Mohon tunggu...
KKN 157Jubung
KKN 157Jubung Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKN Kolaboratif 2023

🏘️ Desa Jubung, Sukorambi, Jember 👩‍🏫 Dinar Perbawati, S.ST., M.Kes 🏫 UNEJ×UNIPAR×POLTEKKES JEMBER×UDS×INSITUT AGAMA ISLAM AL-QODIRI JEMBER

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Rembuk Stunting untuk Mencapai Zero Stunting bersama Mahasiswa KKN-K 157 Jubung

3 Agustus 2023   07:00 Diperbarui: 6 Agustus 2023   19:08 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Instagram kkn157_jubung

Stunting merupakan sebuah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, hal ini menyebabkan adanya gangguan di masa yang akan datang yakni mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. Stunting pada anak juga menjadi salah satu faktor risiko terjadinya kematian, masalah perkembangan motorik yang rendah, kemampuan berbahasa yang rendah, dan adanya ketidakseimbangan fungsional. Stunting menjadi masalah gagal tumbuh yang dialami oleh bayi di bawah 5 tahun yang mengalami kurang gizi semenjak di dalam kandungan hingga awal bayi lahir, stunting sendiri akan mulai nampak ketika bayi berusia 2 tahun.

Pada tanggal 27 Juli 2023, mahasiswa KKN-K 157 ikut berpartisipasi dalam kegiatan rembuk stunting di balai desa Jubung. Kegiatan ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan stunting demi mencapai zero stunting. Peserta yang hadir pada acara ini yakni jajaran perangkat desa, kader posyandu, dan tenaga kesehatan dari Puskesmas Sukorambi. Berdasarkan data yang dipaparkan jumlah angka stunting di Kecamatan Sukorambi sebesar 38 balita usia 0-58 bulan terindikasi stunting. Hal ini menjadi fokus bahasan yang harus didiskusikan bersama untuk menemukan solusi yang tepat dalam menurunkan angka stunting di Kecamatan Sukorambi.

Sumber: Instagram kkn157_jubung
Sumber: Instagram kkn157_jubung

Adapun kendala yang dihadapi oleh beberapa kader posyandu diantaranya yaitu fasilitas kesehatan yang kurang memadai seperti timbangan balita yang sudah aus, tidak tersedianya leaflet di meja empat posyandu sehingga edukasi yang diberikan kepada ibu balita yang hadir kurang dipercaya. Selain itu, sulitnya kesadaran ibu balita untuk menghadiri posyandu secara rutin juga menjadi salah satu kendala yang dihadapi oleh kader posyandu. Kemudian dari bidan desa mengusulkan kepada pihak perangkat desa untuk memperbarui fasilitas kesehatan berupa timbangan balita. Keluhan lain yang disampaikan oleh kader posyandu yaitu kurangnya inovasi olahan MPASI untuk balita sehingga kurang menarik minat ibu balita untuk datang ke posyandu.

Solusi yang dapat ditawarkan oleh kelompok KKN-K 157 Jubung yakni pembagian leaflet di meja empat posyandu sebagai sarana edukasi. Hal ini bertujuan untuk memudahkan untuk menambah edukasi pada ibu balita terkait pentingnya mengetahui permasalahan stunting dan pemenuhan gizi seimbang pada balita. Mereka juga menawarkan salah satu inovasi olahan MPASI berupa pudding labu kuning dengan memperhitungkan kandungan gizi khususnya protein yang terkandung pada MPASI tersebut. Selain itu pudding labu kuning diharapkan dapat meningkatkan nafsu makan balita sehingga bisa menarik perhatian ibu balita untuk datang ke posyandu dan diharapkan dapat membantu menurunkan angka stunting.

Websites

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun