Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan paling mendesak di Indonesia. Kondisi ini, yang ditandai dengan pertumbuhan tinggi badan anak yang lebih rendah dari standar usia akibat malnutrisi kronis, telah menjadi perhatian serius karena dampaknya yang signifikan terhadap perkembangan anak dan masa depan bangsa. Stunting juga masih menjadi salah satu isu kesehatan yang signifikan di Kabupaten Jember, salah satunya di Desa Karagharjo Kecamatan Silo.Â
Dengan prevalensi yang cukup tinggi yaitu sebesar 7,43% per Juni 2024, stunting mencerminkan permasalahan yang lebih luas terkait dengan gizi buruk, akses terbatas terhadap layanan kesehatan, serta kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang masih perlu diperhatikan secara serius.
Stunting adalah Kondisi gagal tumbuh atau keadaan dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan kurang apabila dibandingkan dengan umur sebayanya. Stunting disebabkan karena beberapa hal berikut: (1) rendahnya asupan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), (2) kurangnya akses keluarga ke makanan gizi seimbang, (3) buruknya fasilitas sanitasi, (4) minimnya akses air bersih, dan (5) kurangnya kebersihan lingkungan. Selama 1.000 hari pertama kehidupan merupakan periode emas sejak anak dalam kandungan sampai anak berusia dua tahun, yang dimana pada masa  ini otak sang anak sangat pesat dan sempurna yang mendukung seluruh proses tumbuh kembang anak sehingga pemberian gizi pada periode emas sangat penting.
Untuk menangani pencegahan angka stunting di Desa Karangharjo, mahasiswa KKN Kolaborasi posko 51 Â bekerjasama dengan Kepala Dusun Parebalan pada hari selasa 13 agustus 2024 untuk melaksanakan sosialisasi pencegahan stunting serta edukasi olahan puding jagung sebagai MPASI penambah gizi terhadap balita. Dalam upaya penyuluhan pencegahan tersebut mahasiswa KKN-K51 menghadirkan 20 ibu dan balitanya.
Puding jagung menjadi pilihan MPASI karena jagung menjadi salah satu komoditas pertanian di Desa Karangharjo serta memiliki kandungan serat, rendah kalori, protein, karbohidrat, dan mengandung vitamin dan mineral. Adapun beberapa vitamin yang terandung didalamnya adalah vitamin C, D, B1, B3 (niacin), B6, B12, dan E. Sedangkan kandungan  mineralnya yaitu fosfor, mangan, kalsium, kalium, magnesium, dan zat besi yang dinilai cukup efisien untuk tumbuh kembang balita.
Lisca selaku pemateri pada acara sosialisasi menjelaskan bahwa "Stunting bukan hanya masalah pertumbuhan fisik, tetapi juga memengaruhi perkembangan kognitif anak. Anak-anak yang mengalami stunting cenderung memiliki tinggi dan berat badan yang kurang serta berisiko mengalami keterlambatan dalam pencapaian potensi kognitif dan sosial sang anak. Waktu tidak dapat diulang, kekurangan gizi pada periode emas tidak dapat diperbaiki  dimasa kehidupan selanjutnya jelas nya".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H