Cegah Stunting, Mahasiswa Kelompok KKN 178 berkolaborasi dengan Unit Puskesmas Secanggang gelar kegiatan Posyandu dan Zona Gizi di Desa Jaring Halus
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, terutama pada masa seribu hari pertama kehidupan, mulai dari masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Kondisi ini menyebabkan anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari standar usianya dan sering kali berdampak pada perkembangan kognitif dan motorik. Stunting tidak hanya mengindikasikan masalah kesehatan fisik, tetapi juga menjadi tanda bahwa seorang anak mungkin tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan optimalnya. Di Indonesia, stunting menjadi salah satu masalah kesehatan serius yang dihadapi, terutama di wilayah pedesaan dan daerah terpencil.Â
Berdasarkan data yang didapat dari Kader Posyandu dan Bidan Desa Jaring Halus, terdapat 3 anak yang terkena stunting. Salah satu penyebab utama stunting adalah kurangnya akses terhadap makanan bergizi yang cukup. Dalam beberapa kasus, praktik pemberian makan yang kurang tepat pada anak, seperti tidak memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama atau tidak memberikan makanan pendamping ASI yang cukup, juga berkontribusi terhadap masalah ini. Selain itu, kondisi sanitasi yang buruk dan terbatasnya akses air bersih turut memperburuk risiko anak mengalami infeksi berulang, yang mengganggu penyerapan gizi. Hal ini menunjukkan bahwa stunting bukan hanya masalah yang terkait dengan gizi, tetapi juga berhubungan erat dengan faktor lingkungan dan ekonomi.
Dampak stunting terhadap anak sangat luas dan jangka panjang. Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki kemampuan belajar yang lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak seusianya yang tumbuh normal. Ini dapat mempengaruhi performa akademis mereka di sekolah dan kesempatan untuk mengembangkan potensi maksimal dalam kehidupan dewasa. Selain itu, stunting juga dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular, seperti diabetes dan penyakit jantung, di kemudian hari. Dengan demikian, stunting tidak hanya mengancam masa depan anak secara individual, tetapi juga produktivitas generasi muda dan perkembangan ekonomi negara.
Pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai langkah untuk menanggulangi stunting. Program seperti pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil dan balita, kampanye pentingnya ASI eksklusif, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih telah dijalankan di berbagai daerah. Selain itu, pemerintah juga bekerja sama dengan organisasi internasional dan lembaga swadaya masyarakat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya nutrisi dalam seribu hari pertama kehidupan. Upaya ini diharapkan dapat menurunkan prevalensi stunting secara signifikan, sesuai dengan target nasional. Dalam hal ini, mahasiswa KKN 178 Uinsu telah memberikan beberapa makanan pokok tambahan seperti telur, kacang hijau, jagung, buah jeruk, dan roti marie gold.Â
Namun, meski berbagai upaya telah dilakukan, tantangan dalam mengatasi stunting di Indonesia masih besar. Ketidakmerataan infrastruktur kesehatan, ketidakstabilan ekonomi, serta kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang menjadi beberapa faktor penghambat yang perlu segera diatasi. Kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sangat diperlukan untuk memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.Â
Selain pencegahan stunting, Mahasiswa UINSU Kelompok KKN 178 juga berkolaborasi dengan Unit Puskesmas Pembantu Desa Jaring Halus dalam kegiatan Posyandu dan Posbindu yang diadakan pada Kamis, 08 Agustus 2024 di Puskesmas Pembantu Desa Jaring Halus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat.
Dalam rangka membantu kegiatan Posyandu dan Posbindu, Mahasiswa UINSU Kelompok KKN 178 menggelar kegiatan zona gizi. Dimana zona gizi adalah kegiatan yang diadakan dalam rangka penyuluhan pencegahan terjadinya stunting di Desa Jaring Halus. Pada kegiatan zona gizi, mahasiswa KKN kelompok 178 juga memberikan makanan tambahan bagi anak-anak yang mengikuti Posyandu yang berupa puding labu. Puding labu memiliki beberapa manfaat kesehatan, yaitu Labu kaya akan beta-karoten yang diubah tubuh menjadi vitamin A, baik untuk kesehatan mata dan kulit, labu membantu pencernaan yang sehat karena kandungan seratnya yang tinggi, sehingga baik untuk mencegah sembelit dan menjaga kesehatan usus. Labu mengandung antioksidan seperti vitamin C, yang membantu melindungi tubuh dari radikal bebas dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Labu juga kaya akan serat, kalium, dan vitamin C dalam labu membantu mendukung kesehatan jantung dengan mengatur tekanan darah dan kolesterol. Kandungan vitamin A dan C dalam labu mendukung regenerasi kulit dan mencegah penuaan dini.