juga kalau sampah organik ini jadi kompos, jadi sedikit lebih hemat". Pemanfaatan sampah organi yang diubah menjadi pupuk kompos dan POC memiliki banyak keuntungan dari segi ekonomis hingga segi lingkungan.

(Sosialisasi dan Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos pada Gabungan Kelompok Tani Lempeni)/Dokumentasi Pribadi
(Sosialisasi dan Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos pada Gabungan Kelompok Tani Lempeni)/Dokumentasi Pribadi

Kelebihan penggunaan kompos pada tanaman adalah:

  • Sumber hara makro & mikromineral, walaupun jumlahnya relatif kecil
  • Dapat memperbaiki pH pada tanah masam
  • Mengandung humus yang dibutuhkan untuk peningkatan hara
  • Memperbaiki struktur tanah yang semula padat menjadi lebih gembur
  • Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah
  • Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
  • Menekan pertumbuhan / serangan penyakit tanaman

Tata cara pembuatan pupuk kompos adalah:

  • Siapkan alat (cutter/pisau, timba, cangkul dan kran plastik) dan bahan (sampah organik, tanah, EM4, air, dan gula).
  • Lubangi timba pertama pada bagian bawah timba dengan lubang kecil-kecil mengelilingi dasar timba, timba kedua dilubangi pada bagian atas timba dengan lubang cukup besar, beri kran plastik pada bagian bawah, dan tumpuk timba pertama diatas timba kedua.
  • Masukkan tanah pada timba pertama timba dan masukan sampah 2/4 timba beri EM4 yang telah dicampur dengan air gula dengan perbandingan (10 ml EM4 :500 ml air : 3 sendok makan gula) ke dalam timba pertama yang telah disiapkan.
  • Simpan di tempat yang gelap dan lembap dan hindarkan paparan sinar matahari langsung.
  • Aduk pupuk kompos 2 hari sekali selama 1 bulan.
  • Keringkan pupuk kompos yang sudah jadi untuk menghilangkan amonia dan POC sudah bisa dipanen sejak pengomposan minggu ketiga.
  • Pupuk siap digunakan

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan pupuk kompos yaitu perlu dipastikan bahwa wadah pembuat pupuk kompos tidak terkontaminasi oleh air hujan dan hewan serta dipastikan juga wadah tidak terkena paparan sinar matahari karena sinar matahari yang terik bisa membuat kompos menjadi kering dan proses pengomposan gagal berlangsung. Demikian pula ketika kondisi hujan. Tumpukan kompos menjadi sangat basah dan proses pengomposan juga menjadi lambat.

Bank sampah merupakan program kerja yang diterapkan oleh kelompok KKN 191 di desa Lempeni, karena dengan sistem nasabah dan tabungan tentu menarik perhatian warga sekitar. 

Selain dapat membersihkan sampah dilingkungan sekitar rumah, masyarakat juga bisa menabung. Sella (29) selaku Ibu Kepala Desa Lempeni mengatakan, "Sebenarnya dulu sudah sempat ada program bank sampah, tapi tidak terlaksana dengan baik karena kurangnya sumber daya manusia dan kurangnya pemahaman warga sekitar terhadap program bank sampah. Saya harap dengan adanya teman-teman KKN dapat membantu dalam merealisasikan bank sampah". 

Dalam meningkatkan pemahaman masyarakat Desa Lempeni terkait bank sampah, tim KKN UNEJ mengadakan sosialisasi tentang manfaat dan kelebihan dari adanya bank sampah. 

Sosialisasi tersebut dihadiri oleh para kader dan ibu-ibu PKK dengan harapan ketika program bank sampah sudah dijalankan dapat diteruskan oleh pihak pengelola. Kegiatan tersebut mendapat respon positif dari para kader karena dengan adanya sosialisasi tersebut, masyarakat lebih paham mengenai bank sampah dan penghasilan yang diperoleh dari adanya bank sampah. Selain melakukan sosialisasi, tim KKN 191 juga melakukan penyebaran brosur bank sampah ke masyarakat Desa Lempeni dengan tujuan meningkatkan minat masyarakat untuk menjadi nasabah di bank sampah.

(Proses Penyetoran Sampah oleh Nasabah Bank Sampah)/ Dokumentasi Pribadi
(Proses Penyetoran Sampah oleh Nasabah Bank Sampah)/ Dokumentasi Pribadi
Bank sampah yang didirikan oleh tim KKN 191 beroperasi mulai tanggal 3 Agustus 2023, berlokasi dirumah bapak kepala desa yaitu di Dusun Krajan 1. Terdapat 3 tong sampah yang digunakan untuk memilah jenis sampah, mulai sampah kertas, plastik, dan logam. Sampah kaca disendirikan di dalam karung dengan tujuan agar tidak membahayakan sekitar. Lokasi bank sampah yang didirikan sudah terdapat timbangan, meja pencatatan, dan lokasi tong sampah yang memadai terhindar dari panas dan hujan. 

Tim KKN 191 juga sudah melakukan kerja sama dengan pengepul yang ada di Desa Lempeni. Bandi (60) mengatakan, "Silahkan kalau mau mengirimkan sampah hasil dari bank sampah ke tempat saya. Saya buka mulai pagi sampai sore". Masyarakat yang menjadi nasabah akan mendapatkan buku tabungan dan pengolah bank sampah sudah memiliki pembukuan catatan sampah yang disetorkan. Penyetoran sampah dilakukan selama dua kali dalam seminggu yaitu pada Hari Rabu dan Hari Jumat pukul 14.00-16.00. Mekanisme penyetoran bank sampah adalah:

  • Masyarakat mengumpulkan sampah di rumah masing-masing
  • Penyetoran dilakukan oleh nasabah sendiri menuju lokasi bank sampah
  • Pihak pengolah bank sampah akan memilah sampah terlebih dahulu, lalu menimbang masing-masing jenis sampah
  • Setelah itu dilakukan pencatatan oleh pihak pengolah bank sampah
  • Saldo yang diperoleh bisa diambil ketika mencapai minimal Rp 20.000

Sampah yang sudah disetorkan ke bank sampah nantinya akan dikirim menuju pengepuloleh pihak pengolah bank sampah selama seminggu sekali. Tim KKN 191 juga melakukan pengambilan sampah ke rumah-rumah warga setiap Hari Minggu. Tujuan dari kegiatan ini tidak hanya untuk mengurangi sampah anorganik dan menukarkan sampah menjadi uang, tetapi juga untuk mempererat tali silaturahmi antara mahasiswa KKN dengan masyarakat sekitar. 

Tim KKN 191 berharap semoga program bank sampah yang sudah didirikan dapat dilanjut oleh kader yang sudah dipilih menjadi pengurus bank sampah. Keuntungan yang diperoleh dari adanya bank sampah untuk para pengurus nantinya dapat menghasilkan uang tambahan bagi para pengurus bank sampah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun