PAGERSARI, NGANTANG — Mahasiswa KKN Reguler UM Desa Pagersari baru saja menyelesaikan salah satu rangkaian program kerjanya pada Rabu (2/11), yakni meningkatkan kemampuan berbahasa asing bagi siswa SMPN 04 Ngantang Satu Atap melalui ekstrakurikuler English Club.
Program kerja ini berlangsung selama 3 minggu yang dimulai sejak Senin (17/10) lalu hingga Rabu (2/11). Dilaksanakan secara intensif, pertemuan diadakan selama seminggu sekali yakni setiap hari Rabu pada jam kosong setelah seluruh kegiatan belajar mengajar wajib selesai.
Program kerja ini diadakan bukan tanpa alasan. Mengutip dari jurnal Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Lingua Franca dan Posisi Kemampuan Bahasa Inggris Masyarakat Indonesia Diantara Anggota MEA milik Iriance, bahasa Inggris adalah bahasa yang paling banyak digunakan di dunia. Tak hanya itu, bahasa ini merupakan bahasa ibu untuk lebih dari 400 juta orang di seluruh dunia. Setiap hari, jutaan orang menggunakan bahasa Inggris di tempat kerja maupun di kehidupan sosial.
Merupakan bahasa internasional, bahasa Inggris acap digunakan dalam tiap pertemuan penting antar negara. Ketika kepala negara saling bertemu dalam konferensi tingkat dunia, misalnya, bahasa Inggris menjadi bahasa yang paling sering digunakan. Begitu pula saat orang-orang dari bangsa yang berbeda saling bertemu, bahasa Inggris adalah satu-satunya bahasa penghubung yang digunakan oleh mereka.
Kesempatan untuk mempelajari dan menguasai bahasa Inggris bisa mulai didapat ketika masih berada dibangku sekolah maupun kuliah. Belajar berbahasa Inggris tidak dibatasi ketika masih menempuh pendidikan. Di zaman sekarang setiap orang bisa dengan mudah belajar bahasa Inggris karena ditunjang majunya teknologi di berbagai sektor bidang salah satunya bidang informasi.Â
Dengan memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik, kemungkinan besar tingkat kualitas pendidikan maupun karir seorang individu akan ikut membaik.
Memiliki kemampuan berbahasa Inggris menjadi lebih penting di era saat ini dikarenakan negara kita kini sedang menuju menjadi negara yang maju melalui revolusi industri 4.0. dimana kemungkinan untuk bekerja di perusahaan asing menjadi lebih besar, sehingga tuntutan keterampilan bahasa Inggris lebih besar lagi.
Mengingat hal-hal tersebut, generasi muda era ini harus mulai belajar berbahasa Inggris sejak dini. Hal ini bisa mulai dilakukan sejak taman kanak-kanak (TK) atau sekolah dasar (SD). Akan tetapi, pemerataan sumber daya manusia yang masih terbatas khususnya di daerah pelosok, menjadikan akses siswa terhadap materi kemampuan berbahasa Inggris yang setara dengan kemampuan siswa daerah kota menjadi terbatas.Â
Oleh karena itu, mahasiswa KKN UM Reguler Desa Pagersari berinisiatif untuk membantu meningkatkan kemampuan Bahasa inggris para generasi muda siswa SMPN 04 Ngantang Satu Atap.
Program ini bertujuan untuk mengembangkan skill berbahasa Inggris anak-anak Desa Pagersari agar ketika mereka masuk dunia kerja atau masuk ke jenjang berikutnya mereka sudah memiliki modal dalam berbahasa Inggris. Tak hanya itu, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan minat literasi siswa.
Eksistensi dari program kegiatan ekstrakurikuler ini sebetulnya sudah diawali oleh ibu Enik, seorang guru bidang bahasa Inggris di SMPN 04 Ngantang Satu Atap, sejak tahun ajaran baru 2022/2023. Namun, akibat dari kurangnya sumber daya manusia kegiatan ini baru berlangsung selama satu kali pertemuan. Melihat permasalahan ini, tim mahasiswa KKN UM Reguler berinisiatif untuk menghidupkan ekstrakuler bahasa asing ini agar menjadi intensif dan memiliki hasil.
Merupakan sebuah program baru, anggota dari klub ini berjumlah 12 siswa dari jenjang SMP kelas 7 dan SMP kelas 8. Para anggota klub dipilih langsung oleh ibu Enik berdasarkan persentase nilai akademik bahasa Inggris dan antusiasme siswa dikelas serta minat bakat dalam berbahasa Inggris.
Strategi pengajaran dibagi menjadi tiga fase yakni pertemuan pertama yang merupakan observasi kemampuan siswa melalui pertemuan interaksi langsung, pemberian materi baru, dan pemberian materi melalui program fun learning.
Sementara itu, materi yang diajarkan terfokuskan pada kemampuan berbicara (speaking), membaca (reading) serta mendengar (listening) menggunakan bahan ajar teks literatur The Princess and The Pea karya Hans Christian Andersen.
Pada kemampuan berbicara (speaking), para siswa menerapkan penggunaan bahasa Inggris dalam percakapan selama pembelajaran berlangsung serta membaca teks literatur secara keras di depan kelas. Kegiatan ini akan membuat anak anak terbiasa berbicara dengan bahasa Inggris, menghafalkan pengucapan (pronounce) serta meningkatkan rasa percaya diri dalam berbicara menggunakan bahasa asing.Â
Materi kedua adalah membaca (reading), kegiatan ini diterapkan dengan cara memberikan beberapa teks literatur dalam bahasa Inggris. Kegiatan ini dapat membantu siswa dalam menghafalkan kosakata (vocabulary) dalam bahasa Inggris dan peningkatan minat literasi.Â
Materi terakhir adalah mendengarkan (listening) dimana siswa akan mendengarkan teks literatur yang dituturkan dalam bahasa Inggris melalui pengeras suara, kegiatan ini dapat membantu kepekaan daya dengar siswa akan pengucapan kata dalam bahasa Inggris.
Para anggota English Club menunjukkan antusiasme yang kian meningkat secara signifikan hingga akhir pertemuan. Hal ini dibuktikan dengan sikap aktif para siswa yang semangat untuk bertanya pada tiap fase pembelajaran dan berani mencoba untuk berbicara menggunakan bahasa Inggris pada tiap kesempatan.
Mahasiswa KKN UM tidak hanya memfasilitasi akses upaya peningkatan kemampuan berbahasa asing melalui ekstrakurikuler English Club saja namun juga melalui kelas tambahan Storytelling bagi siswa yang memiliki minat pada bidang seni literasi oral. Berlangsung secara intensif, kelas Storytelling diadakan selama lima hari sejak Senin (24/10) hingga Jum’at (28/10).
Diharapkan dengan adanya program English Study Club ini para siswa yang tergabung dapat mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris mereka. Lebih lanjut, diharapkan tidak hanya kemampuan berbahasa Inggris yang meningkat tapi yang lebih penting adalah menumbuhkan rasa percaya diri di dalam diri siswa dalam berbicara dan menyampaikan pendapat karena hal ini adalah sebuah bekal yang akan sangat berguna untuk melebur dalam bermasyarakat.
Kedepannya, kami berharap semoga program ini bisa terus dilanjutkan oleh para tenaga pendidik untuk melebarkan pintu akses pengajaran berbahasa asing guna mempersiapkan generasi muda menuju Indonesia menjadi negara maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H