SITUBONDO, Jawa Timur -- Desa Gadingan, yang terletak di Kecamatan Jangkar, Kabupaten Situbondo, menjadi saksi perubahan yang menginspirasi dalam mengatasi permasalahan limbah ternak. Melalui kerjasama yang erat antara Kelompok Kuliah Kerja Nyata Universitas Jember Membangun Desa (KKN UMD) 142 Gadingan, Kelompok Tani Desa Gadingan, dan Kepala Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Bintang Organik Curah Kalak, inovasi pupuk organik dari limbah ternak sapi mengalami kemajuan signifikan.
Mayoritas masyarakat di Desa Gadingan memiliki sapi sebagai ternak yang dibiakkan. Namun, kurangnya pemahaman tentang pengolahan limbah ternak menyebabkan limbah kotoran ternak menjadi sebuah permasalahan yang mengganggu kenyamanan warga. Seiring waktu, limbah ini bisa berdampak buruk pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Dalam upaya untuk mengatasi masalah ini, Kelompok KKN UMD 142 Gadingan telah mengambil langkah konkret dengan menyelenggarakan pelatihan pembuatan pupuk organik dari limbah ternak sapi. Pelatihan ini melibatkan Kolompok Tani Desa Gadingan dan dihadiri oleh Kepala Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Bintang Organik Curah Kalak sebagai pemateri.
Pupuk organik yang dihasilkan dari limbah ternak memiliki manfaat ganda bagi pertanian dan lingkungan. Salah satu manfaat utamanya adalah kemampuannya dalam menggemburkan dan menjaga kesuburan tanah. Penggunaan pupuk organik juga membantu mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, yang jika digunakan terus menerus memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan dapat merusak keseimbangan ekosistem pertanian.
"Kami sangat berterima kasih kepada Kelompok KKN UMD 142 Gadingan yang telah menginisiasi pelatihan ini. Pemanfaatan limbah ternak untuk dijadikan pupuk organik merupakan langkah cerdas dalam menjaga lingkungan dan meningkatkan produktivitas pertanian," kata Jon, Perangkat Desa Gadingan, yang juga turut hadir dalam pelatihan.
Proses pembuatan pupuk organik dari limbah ternak sapi melibatkan tahap-tahap tertentu untuk memastikan kualitas dan keamanannya. Langkah awal adalah mengumpulkan dan mengolah kotoran ternak dengan metode yang tepat, kemudian mencampurnya dengan bahan lain yang diperlukan untuk membentuk pupuk organik yang berkualitas, seperti arang sekam, sebuk gergaji, kapur pertanian, dan molase.
Melalui inisiasi kolaboratif ini, harapannya masyarakat Desa Gadingan akan semakin terdidik dan terampil dalam mengelola limbah ternak dengan cara yang ramah lingkungan. Keberhasilan pelatihan ini juga menjadi contoh inspiratif bagi desa-desa lain dalam memanfaatkan potensi lokal dalam mendukung pertanian berkelanjutan dan lingkungan yang lebih sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H