Indonesia masih menduduki peringkat keempat dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia yaitu 279.390.258 jiwa berdasarkan data World Population Review. Dengan jumlah penduduk sebanyak itu, tidak dipungkiri jumlah limbah ikut meningkat. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Â pada tahun 2023 total limbah yang dihasilkan Indonesia ialah 19,56 juta ton dan 39,1%-nya berasal dari rumah tangga.
Keberadaan limbah yang tidak diolah menyebabkan sumber penyakit dan bencana karena pencemaran yang terjadi pada tanah air serta udara. Situasi ini sangat darurat mengingat limbah rumah tangga atau dapur ialah sampah organik (seperti: kulit buah, sisa makanan, sisa potongan sayur, hingga ampas kopi) yang mudah didaur ulang secara mandiri.
Maka dari itu, kami mahasiswa KKN kelompok F1 Univeristas Budi Luhur mengadakan kegiatan "Sosialisasi Pengelolaan Sampah Organik menjadi Eco Enzyme" yang berlokasi di RPTRA Petukangan Berseri dengan tujuan peduli lingkungan, khususnya dalam pengelolaan sampah rumah tangga yang seringkali diabaikan. Kami percaya bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil, seperti memanfaatkan limbah dapur untuk menghasilkan produk yang bermanfaat melalui inovasi sederhana seperti eco enzyme. Program ini menjadi wujud nyata kepedulian kami terhadap lingkungan sekaligus upaya untuk mengedukasi masyarakat agar lebih bijak dalam mengelola sampah organik .
Sebelum lebih jauh, mari kita mengenal apa itu "Eco Enzyme" ?
Eco Enzyme adalah cairan alami hasil fermentasi gula, buah, dan air yang memliki banyak manfaat sebagai pembersih alami untuk lantai, dapur, dan kamar mandi, serta pewangi alami untuk menyegarkan udara di rumah dan juga pupuk kompos untuk tanaman. Eco Enzyme mengandung mikroorganisme yang memecah bahan organik menjadi komponen yang lebih sederhana dan aman bagi lingkungan.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat Eco Enzyme:
- Gula merah atau molase (sebagai sumber karbon dan energi bagi mikroorganisme)
- Limbah dapur (Kami menggunakan sisa kulit nanas)
- Air (Sebagai media untuk fermentasi dan menjaga kelembaban)
- Kami menggunakan komposisi 10% gula merah atau molase, 20% limbah dapur, dan 70%nya air.