Mohon tunggu...
KKN 166 UINSU
KKN 166 UINSU Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kelompok KKN (Kuliah Kerja Nyata) 166 merupakan salah satu kelompok kkn yang berasal dari UINSU (Universitas Islam Negeri Sumatera Utara) yang dikerahkan Oleh pihak kampus untu mengabdi di Desa Besilam, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat. Kelompok ini memiliki 26 anggota dengan 17 perempuan dan 9 laki-laki.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Moderasi Beragama: KKN 166 Langkat mengikuti Kajian Tafsir (Jalalain) bersama Tuan Guru Besilam Langkat

15 Agustus 2024   23:08 Diperbarui: 15 Agustus 2024   23:11 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kajian berlangsung/dokpri

Live Report: Kajian Rutin Tuan Guru Besilam Malam KamisLangkat, 6 Agustus 2024 - Malam ini, suasana spiritual kembali menyelimuti Masjid Besilam, Langkat, saat para jamaah berkumpul untuk mengikuti kajian rutin Tuan Guru Besilam. Kajian yang telah dinanti-nantikan ini mengangkat tema lanjutan dari minggu sebelumnya, yakni "Kisah Para Nabi dalam Surah Al-Anbiya".

Pukul 19:00 WIB, jamaah mulai berdatangan memenuhi serambi masjid. Terlihat berbagai lapisan masyarakat hadir, mulai dari petani, pedagang, pegawai negeri, hingga mahasiswa. Semua berkumpul dengan satu tujuan: menimba ilmu agama dari Tuan Guru yang dikenal akan kearifan dan kedalaman ilmunya.

Tepat seusai salat Maghrib berjamaah, pada pukul 19:05 WIB, Tuan Guru yang mengenakan jubah cokelat dan sorban putih, mengambil posisi di mimbar masjid. Beliau membuka kajian dengan membaca doa, yang diaminkan oleh seluruh jamaah dengan khusyuk.

Tuan Guru memulai kajian dengan mengulas singkat pembahasan minggu sebelumnya yang membahas tentang Nabi Daud AS, sebelum masuk ke pembahasan utama malam ini: kisah Nabi Sulaiman AS. "Nabi Sulaiman adalah putra Nabi Daud yang dianugerahi Allah dengan pemahaman yaitu hikmah dan ilmu, salah satunya kemampuan berbicara dengan semua makhluk, termasuk jin dan hewan" ujar Tuan Guru membuka pembahasan.

Beliau kemudian menceritakan kisah terkenal tentang kebijaksanaan Nabi Sulaiman dalam menyelesaikan sengketa dua wanita yang memperebutkan seorang anak. Dengan detail, Tuan Guru menggambarkan bagaimana Nabi Sulaiman menggunakan kecerdasannya untuk mengungkap kebenaran.

"Nabi Sulaiman menyuruh meletakkan anak kecil itu di atas meja untuk dibelah," tutur Tuan Guru. "Seketika perempuan yang muda itu berseru, 'Janganlah tuan belah anak ini, serahkanlah anak ini kepadanya saja,' sedangkan perempuan yang tua itu hanya diam." Tuan Guru menjelaskan bahwa dari reaksi ini, Nabi Sulaiman dapat mengetahui siapa ibu kandung dari anak tersebut.

Tuan Guru menekankan bahwa kearifan dan kecerdasan Nabi Sulaiman bukan sesuatu yang didapat secara instan. "Kearifan, kecerdasan, dan kepahaman yang dimiliki oleh Nabi Sulaiman itu tidak didapatkan secara gratis, melainkan hasil dari ketaatan beliau kepada Allah," tegas Tuan Guru.

Beliau melanjutkan, "Ilmu itu sangatlah penting. Kalau orang pandai berbagai macam, maka ia akan dikenal banyak orang akan kepandaian itu. Jadi, menuntut ilmu tidak akan merugikan siapapun. Dengan ilmu, kita diuntungkan. Kita akan dipakai di mana saja jika kita punya pemahaman yang luas."

Untuk memperkuat argumennya, Tuan Guru berbagi cerita tentang Syekh Abdul Wahab Rokan, pendiri tarekat Naqsyabandiyah di Besilam. "Pada umur 20 tahun, beliau sudah dilantik menjadi faqih atau memiliki gelar 'faqih', yang berarti orang yang alim dalam ilmu fiqih," jelas Tuan Guru, membuat jamaah terkagum-kagum.

Pembahasan kemudian beralih ke pentingnya syariat dalam Islam. "Sejauh mana syariat itu ? Syariat ialah tempat duduk kita sekarang ( Peraturan) yang menjadi dasar atau fondasi bagi semua tindakan dan keputusan kita. yang menjadi penyangga tubuh, menjadi penyangga kehidupan beragama. Pentingnya syariat ini bisa kita lihat dari contoh Tuan Guru Abdul Wahab Rokan. Beliau adalah seorang ulama besar yang sangat dihormati. Ketika beliau mulai belajar agama, hal pertama yang beliau pelajari adalah syariat. Ini menunjukkan betapa pentingnya syariat sebagai landasan ilmu agama.

Jadi, sama seperti kita perlu tempat duduk yang kokoh agar bisa duduk dengan nyaman, kita juga perlu pemahaman syariat yang kuat agar bisa menjalankan agama dengan baik dan benar." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun