Mohon tunggu...
KKN 178 UINSU
KKN 178 UINSU Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/i

Membahas program kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di kelompok 178 dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cegah Kemiskinan Ekstrim : Mahasiswa UINSU Kelompok KKN 178 gelar kegiatan Seminar UMKM di Desa Jaring Halus

16 September 2024   19:41 Diperbarui: 16 September 2024   20:12 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2.3 Sesi Diskusi dengan Audiens 

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran krusial dalam perekonomian Indonesia. UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung ekonomi nasional, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan dalam penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, serta pemerataan pembangunan. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, UMKM menyumbang lebih dari 60% terhadap PDB Indonesia dan mempekerjakan sekitar 97% tenaga kerja di sektor formal dan informal. Di tengah perkembangan teknologi dan transformasi digital, UMKM di Indonesia menghadapi peluang sekaligus tantangan. Era digital membawa peluang untuk memperluas akses pasar melalui platform e-commerce, meningkatkan efisiensi operasional dengan adopsi teknologi, dan mempercepat inovasi produk. Namun, tantangan seperti rendahnya literasi digital, keterbatasan modal, dan akses terhadap teknologi masih menjadi hambatan bagi banyak pelaku UMKM, terutama di wilayah terpencil. 

Pemerintah telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk mendukung UMKM dalam beradaptasi dengan era digital, salah satunya adalah program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yang bertujuan untuk mendorong masyarakat mencintai dan menggunakan produk-produk lokal. Selain itu, ada program pembiayaan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang memberikan kemudahan akses permodalan bagi UMKM. Ke depan, UMKM yang mampu beradaptasi dan memanfaatkan teknologi digital diyakini akan semakin berkembang dan mampu bersaing di pasar global. Inovasi dan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, serta masyarakat menjadi kunci untuk memperkuat daya saing UMKM di Indonesia. 

Gambar 1.2 Seminar UMKM di Desa Jaring Halus 
Gambar 1.2 Seminar UMKM di Desa Jaring Halus 

Desa Jaring Halus di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, merupakan daerah pesisir yang memiliki potensi besar dalam sektor UMKM dan pariwisata. Mayoritas penduduk desa bekerja sebagai nelayan, namun ada berbagai usaha kecil yang turut berkembang di sana, termasuk pembuatan produk-produk khas desa. UMKM di Jaring Halus memproduksi berbagai barang seperti kerupuk ikan, teh dari daun jeruju, dan souvenir dari kulit kerang. Selain itu, desa ini juga dikenal dengan kerajinan tradisional Melayu, seperti tanjak dan pakaian adat Melayu. Pengembangan produk-produk ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi, yang membantu meningkatkan keterampilan warga dalam produksi dan pemasaran. Desa ini juga berpotensi menjadi destinasi ekowisata, dengan pemandangan mangrove dan kuliner lokal yang menarik wisatawan. 

Dalam kegiatan Seminar UMKM di Desa Jaring Halus yang diadakan pada September 2024 ini, narasumber memberikan materi seputar UMKM dan juga cara pengaplikasian dengan benar agar usaha yang dibuat menyebar luas dengan cepat melalui teknologi zaman sekarang seperti aplikasi tiktok, shopee, facebook dan juga instagram. Selain pemberian materi, dalam kegiatan Seminar UMKM ini juga memberikan kesempatan kepada audiens untuk bertanya seputar UMKM. "Bagaimana cara penggunaan aplikasi-aplikasi yang disebutkan tadi, mengingat hampir rata-rata masyarakat yang memiliki UMKM ini sudah kurang mengerti dengan teknologi yang semakin berkembang dari zaman ke zaman." Ujar salah satu audiens. 

Gambar 2.1 Sesi Diskusi dengan Audiens 
Gambar 2.1 Sesi Diskusi dengan Audiens 
Gambar 2.2 Sesi Diskusi dengan Audiens 
Gambar 2.2 Sesi Diskusi dengan Audiens 

Menanggapi pertanyaan tersebut, Untuk membantu UMKM dalam memanfaatkan platform digital seperti TikTokShop, Shopee, Facebook, dan Instagram, terutama bagi mereka yang kurang memahami teknologi, diperlukan pendekatan yang mudah dan praktis. Berikut adalah beberapa langkah sederhana untuk menggunakan masing-masing platform:

1. Tiktok 

- Daftarkan akun TikTok dan pastikan untuk beralih ke akun bisnis melalui pengaturan.

- Daftar di TikTok Shop Seller Center, unggah produk, dan lengkapi deskripsi, harga, serta stok. 

- Buat konten menarik yang menunjukkan penggunaan produk Anda, gunakan tagar yang relevan, dan kolaborasi dengan kreator TikTok untuk memperluas jangkauan. 

- Manfaatkan fitur live streaming untuk berjualan langsung sambil menjelaskan produk.

2. Shopee  

- Unduh aplikasi Shopee, daftar sebagai penjual, dan isi profil toko. 

- Tambahkan deskripsi produk yang jelas, foto berkualitas, dan harga yang kompetitif. 

- Gunakan fitur gratis seperti “Shopee Ads” dan program flash sale untuk meningkatkan visibilitas. 

- Respons cepat terhadap pertanyaan pelanggan dan promosikan produk melalui voucher dan diskon.

3. Facebook 

- Buat halaman Facebook khusus untuk bisnis Anda, pilih kategori yang sesuai, dan tambahkan informasi bisnis lengkap.

- Gunakan fitur Facebook Shop untuk mengunggah produk dengan foto, deskripsi, dan harga.

- Jual produk di Facebook Marketplace untuk menjangkau pelanggan di sekitar lokasi Anda. 

-  Iklankan produk Anda melalui Facebook Ads dengan target audiens yang sesuai dengan produk.

4. Instagram 

- Beralih ke Akun Bisnis, jika belum, ubah akun Instagram Anda menjadi akun bisnis di pengaturan.

- Aktifkan fitur Instagram Shopping untuk menandai produk langsung di postingan Anda.

- Unggah foto dan video produk secara rutin dengan kualitas yang baik, gunakan Instagram Stories dan Reels untuk menjangkau audiens lebih luas. 

- Cari influencer lokal untuk promosi, atau lakukan giveaway untuk meningkatkan interaksi.

"Jadi, di Desa Jaring Halus ini terdapat beberapa hambatan ataupun permasalahan yang seringkali terjadi dalam UMKM ini, contohnya seperti ekspedisi yang jauh dan juga penambahan harga karena pengiriman yang jauh. Bagaimana cara mengatasinya?" Ujar salah satu audiens lagi. 

Gambar 2.3 Sesi Diskusi dengan Audiens 
Gambar 2.3 Sesi Diskusi dengan Audiens 

Permasalahan utama yang sering dihadapi UMKM, terutama yang berada di daerah terpencil, adalah logistik atau pengiriman. Jarak ekspedisi yang jauh dan biaya pengiriman yang tinggi sering kali menjadi penghalang utama dalam menjangkau pasar yang lebih luas. Kondisi ini diperburuk oleh keterbatasan infrastruktur di banyak wilayah, yang membuat proses pengiriman lebih lambat dan mahal. Bagi UMKM, biaya pengiriman yang tinggi ini tidak hanya membebani penjual, tetapi juga konsumen, yang pada akhirnya berdampak pada daya saing produk di pasaran.

Untuk mengatasi masalah ini, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah menjalin kemitraan dengan layanan ekspedisi lokal yang lebih mengenal medan dan menawarkan tarif lebih murah dibandingkan ekspedisi besar. Beberapa layanan pengiriman lokal bahkan menyediakan opsi penjemputan barang, yang dapat menghemat biaya transportasi dari tempat usaha ke titik pengiriman. Selain itu, penggunaan model dropshipping juga bisa menjadi solusi, di mana produk dikirim langsung dari pemasok terdekat dengan pembeli, sehingga jarak pengiriman menjadi lebih pendek dan biaya lebih efisien.

Selain itu, UMKM bisa memanfaatkan gudang atau layanan fulfillment yang disediakan oleh platform e-commerce. Dengan menyimpan produk di gudang yang lebih dekat dengan konsumen, pengiriman bisa lebih cepat dan murah. Banyak platform seperti Shopee dan Tokopedia yang menawarkan fasilitas ini, terutama untuk UMKM yang aktif berjualan secara online. Cara lain untuk mengatasi tingginya biaya pengiriman adalah dengan mengemas produk secara efisien, sehingga volume dan berat pengiriman berkurang. Pengiriman barang secara massal atau bulk shipping uga dapat membantu menekan biaya per unit, terutama jika ada permintaan produk dalam jumlah besar. Tidak hanya dari sisi logistik, UMKM juga bisa memberikan penawaran menarik seperti subsidi ongkos kirim atau promo gratis ongkir untuk menarik lebih banyak pelanggan. Strategi ini sering digunakan oleh platform e-commerce besar untuk meningkatkan penjualan. Misalnya, program subsidi ongkir dari pemerintah seperti yang ada di kampanye Bangga Buatan Indonesia sangat membantu UMKM untuk mengurangi beban biaya pengiriman. Di sisi lain, UMKM juga bisa bekerja sama dengan usaha lain untuk berbagi biaya pengiriman. Kolaborasi ini memungkinkan beberapa usaha di wilayah yang sama untuk mengirim barang secara kolektif, sehingga menghemat biaya bagi semua pihak.

Dengan demikian, mengatasi masalah logistik dan biaya pengiriman yang tinggi memerlukan strategi yang kreatif dan inovatif. Pemanfaatan teknologi digital, kerjasama antar pelaku usaha, dan kolaborasi dengan penyedia jasa pengiriman merupakan kunci agar UMKM tetap kompetitif di pasar, meskipun menghadapi tantangan geografis yang cukup besar. 

Gambar 3.1 Bersama dengan Panitia dan Audiens Seminar UMKM Desa Jaring Halus 
Gambar 3.1 Bersama dengan Panitia dan Audiens Seminar UMKM Desa Jaring Halus 
Gambar 3.2 Bersama dengan Panitia dan Audiens Seminar UMKM Desa Jaring Halus 
Gambar 3.2 Bersama dengan Panitia dan Audiens Seminar UMKM Desa Jaring Halus 
Gambar 3.3 Bersama dengan Panitia dan Audiens Seminar UMKM Desa Jaring Halus 
Gambar 3.3 Bersama dengan Panitia dan Audiens Seminar UMKM Desa Jaring Halus 
Gambar 3.4 Bersama dengan Panitia dan Audiens Seminar UMKM Desa Jaring Halus 
Gambar 3.4 Bersama dengan Panitia dan Audiens Seminar UMKM Desa Jaring Halus 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun