Mohon tunggu...
KKN KOLABORATIF 005
KKN KOLABORATIF 005 Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

KKN KOLABORATIF DESA KEPANJEN KELOMPOK 005

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN 005 Kepanjen: Sosialisasi Pencegahan Stunting dan Pemberian Makanan Bergizi di Posyandu Salak 48

6 Agustus 2023   07:31 Diperbarui: 10 Agustus 2023   13:16 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembagian puding labu sebagai acuan makanan bergizi bagi balita/Dokpri

Stunting menjadi isu nasional di Indonesia. Menurut survei yang dilakukan oleh Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), menghasilkan angka stunting di Indonesia mencapai 21,6% pada tahun 2022. 

Angka ini masih cukup tinggi apabila didasarkan pada standar yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) yang menyampaikan bahwa angka prevalensi stunting suatu negara harus kurang dari 20%. 

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan dalam Sosialisasi Kebijakan Intervensi Percepatan Penurunan Stunting tahun 2023 di Jakarta bahwa, "jangan biarkan anak-anak sampai terkena stunting. Begitu diketahui berat badan naik itu sudah harus diintervensi."

Salah satu daerah di Indonesia yang memikul isu stunting adalah Jember. Di tahun 2019, data Dinas Kesehatan Kabupaten Jember mencatat bahwa terdapat sebanyak 37,94% kasus stunting. 

Data yang terbaru dalam hasil timbang bulan penimbangan pertama pada Februari menghasilkan angka stunting 7,38% di Jember. Bupati Jember, Hendy Siswanto, mengatakan beberapa kendala yang dihadapi selama menangani isu stunting, diantaranya belum terdapat kesepahaman di antara para stakeholder, sarana dan prasarana yang belum memenuhi standar, serta kualitas SDM kader posyandu yang masih terbatas.

Desa Kepanjen, desa di Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember menjadi desa yang masih memiliki kasus stunting pada balita. Berdasarkan data bulan Februari 2023 dari kurang lebih 9 posyandu terdapat 47 balita yang terkena stunting. Angka ini dapat dikategorikan tinggi, seperti halnya di Desa Mayangan yang mencapai 60 balita.

Langkah yang dapat diambil sebagai upaya mengatasi angka stunting adalah dengan sosialisasi serta pemberian makanan bergizi. Kegiatan sosialisasi merupakan sebuah proses memindahkan ide dan atau gagasan dari masyarakat kepada individu. Gagasan yang dipaparkan akan membentuk perilaku individu sesuai dengan tuntutan dari masyarakat. Di sisi lain, pemberian makanan bergizi bermanfaat untuk acuan ibu balita terkait makanan dengan gizi cukup.

Lima belas mahasiswa yang tergabung dalam KKN Kolaboratif di Desa Kepanjen menjadikan stunting sebagai program kerja utama. Program kerja ini direalisasikan melalui sosialisasi dan pembagian makanan bergizi. Lokasi yang dipilih yaitu Posyandu Salak 48 yang mana memiliki angka stunting tertinggi di Desa Kepanjen sebesar 15 balita.

Pemaparan materi
Pemaparan materi "Pencegahan Stunting dan Dampaknya terhadap Ekonomi" oleh dua mahasiswa KKN Kolaboratif 005 Kepanjen/Dokpri

Acara sosialisasi tersebut bertajuk, "Sosialisasi Pencegahan Stunting dan Pemberian Makanan Bergizi". Acara ini berlangsung pada Rabu, 2 Agustus 2023 pukul 08.30. Dihadiri oleh sekitar 38 orang termasuk di dalamnya ibu dan balita. Sosialisasi diawali dengan sambutan-sambutan; dari perwakilan mahasiswa KKN dan Ibu Pengganti Jabatan (PJ) Kepala Desa, Nur Setyaningsih. 

Dilanjutkan pemaparan materi "Pencegahan Stunting dan Dampaknya Terhadap Ekonomi" oleh dua orang mahasiswa KKN 005 Kepanjen. Kemudian, pembagian makanan bergizi berupa puding labu bagi para balita yang hadir. Acara selesai pukul 09.45 yang ditutup dengan foto bersama untuk keperluan dokumentasi.

Pembagian puding labu sebagai acuan makanan bergizi bagi balita/Dokpri
Pembagian puding labu sebagai acuan makanan bergizi bagi balita/Dokpri

Dengan berbagai upaya diatas menyimpan pengharapan. Kegiatan serupa diharapkan mampu berkelanjutan untuk bersama-sama mengatasi stunting sebagai persoalan kesehatan nasional. Tujuannya, agar generasi Indonesia semakin siap menghadapi tantangan masa depan dan sehat tanpa stunting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun