Minggu pertama kami melakukan observasi ketiga UMKM dan riset pasar untuk persiapan pemasaran produk. Observasi dilakukan bersamaan dengan pembuatan media pemasaran berupa video youtube. Media pemasaran ketiga UMKM akan kami upload pada akun pribadi milik KKN 151 yaitu https://youtube.com/@KKN151Klampokan. Berdasarkan hasil kerja minggu pertama, kami memutuskan untuk membedakan perlakuan pada ketiga UMKM dikarenakan faktor-faktor tertentu yang ada di masing-masing UMKM.
Minggu kedua kami berhasil membuat inovasi pada produk Kepeng dan menghasilkan tambahan omset untuk pemilik UMKM hampir 2x lipat dari biasanya.
Kami juga telah mendaftarkan PIRT UMKM Molen Kering dan sampai saat ini masih dalam antrian survey pihak kesehatan.
Terakhir, kami telah memberikan stempel untuk kemasan produk Tempe sesuai dengan kebutuhan UMKM tersebut.
Perlu diketahui bahwasanya kami memutuskan untuk tidak menginovasi produk Molen Kering dan Tempe dikarenakan pemilik UMKM tidak memiliki pegawai, jika mereka menjalankan inovasi yang kami berikan, mereka merasa tidak sanggup untuk meneruskannya. Mereka juga merasa bahwa pekerjaan sehari-harinya dengan menghasilkan produk original tersebut sudah cukup.
Sambil menjalankan program kerja, kami juga mengikuti kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh warga Desa Klampokan agar tetap produktif dan berdampak. Beberapa kegiatan tersebut diantaranya:
- Kerja Bakti Setiap Hari Jumat
Perangkat Desa Klampokan secara rutin mengadakan kegiatan kerja bakti di berbagai titik tertentu untuk memastikan lingkungan desa selalu bersih dan terjaga. Kegiatan ini disambut baik oleh warga sekitar dibuktikan dengan partisipasinya. Warga perempuan biasanya menyediakan camilan dan minuman. Sedangkan warga laki-laki membantu membersihkan lingkungan sekitar.
- Posyandu Lansia dan Balita
Posyandu lansia dan balita di Desa Klampokan dilakukan secara rutin setiap bulan sekali di tiga pos. Salah satu posnya terletak di Dusun Cotek. Kegiatan ini selalu dihadiri minimal dua tenaga medis dari puskesmas Klampokan. Bulan ini terdapat ±25 lansia yang ikut serta dalam kegiatan tersebut. Kegiatan dimulai dengan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar perut oleh kader lansia desa sesuai dengan urutan yang hadir. Kemudian pemeriksaan tekanan darah dan gula darah (opsional) oleh tenaga medis bersamaan dengan wawancara terkait keluhan yang dirasakan. Terakhir penanganan keluhan (jika ada), biasanya berupa suntik atau pemberian obat-obat tertentu.