pupuk organik cair “jadam”. “Jadam” adalah metode pertanian organik dari Korea Selatan yang lebih dikenal sebagai Ultra Low Cost atau pertanian yang sangat murah. Istilah metode ini memang unik dan mungkin sangat asing di telinga petani pangan Desa Dukuh Mencek. Untuk memanfaatkan limbah daun bambu sebagai wujud pelestarian lingkungan dan sebagai upaya mendukung petani desa yang maju dan mandiri, Tim KKN Kolaboratif kelompok 161 mengadakan sosialisasi kepada petani yang tergabung dalam Gapoktan Dukuh Mencek Jaya untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya lingkungan melalui penerapan pertanian organik metode “jadam”.
Bermula dari melihat lingkungan Desa Dukuh Mencek yang berserakan limbah daun bambu dan melihat potensi petani tanaman pangan, Kelompok KKN Kolaboratif kelompok 161 berinisiatif untuk mengolah limbah tersebut menjadiSosialisasi dilaksanakan di gazebo Gapoktan Dukuh Mencek Jaya pada Selasa pagi 9 Agustus 2022. Dimulai dari pemaparan kondisi desa, upaya pemanfaatan limbah daun bambu menjadi pupuk organik, kemudian penjelasan metode dan praktik pembuatan pupuk organik jadam.
Pupuk organik cair jadam atau Jadam Liquid Fertilizer (JLF) yang disampaikan memiliki banyak kandungan nutrisi di awal masa tanam hingga masa pembuahan. Pupuk Jadam / JLF dapat dibuat dengan mudah, murah atau bahkan hampir gratis karena hanya memanfaatkan limbah organik, seperti dedaunan. Dengan demikian, petani dapat menekan biaya pupuk kimia dengan menggunakan pupuk limbah organik daun bambu yang lebih ramah lingkungan.
Cara pembuatan pupuk jadam/JLF yaitu dengan menyiapkan limbah daun bambu, tanah bambu, garam kasar, dan air bersih. Seluruh bahan dimasukkan menjadi satu dalam wadah dan diaduk kemudian ditutup rapat selama 7 hari. Pupuk dapat digunakan setelah proses fermentasi, pemberian pupuk dapat dilakukan dengan sistem kocor ke tanah ataupun disemprot di sekitar batang.
Adanya sosialisasi ini cukup mendorong petani untuk mencoba metode jadam sebagai penambahan pupuk organik. Beberapa petani bahkan sangat antusias untuk bertanya lebih lanjut terkait cara pembuatan dan dosis pemberian pupuk.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI