Mohon tunggu...
KKN 11 Jogodalu
KKN 11 Jogodalu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Internasional Semen Indonesia

Akun Kelompok KKN 11 Jogodalu UISI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kreativitas Masyarakat Desa Jogodalu dalam Mengembangkan Industri Tenun Lokal

3 Maret 2023   21:14 Diperbarui: 3 Maret 2023   21:59 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain Gudang miliki Ibu Khoiruniswatin, kalian juga bisa mengunjungi rumah produksi tenun milik Bapak H. Luqman yang telah tersedia alamatnya di Goggle Maps. 

Pada rumah produksi tenun milik Bapak H.Luqman, kalian dapat melihat proses pembuatan sarung tenun mulai dari pewarnaan benang, memintal benang, desain motif kain, hingga proses penenunannya. Rumah yang dihuni oleh keluarga H. Luqman ini ternyata telah menjadi tempat usaha turun menurun keluarga. “Usaha ini dulu milih abah saya, sekarang saya teruskan dan adik saya 5 tahun belakangan ini juga ikut bergelut ke dunia tenun” ujar H. Luqman.

Pembuatan Motif pada Produksi Sarung Tenun Bapak H. Luqman/Dokumentasi pribadi
Pembuatan Motif pada Produksi Sarung Tenun Bapak H. Luqman/Dokumentasi pribadi
Google Maps Rumah Produksi Bapak H. Luqman/Tangkapan layar Dokumentasi pribadi
Google Maps Rumah Produksi Bapak H. Luqman/Tangkapan layar Dokumentasi pribadi

Di rumah produksi sarung tenun itu, Bapak H. Luqman dengan serius memantau setia pekerja dalam merangkai dan mendessain motif sarung dari sehelai-helai benang. Terihat terdapat 3 kuala besi yang bekerja cepat dibawah kendali tangan bapak-bapak untuk melakukan proses pewarnaan. Termasuk sejumlah pekerja lainnya yang sedang sibuk memilah, memberikan warna, hingga merangkai benang untuk menjadi sebuah kain tenun. 

Semua tahapan yang dilakukan untuk menjadi sebuah sarung dilakukan secara manual atau dengan menggunakan tangan. Akan tetapi, untuk tahap penyatuan kain hingga menjadi sarung menggunakan bantuan alat jait listirk.

Dengan persaingan industri tekstil yang terus meningkat, tidak membuat H.Luqman berpatah semangat. Justru dengan proses tenun manual, beliau mampu menawarkan harga lebih mahal dari sarung produks pabrik. Baginya, kualitas dan konsistensi menjadi kunci utama pada produksi sarung tenunnya masih dinikmati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun