Situbondo- KKN UMD UNEJ adalah kegiatan pengabdian kepada masyarakat desa yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Jember terdiri dari berbagai disiplin ilmu untuk berkolaborasi dalam membangun desa. Kuliah kerja nyata Universitas Jember periode dua dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai 21 Agustus 2023. Kegiatan ini terbagi menjadi banyak kelompok yang tersebar di Kabupaten Situbondo, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Jember. Salah satu kelompok yang berada di Kabupaten Situbondo yaitu Kelompok 155. Kelompok ini ditempatkan di Desa Tokelan Kecamatan Panji untuk berkontribusi dalam pembangunan desa.
Pelaksanaan kuliah kerja nyata yang dilaksanakan oleh kelompok 155 UNEJ di Desa Tokelan berjalan dengan baik mulai penerjunan sampai hari penarikan. Penentuan program kerja yang telah dilaksanakan kelompok 155 UNEJ yaitu sesuai dengan SDGs (Sustainable Development Goals) desa dan permasalahan Desa Tokelan. Berdasarkan analisis data SDGs Desa Tokelan yang mempunyai nilai terendah yaitu poin 8 SDGs (skor 42,95) Pertumbuhan Ekonomi Desa Merata dan poin 15 SDGs (skor 35,71) Desa peduli lingkungan darat. Kelompok 155 UNEJ melakukan survei lapang untuk membuktikan kebenaran dari data tersebut melalui kunjungan di setiap dusun, antara lain: Dusun Barat, Dusun Tengah, Dusun Selatan, Dusun Patrol, dan Dusun Krajan.
Permasalahan utama yang terjadi di Desa Tokelan yaitu terkait kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya pemilahan dan pengolahan sampah. Penanganan sampah di Desa Tokelan sudah cukup baik yang ditandai dengan adanya fasilitas pendukung seperti petugas khusus pengangkut sampah, traktor, gerobak, dan kontainer.Â
Pengangkutan sampah dilakukan setiap 3 hari sekali yang dikumpulan di kontainer kemudian dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Masyarakat tidak menerapkan pemilahan dan pengolahan sampah sehingga semua sampah antara sampah organik dan anorganik tercampur menjadi satu.Â
Selain permasalahan terkait sampah, tingkat kesejahteraan rumah tangga masyarakat di Desa Tokelan masih tergolong rendah karena mayoritas berprofesi sebagai buruh tani. Permasalahan terkait kesejahteraan rumah tangga ini dapat diminimalisir dengan branding UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) melalui pemanfaatan sosial media di-era digitalisasi.
Berdasarkan permasalahan diatas, solusi yang diberikan oleh kelompok 155 UNEJ yaitu dengan membuat 5 (lima) program kerja. Program kerja yang telah terlaksana, antara lain:
- Giat Bersih Pemilahan dan Pengolahan Sampah Organik Melalui Budidaya Maggot
Program kerja "Sosialisasi Giat Bersih Sampah" dilakukan di minggu ketiga pada 29 Juli 2023 yang berlokasi di Balai Desa Tokelan. Acara sosialisasi ini dihadiri oleh delapan belas (18) warga Tokelan yang terdiri dari perwakilan lima dusun, meliputi Dusun Barat, Dusun Tengah, Dusun Selatan, Dusun Patrol, dan Dusun Krajan. Tujuan dari diadakannya "Sosialisasi Giat Bersih Sampah" yaitu untuk memanfaatkan dan mengurangi sampah organik, menciptakan lingkungan hidup yang bersih dan sehat, serta mengedukasi warga terkait pentingnya pengolahan sampah organik. Sosialisasi ini berisi tentang bagaimana cara memilah sampah sesuai jenisnya dan bagaimana cara mengolah sampah organik menggunakan Lalat BSF (Black soldier fly)
Langkah pertama yang dilakukan oleh mahasiswa KKN 155 UNEJ sebagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan sampah yang terdapat di Desa Tokelan yaitu dengan mengedukasi pentingnya pemilahan sampah. Pemilahan sampah merupakan skema pengelompokan sampah berdasarkan jenisnya yang memudahkan proses pengolahan sampah sehingga bermanfaat bagi warga. Pelaksanaan sosialisasi "Giat Bersih Sampah" Â tidak hanya berisi pemaparan materi tetapi juga demonstrasi bagaimana pemilahan sampah yang benar dan tepat. Berdasarkan jenisnya, sampah dibedakan menjadi empat, yakni sampah organik, sampah anorganik, sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dan sampah kertas.
Setelah mengedukasi warga terkait pemilahan sampah, mahasiswa KKN 155 UNEJ juga memberikan solusi yaitu pengolahan sampah organik melalui budidaya maggot lalat BSF. Lalat BSF memiliki ciri fisik yang hampir mirip dengan lebah. Lalat ini disebut juga dengan lalat tentara hitam yang mempunyai 1000 manfaat. Hal tersebut karena keseluruhan bagian tubuh dari siklus hidupnya mulai dari larva, larva dewasa, prepupa, pupa dan lalat dewasa dapat dimanfaatkan.
Pengolahan sampah organik melalui budidaya lalat BSF efektif diterapkan bagi warga karena mudah didapat dan harganya yang relatif murah. Selain itu, lalat BSF mempunyai kemampuan dekomposisi sampah organik lebih baik dibandingkan dengan cacing tanah sehingga cocok dikembangkan sebagai agensia pengomposan. Lalat BSF yang dapat digunakan untuk membantu penguraian sampah organik yaitu ketika masih berbentuk larva (maggot). Kelebihan penggunaan larva (maggot) untuk pengolahan sampah organik, yaitu proses penguraian sampah organik yang relatif cepat dan menghasilkan pupuk tanpa perlu fermentasi (kasgot). Jenis sampah organik yang dapat diuraikan larva (maggot) lalat BSF, meliputi sampah sisa dapur, sampah sisa pertanian (buah-buahan atau sayur yang gagal panen) dan kotoran ayam. Kotoran dari larva (maggot) lalat BSF dapat digunakan untuk menggantikan pupuk anorganik yang biasanya digunakan oleh petani. Larva (maggot) lalat BSF juga dapat digunakan sebagai pengganti pakan ternak terutama jenis unggas dan ikan karena mengandung protein lebih tinggi dibandingkan pakan ternak komersial yaitu sebesar 40-50%.
Warga Desa Tokelan mengikuti sosialisasi dengan semangat dan antusias. Ketika acara berlangsung Mahasiswa KKN 155 mendemontrasikan bagaimana cara yang tepat untuk membuat media pertumbuhan larva (maggot) lalat BSF. Warga diperkenankan maju untuk melihat lebih dekat proses pembuatan media pertumbuhan larva (maggot) lalat BSF dan dapat langsung bertanya apabila terdapat bagian yang kurang dipahami. Selain melakukan sosialisasi dan demontrasi, Â kelompok KKN 155 juga menyediakan larva (maggot) lalat BSF beserta media pertumbuhan bagi warga yang berminat untuk membudidayakan larva (maggot) lalat BSF secara mendiri.