Mohon tunggu...
KKN 169 Desa Pakusari
KKN 169 Desa Pakusari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Aktivitas kegiatan KKN Desa Pakusari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KKN Kolaborasi 169: Pemanfaatan Kotoran Ternak Sapi Menjadi Pupuk Kandang

13 Agustus 2023   23:35 Diperbarui: 14 Agustus 2023   00:07 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu (13/8/2023) - Mahasiswa KKN Kolaborasi Kelompok 169 memanfaatkan kotoran sapi menjadi pupuk kandang. Pembuatan pupuk ini berlokasi di Dusun Gempal, Desa Pakusari, Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya penyediaan pupuk berbahan feses sapi yang mudah didapatkan oleh masyarakat sekitar karena mayoritas masyarakatnya adalah peternak sapi dan petani tembakau. Pembuatan pupuk kandang ini juga dapat digunakan sebagai pupuk tanaman bagi pemilik ternak maupun petani di Dusun Gempal

"Salah satu permasalahan di Dusun Gempal ini adalah banyaknya kotoran sapi yang menumpuk di beberapa titik bahkan dibuang sembarangan di sungai, hal ini berpengaruh pada kebersihan sungai, dimana hingga saat ini sungai masih dimanfaatkan warga desa untuk kehidupan sehari-hari seperti mandi, mencuci baju, dan lainnya," ujar Pak Rendi, Kepala Dusun Gempal, Selasa (8/8/2023).

Hal inilah yang mendasari adanya inisiatif KKN Kolaborasi Kelompok 169 untuk mengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk kandang dengan harapan dapat memberikan nilai kebermanfaatan bagi masyarakat sekitar. Selain itu, pembuatan pupuk kandang ini juga sesuai dengan program kerja KKN Kolaborasi Kelompok 169 yang bertemakan "Desa Bersih dan Sehat", dan bertujuan untuk mewujudkan desa yang bersih sehingga terhindar dari penyakit serta menciptakan masyarakat dengan gaya hidup sehat.

Pembuatan pupuk kandang dilakukan dengan proses fermentasi selama 2 sampai 3 minggu dengan mencampurkan feses sapi kering, feses sapi basah, EM4, dan molase. Feses sapi kering didapatkan di beberapa titik pembuangan kotoran sapi yang dibiarkan menumpuk di samping sungai, sedangkan feses sapi basah didapatkan dari ternak milik warga.

Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Fachrizal, Ketua KKN Kolaborasi 169, "Proses pembuatan pupuk kandang ini dilakukan dengan proses fermentasi, kami mengaduk semua bahan agar tercampur secara merata dengan estimasi waktu fermentasi selama kurun waktu 2 hingga 3 mingguan. Nantinya pupuk kandang ini akan menghasilkan pH yang cukup baik sebagai media penanaman sayuran".

Dalam pembuatannya, cara pengolahan limbah kotoran sapi atau ternak ini sangat ramah lingkungan, sehingga dapat dijadikan contoh bagi peternak setempat agar kotoran sapi yang dihasilkan tidak dibuang begitu saja. Selain itu, secara jangka panjang penggunaan pupuk kandang dapat membantu menjaga kesuburan tanah sehingga meningkatkan hasil panen yang berkualitas. Kedepannya, diharapkan peternak Dusun Gempal, Desa Pakusari dapat menerapkan pembuatan pupuk kandang ini, sehingga kotoran sapi yang ada tidak mencemari lingkungan dan memberikan nilai manfaat bagi masyarakat setempat.

Adapun dokumentasi rangkaian kegiatan tersebut diupload melalui akun YouTube KKN 169 yang bisa diakses melalui:

https://www.youtube.com/channel/UCirggRXvvBdjvg7E8rEB9Wg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun