Mahasiswa KKN Tematik Universitas Pendidikan Indonesia kelompok 90 menilik kondisi UMKM yang terdapat di Desa Malakasari, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.Â
Desa Malakasari terdiri jadi 5 Dusun yakni, Dusun Ranca Sabir, Pasir Pogor, Bojong Cibodas, Pameutingan, dan Ranca Bungur, dengan jumlah penduduk 1.800 jiwa dengan kepala desa Bapak Kiki Hanepi, S.Sy.
Kelompok 90 berkerjasama dengan pihak Desa Malakasari untuk melaksanakan survei lapangan UMKM di Desa Malakasari. Dalam pelaksanaannya, kelompok 90 mendapat dukungan penuh dari perangkat desa dan masyarakat sekitar, terutama masyarakat yang memiliki UMKM di Desa Malaksari.Â
Dalam pengumpulan informasi, Kelompok 90 ditemani oleh Kepala Dusun untuk ke lokasi UMKM, diantarnya usaha keripik pisang, kue basah, kerupuk blek, kerupuk jengkol, tahu cibuntu, bakso ikan, dan lainnya
Berdasarkan hasil survei, secara keseluruhan UMKM belum dipasarkan melalui e-commerce. Dengan demikian, mahasiswa KKN Tematik UPI 2022 membuat program Digital Marketing melalui sosial media Instagram yang nantinya akun tersebut akan diserahkan kepada pihak Desa untuk dikelola.Â
Namun, tetap akan dibersamai oleh mahasiswa agar dapat membantu jika pihak desa mengalami kendala dihari kemudian. Adapun akun Instagram tersebut dapat diakses pada tautan berikut.
UMKM Keripik Pisang
Usaha Keripik Pisang merupakan usaha turun temurun dari keluarga Bapak Chandra Gustiansyah yang beralamatkan di Rt 02, Rw 06, Kampung Bojong Cibodas, Desa Malakasari. Usaha Keripik Pisang ini diberi merek "Keripik Pisang Nengsih", yang telah dirintis sejak 2014.Â
Keripik Pisang Nengsih dijual dengan harga Rp. 15.000 untuk 1/4, dan Rp. 30.000 untuk 1/2 kilogram. Keripik Pisang Nengsih biasanya dipasok ke toko Bolu Lembang di Rencong dan Soreang. Adapun kendala yang dihadapi dari usaha Keripik Pisang ini adalah jika terjadi kenaikan harga bahan bakunya.
UMKM Kue Basah
Usaha kue basah ini telah dirintis oleh Pak Regi sejak tahun 2017. Kue basah yang diproduksi oleh Pak Regi yaitu kue talam dan lemper yang berawal dari mertuanya yang sering membuat kue talam dan lemper yang kemudian beliau lanjutkan.Â
Kue talam dibuat dari aci, ubi, gula, tepung beras, dan santan yang diolah dengan cara dikukus, biasanya diproduksi tiap hari 800 pcs. Sedangkan lemper terbuat dari bahan pokok beras ketan, yang diproduksi 400 pcs perharinya. Kue talam dan lemper biasanya didistribusikan ke jongko-jongko yang sudah menetap, seperti jongko di Dago, Kosambi, Simpang Lima, dan Sederhana.
UMKM Kerupuk Blek dan Keripik Kaca
Usaha Kerupuk Blek dan Keripik Kaca merupakan suatu usaha yang dirintis oleh Bapak Aripin yang sudah berdiri 40 tahun secara turun temurun. Kerupuk blek terbuat dari tepung tapioka yang diolah menjadi babangi, kemudian digoreng.Â
Sedangkan keripik kaca terbuat dari bahan dasar singkong dengan varian original dan pedas. Pak Aripin dibantu oleh 4 orang pegawai sebagai tim produksi dan 16 orang pegawai sebagai tim pemasaran untuk memasok kerupuk blek dan keripik kaca ke pasar.
UMKM Kerupuk Jengkol
Usaha Kerupuk Jengkol merupakan usaha sudah ada sejak tahun 1986, yang dikembangkan kembali pada tahun 2012 dan kemudian dipindah tangankan pada tahun 2018 kepada Ibu Cutiah. Berbeda dengan kerupuk jengkol terdahulu, kerupuk jengkol milik Bu Cutiah ini tidak terlalu banyak menggunakan jengkol agar bau yang dihasilkan tidak terlalu menyengat dan dapat menjangkau kalangan lebih luas.Â
Harga jual kerupuk jengkol Bu Cutiah yaitu Rp. 4.500 untuk ke pedagang dan Rp. 5.000 untuk harga eceran. Bu Cutiah biasa memproduksi kerupuk jengkol 30 kilogram atau setara dengan 200-250 bungkus perharinya.
UMKM Tahu Cibuntu
Usaha Tahu Cibuntu di Malakasari sudah berdiri sekitar 2 tahun dan telah berkembang menjadi pabrik tahu Cibuntu, yang dipegang oleh Pak Dede.Â
Dalam membangun usaha tahu Cibuntu ini Pak Dede dibantu oleh 4 orang pegawai untuk memproduksi 1 kwintal bahan baku tahu perharinya. Pak Dede biasa mendistribusikan ke pasar-pasar atau warung, namun bisa juga membelinya langsung ke pabrik dan diecer/keliling.
UMKM Bakso Ikan
Usaha Bakso Ikan ini telah berkembang menjadi sebuah pabrik yang berdiri sejak tahun 2014 dengan brand "Bakso Ikan Tunaku". Kemudian pabrik bakso ikan tersebut diturunkan kepada Pak Andi sebagai pemilik baru tahun 2015.Â
Pak Andi memperkerjakan 10 orang pegawai dengan jam kerja mulai dari jam 06.00 - 14.00 WIB. Bakso ikan yang diproduksi Pak Andi terbuat dari ikan tuna, tepung terigu, dan tapioka, dengan sekali gilingan biasanya mencapai 16 kilogram. Bakso ikan Tunaku yang sudah jadi biasanya dijual dengan harga Rp 1.000 perbutir. Pak Andi mendistribusikan bakso ikan Tunaku ini masih di sekitar Jawa Barat.
UMKM Roti
Usaha roti yang berkembang menjadi pabrik dengan brand 'N&M Bakery' ini dikelola oleh Pak Dedi. Usaha ini didirikan dilatarbelakangi oleh lingkungannya yang banyak mengolah roti-roti yang kemudian menjadi keahlian khusus dalam membuat roti. Roti N&M Bakery biasa didistribusikan ke warung-warung kecil dengan roti yang banyak varian dan ukurannya.Â
Pak Dedi biasa memproduksi roti 400 pcs perharinya untuk roti tawar dengan harga Rp. 10.000 perbungkus, roti manis Rp. 6.000-17.000 sesuai ukuran. Jika ada roti-roti yang tersisa biasanya dijadikan kue kering. Namun sayang, untuk pemasarannya usaha roti ini belum dijual melalui e-commerce. Oleh karena itu, kami bantu marketingnya melalui Instagram.
UMKM Garam
Usaha Garam ini sudah berdiri selama 30 tahun, yang dirintis oleh Bapak Ade Suherman secara turun temurun. Pak Ade biasa dipasok garam dari Surabaya. Dalam sehari, Pak Ade bisa memproduksi sebanyak 100 bal, yang kemudian dipasok ke pasaran. Garam yang diproduksi ada dua ukuran, yang berukuran kecil dengan harga Rp 30.000 perbal, dan yang berukuran besar dengan harga jual Rp 40.000 perbalnya.
UMKM Konveksi
Suatu usaha yang dibangun oleh Pak Muchtar Amin yang bekerja di bidang Konveksi maklun dengan motivasi membantu menaikan perekonomian keluarga dan perekonomian warga Desa Malakasari. Produk yang diterima antara lain, Kaos koko dan celana bahan yang tebal dan tipis.Â
Konveksi ini sudah berjalan selama 1.5 tahun. Karena bisnis ini berbentuk maklun, maka tidak ada target pasar dan toko. Mengenai bahan untuk membuat baju dan celana, Pak Muchtar hanya menyiapkan jarum dan benang. Kain dipersiapkan oleh yang mau membuat baju dan celana.
UMKM Konveksi Sprei
Usaha yang dimiliki Pak Cucu berupa konveksi sarung kasur yang sudah berjalan kurang lebih 3 tahun. Ukuran unyuk sprei beragam dari ukuran 1-4 yang mana ukuran 1 adalah yang terbesar dan 4 adalah yang terkecil. Produksi sprei ini seharinya mampu menembus 200pcs.Â
Usaha ini hanya bermodalkan mesin dan pegawai karena kain, jarum disiapkan oleh yang akan memaklun. Jam kerja usaha ini mulai dari jam 8 pagi sampai dengan 5 sore.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H