Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) terus berkiprah nyata dalam menjalankan pengabdian masyarakat. Tidak hanya menerjunkan para dosennya, Umsida juga menerjunkan para Mahasiswanya melalui program kuliah kerja nyata (KKN) diberbagai daerah. Kiprah nyata tim KKN 16 Desa Sukoreno, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan dibuktikan dengan program pelatihan tari tradisional di Sekolah Dasar Negeri Sukoreno 3 yang bertajuk "Warak Dugder."
Tari Warak Dugder memiliki garakan khas yang menarik untuk dipelajari, kekhasannya dari tari ini terletak pada gerak tari yang mengandung banyak simbol dan makna. Warak memiliki makna filosofi yang selalu relevan sebagai pedoman hidup manusia pada zaman apapun. Wujud makhluk rekaan yang merupakan gabungan tiga simbol etnis mencerminkan persatuan atau akulturasi budaya di Semarang. Ciri khas bentuk yang lurus dari Warak menggambarkan citra warga Semarang yang terbuka, lurus, dan berbicara apa adanya, sehingga tak ada perbedaan antara ungkapan hati dengan ungkapan lisan. Tari Warak Dugder memiliki gerak gerak maknawi yang dapat dipahami oleh semua penonton, karena tari ini berkaitan dengan persembahan sehingga memudahkan penonton untuk menikmati tari tersebut. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Bentuk Pertunjukan Tari Warak Dugder dan Bagaimana Makna Simbolik pada Tari Warak Dugder.Â
 "Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler tari di SDN Sukoreno III, siswa kelas rendah (kelas 1, 2 dan 3) diharapkan dapat meningkatkan rasa kepercayaan dirinya dan rasa cinta terhadap budaya bangsa Indonesia melalui tari Warak Dugder" ujar Nisrina selaku Mahasiswi KKN 16 Umsida, (26/01/2023). Nisrina menambahkan bahwa Melalui kegiatan ini pula, siswa diharapkan dapat mengetahui, mengembangkan dan meneruskan budaya daerah berupa tari tradisional agar dapat diwariskan ke generasi selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H