Desa Tanggul Wetan memiliki potensi dalam bidang perikanan yang mana hal tersebut dilihat dari banyaknya warga yang melakukan budidaya ikan. Budidaya ikan yang dilakukan oleh masyarakat desa tersebar pada setiap RW yang ada di Tanggul Wetan. Ikan yang dibudidayakan oleh masyarakat memiliki banyak jenis antara lain ikan koi, ikan lele, ikan nila, dan ikan gurame. Ikan gurame di Desa Tanggul Wetan menjadi komoditas unggulan dengan permintaan yang tinggi.Â
Pada kunjungan yang dilakukan oleh Kelompok 135 KKN Kolaboratif Jember (27/7/2022), kami memperoleh informasi bahwa Desa Tanggul Wetan memiliki perkumpulan khusus untuk para peternak ikan yang diberi nama "Budidaya Ikan Barokah" dimana diketuai oleh Bapak Sucipto dengan anggota sejumlah 29 peternak ikan. "Perkumpulan peternak ikan di sini mengadakan pertemuan rutin yang dilaksanakan setiap bulan di minggu pertama, tujuannya untuk menjaga tali silaturahmi dan sharing-sharing terkait permasalahan yang dialami," ujar Bapak Sucipto sebagai Ketua Kelompok.
Proses budidaya ikan perlu diperhatikan dengan baik karena akan mempengaruhi terpenuhinya permintaan pasar. Budidaya ikan dimulai dari pembibitan, di mana usia ikan harus diperhatikan dengan baik. Usia ikan gurame yang siap untuk dikawinkan yaitu 4 tahun karena kondisi sel telur yang siap untuk diproduksi, jika kurang dari 4 tahun akan mengakibatkan tidak maksimalnya telur ikan yang dihasilkan.Â
"Dalam satu ekor betina itu mampu menghasilkan telur sebanyak 3.000 sampai 6.000 butir telur ikan saja, tapi jika perkawinan ikan dengan kualitas bagus itu bisa sampai 9.000 butir telur, dek" ujar Bapak Sucipto. Peternak ikan memaksimalkan sel telur yang banyak dengan memberikan makan ikan dapat dengan jagung muda, toge kacang hijau, dan daun talas. Berdasarkan informasi dari Bapak Sucipto, proses perkawinan ikan gurame dilakukan dengan cara menaruh satu ekor ikan pejantan dan tiga ekor induk ikan pada kolam khusus dan diberi sedikit naungan tanaman untuk memberikan suasana tenang pada ikan. Perkawinan ikan gurame disarankan melakukan kawin silang untuk memaksimalkan hasil telur.
Usia ikan yang pada umumnya dapat dipanen yaitu sekitar 1 tahun, namun ada juga yang berumur 8 bulan tergantung dengan kondisi fisik ikan yang ada. Ikan dapat dilakukan pemanenan dalam satu kali perbulan, jumlah ikan yang diproduksi bisa berubah-ubah ketika dalam masa panen karena terjadinya kemungkinan gangguan penyakit yang kapan saja bisa menyerang ikan. Permasalahan yang kemungkinan terjadi didiskusikan dengan perkumpulan ikan "Budidaya Ikan Barokah" untuk mendapatkan solusi. Ikan harus sekali dipanen, yang kemudian diletakkan di satu wadah besar.
Kendala yang dihadapi peternak ikan salah satunya adalah masih belum bisa memaksimalkan SDM yang ada mengingat permintaan pasar yang ada pernah menembus pasar Internasional. Permintaan yang tinggi di pasar tidak sebanding dengan hasil panen atau produksi ikan, sehingga sangat disayangkan ketika produksi ikan Desa Tanggul Wetan tidak dimaksimalkan. Kendala tersebut dapat dijadikan sebagai potensi untuk memperluas jangkauan budidaya ikan di desa Tanggul Wetan agar dapat memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat.Â
Perluasan jangkauan produksi dapat dilakukan dengan mengajak semua warga sekitar untuk memanfaatkan lahan-lahan kosong untuk membudidayakan berbagai jenis ikan seperti ikan nila, ikan gurame, ikan lele dan ikan hias, serta memberikan perawatan yang baik selama proses budidaya ikan dimana tujuannya untuk memenuhi permintaan pasar yang sangat besar dan semakin dikenalnya desa Tanggul Wetan dengan ikon budidaya ikan.
Â
Kunjungi keseruan kami lainnya di https://msha.ke/kkn135tanggulwetanÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H