Mohon tunggu...
KKN 128 Trebungan
KKN 128 Trebungan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa KKN UMD UNEJ

Publikasi kegiatan hasil KKN Kelompok 128 Desa Trebungan, Kec. Taman Krocok, Kab. Bondowoso

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengenalkan Pupuk Organik Cair Urine Sapi (POCUS) kepada Petani sebagai Solusi Inovatif dan Ramah Lingkungan untuk Pertanian Berkelanjutan

17 Agustus 2024   10:07 Diperbarui: 17 Agustus 2024   10:19 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Trebungan memiliki potensi besar dalam sektor pertanian dan peternakan, namun sayangnya belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah limbah ternak, terutama urine sapi, yang sering dibuang tanpa pemanfaatan lebih lanjut. Padahal, limbah ini memiliki potensi untuk diolah menjadi pupuk organik cair, yang dapat mendukung pertanian berkelanjutan. 

Sosialisasi serta demonstrasi pembuatan pupuk organik cair dari urine sapi merupakan salah satu solusi pemanfaatan limbah ternak secara optimal dan memiliki nilai jual. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan oleh KKN UMD UNEJ 128 dengan salah satu mahasiswa berperan sebagai narasumber saat pemaparan materi dan diskusi terkait pembuatan pupuk organik cair urine sapi, serta melibatkan PPL (Penyuluh pertanian lapang) Desa Trebungan sebagai narasumber saat proses demonstrasi.

POCUS (Pupuk Organik Cair Urine Sapi) hadir sebagai solusi ramah lingkungan dan efektif dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Pupuk ini tidak hanya membantu mengurangi limbah ternak, tetapi juga menawarkan alternatif yang lebih aman dibandingkan pupuk kimia yang berpotensi merusak lingkungan dalam jangka panjang. POC memiliki manfaat signifikan bagi pertanian, dengan kandungan nutrisi lengkap seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, serta mikroorganisme yang membantu memperbaiki struktur dan kesuburan tanah.

Penggunaan POC secara rutin dapat meningkatkan hasil panen, memperkuat daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit, serta memperbaiki kualitas tanah yang telah terdegradasi akibat penggunaan pupuk kimia. Selain itu, POC juga lebih ramah lingkungan karena tidak mencemari air tanah dan tidak meninggalkan residu kimia berbahaya."

Membuat POCUS sebenarnya cukup sederhana dan tidak memerlukan peralatan yang rumit. Berikut alat dan bahan yang diperlukan:

  • Alat:

  1. Ember atau drum plastik dengan penutup

  2. Pengaduk kayu atau bambu

  3. Selang kecil, lem tembak, dan botol plastik (opsional, jika diperlukan untuk pembuangan gas)

  • Bahan:

  1. 10 liter urine sapi

  2. 440 ml (2 gelas mineral) tetes tebu

  3. 220 ml (1 gelas mineral) dekomposer

Dokumentasi Pribadi Penulis
Dokumentasi Pribadi Penulis
  • Cara Pembuatan POCUS: 

  1. Semua bahan dicampur dalam wadah yang disiapkan

  2. Tutup rapat wadah dan diamkan selama 2 minggu

  3. Setiap hari, buka tutup wadah 2 kali (pagi dan sore) untuk membuang gas yang dihasilkan, atau gunakan aerator untuk mempercepat proses penguapan gas

Dokumentasi Pribadi Penulis
Dokumentasi Pribadi Penulis
  • Cara Penggunaan dan Pengaplikasian POCUS: 

Pupuk cair yang telah jadi dapat digunakan dengan mencampur 1 liter pupuk cair urine sapi dengan 10 liter air. Pada tanaman padi, penyemprotan dilakukan pada umur 14-21 HST (hari setelah tanam), 25-30 HST, dan pada fase primordia (45 HST) saat tanaman mulai berbunga. Pada tanaman hortikultura, penyemprotan dilakukan pada umur 14-21 HST (dengan 3-4 helai daun) dan saat pembentukan bunga.

Dalam sosialisasi yang dilakukan di Desa Trebungan, salah satu petani yang hadir menyampaikan pengalamannya. 'Hal-hal seperti ini sebenarnya sangat baik untuk pertanian, karena saat ini meskipun ada PPL, sosialisasi pertanian jarang sekali dilakukan. Saya sangat mendukung adanya sosialisasi seperti ini dan berharap ada tindak lanjut ke depannya.'

Sosialisasi penggunaan POCUS di Desa Trebungan menunjukkan bahwa pupuk organik cair berbahan urine sapi ini memiliki potensi besar untuk mendukung pertanian berkelanjutan. Dengan memanfaatkan limbah ternak yang ada, para petani tidak hanya mengurangi pencemaran lingkungan tetapi juga secara signifikan meningkatkan hasil pertanian mereka. Diharapkan, semakin banyak petani yang akan beralih ke pupuk organik cair ini untuk menjaga kelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan mereka.

(Muhammad Luthfan Pravira Arifin/Eva Dhorifah/Diva Permata Alfarisqa/Diah Ayu Putri Pangestu/Stefany Amanda Kurniawan/Farda Salsabilla/Achmad Ghoffar Machmud/Ulandari/Alviah Aprilia Nabila/Diyah Agnesia Putri/KKN 128/Desa Trebungan/Kecamatan Taman Krocok/Kabupaten Bondowoso/Dr. Suji, S.Sos., M.Si)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun