Pada umumnya kebiasaan masyarakat Indonesia menyepelekan sampah plastik seperti menggunakan tas belanja sekali pakai, membuang kemasan platik makanan ata minuman sembarangan dan penguraiannya terkadang hanya dibakar saja. Padahal sampah plastik salah satu jenis sampah anorganik yang paling lama terurai diantara jenis sampah lainnya. Terurainya sampah plastik pun membutuhkan waktu yang sangat lama yaitu 450-1000 tahun. Apabila dibakar akan berpengaruh kepada lingkungan dan kesehatan seperti polusi, gangguan pernapasan, dan bahkan memicu kanker. Seharusnya melalui pengolahan yang benar sampah plastik bisa menjadi hal yang bernilai bagi manusia.Â
 Situbondo, 3 Agustus 2023. Kelompok KKN 105 Desa Besuki, Kecamatan Besuki, Kebupaten Situbondo menginisiasi adanya penyuluhan dan pelatihan pembuatan ecobrick dengan menggandeng Dinas Lingkungan Hidup Kabuparen Situbondo. Penyuluhan dan pelatihan pembuatan ecobrick dilakukan oleh Ibu Nur Islamiya, S.T selaku perwakilan Dinas Lingkungan Hidup. Kegiatan ini diikuti oleh kader lingkungan dan posyandu sebagai bentuk kepedulian untuk mengurangi sampah plastik di Desa Besuki.Â
Kegiatan pelatihan pembuatan ecobrick bermaksud memberikan solusi alternatif bagi masyarakat dalam mengolah sampah plastik. Ecobrick adalah bata ramah lingkungan yang terbuat sampah plastik. Pembuatan ecobrik dimulai dari memotong kecil sampah plastik lalu memadatkan potongan-potongan plastik menggunakan tongkat bambu ke dalam botol plastik hingga padat dan keras seperti bata yang mana satu botol ecobrick membutuhkan minimal dua kantong sampah plastik. Setelah terkumpul beberapa botol ecobrick dapat dibentuk menjadi meja, kursi, hiasan taman, dan juga tong sampah.Â
Dengan adanya program penyuluhan dan pelatihan pembuatan ecobrik oleh KKN 105 UNEJ dapat menjadi salah satu solusi pengurangan dan pengolahan sampah platik di Desa Besuki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H