Mohon tunggu...
KKNK052 Silo
KKNK052 Silo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa KKN Posko 052 Desa Silo, Kecamatan Silo, Kab. Jember

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menyelisik Potensi Ketahanan Pangan Desa Silo Bersama KKN Kolaboratif 052 melalui Produksi Kripik SIngkong

1 Agustus 2024   20:17 Diperbarui: 6 Agustus 2024   16:10 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KKN KOLABORATIF 052 - Menjadi desa dengan lahan pertanian penghasil singkong setelah kopi dan papaya menjadikan masyarakat Silo kreatif dalam membuat produksi makanan yaitu kripik singkong yang kemudian dijual di pasaran.

Produksi kripik di Desa Silo tidak hanya satu melainkan ada beberapa yang memproduksi kripik singkong. Dari hasil telusuran kami ada empat produksi, tiga diantaranya dari dusun sumber pakem dan satu lainnya dari kebun langsep.Pada Sabtu, 27 Juli 2024 kami berkesempatan mengunjungi tempat produksi kripik singkong di dusun Sumber Pakem dimana salah satunya adalah Kripik Abi Muntaha yang sudah melanglang buana hingga Jakarta. 

Salah satu produksi ini sudah tidak asing bagi masyarakat setempat karena rasa yang memang diakui kelezatannya. Berbeda dengan yang lain, kripik singkong Abi Muntaha ini diproduksi dengan satu kali jadi. Bagaimana itu? Singkong yang sudah di iris kemudian di rendam dengan air soda selama satu setengah jam. 

Lalu kemudian digoreng dengan dua wajan besar dimana wajan pertama untuk gorengan awal lalu finishing di wajan kedua yang juga dibumbuhi sebelum diangkat. Salah satu yang membuat nagih dari kripik ini adalah bagian rasa yang lembut, pedas namun asin dan gurih, dimana bumbunya itu sendiri campuran dari bawang putih, daun jeruk yang sudah dihaluskan.

Kripik singkong Abi Muntaha sudah melanglang buana keluar wilayah Jember seperti Bali dan Jakarta. Produksi di Abi Muntaha tidak dilakukan setiap hari tapi sekali produksi harus selesai dalam sehari. Pembeda dari kripik ini adalah dibagian pinggir kripik tidak bewarna gelap, singkong yang dipakai juga berjenis khusus dan menanam sendiri. Kebayang kan betapa enaknya kripik singkong satu ini?

Di dusun Kebun Langsep juga terdapat produksi kripik singkong yang sudah cukup terkenal nama kripiknya Ridho Susi. Kripik yang sudah berjalan sejak tahun 2009 ini dimulai oleh Bapak Ridho dari Ajung yang berpindah ke Silo. Kripik Ridho Susi ini sudah melanglang buana juga ke berbagai tempat di daerah Jember seperti Jember kota Gebang, Tegal Besar dan daerah sekitar Kecamatan Silo juga ke Kalibaru, Banyuwangi.

PDD KKN 052 - Kripik Ridho Susi
PDD KKN 052 - Kripik Ridho Susi

Tidak jauh berbeda dengan kripik sebelumnya, kripik Ridho Susi ini menggunakan singkong khusus yang menanam sendiri dan beli ke mitra lain namun dengan jenis singkong yang sama. Pada produksinya dilakukan setiap hari pukul 06.00 pagi hingga sore pukul 17.00 waktu setempat dengan total 15 karyawan. Mengingat pesanan yang selalu banyak, kripik Ridho Susi selalu berproduksi dan meningkatkan sistem produksinya dengan mengiris singkong menggunakan mesin. Teknologi ini ditemukan langusng oleh Owner sejak tahun 2014. Kripik Ridho Susi ini beragam varian harganya seperti 500 rupiah, 4.000 rupiah , 17.500 (500 gram) juga 35.000 (1 Kg). Meski begitu kripik Ridho Susi belum memiliki label branding pada produknya yang menarik dengan desain dan gaya label yang kekinian seperti stiker. Hal ini yang membuat Mahasiswa KKN Kolaboratif 052 tertarik untuk membuatkan gaya label dengan desain yang menarik dan owner kripik Ridho Susi merespon baik dan menunggu hasilnya seperti apa. Selain label kami juga akan membuat titik lokasi di Google Maps dari alamat produksi Kripik Ridho Susi ini.

Harapan kami selaku Mahasiswa KKN Kolaboratif 052 dengan meningkatkan penjualan di branding label dan titik lokasi di Google Maps pada kripik Ridho Susi membuat kripik ini semakin mudah dikenal dan konsumen semakin tertarik dan mudah ketika konsumen mencari informasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun