Kelompok 07 Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) UIN Malang melaksanakan program pengabdian dengan membantu mengajar di TPQ Tarbiyatul Aulat, Dusun Paras. Program ini bertujuan untuk memberikan pendidikan agama, khususnya dalam mempelajari Al-Quran, kepada anak-anak di daerah tersebut. Dengan memadukan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah, kami berusaha memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekaligus mempererat hubungan antara universitas dan komunitas setempat. Kegiatan ini juga menjadi kesempatan bagi kami, sebagai mahasiswa, untuk terlibat langsung dalam dunia pendidikan agama.
Berita ini bertujuan untuk menggambarkan peran kami dalam membantu pengajaran di TPQ Tarbiyatul Aulat, serta menunjukkan dampak positif yang dirasakan oleh anak-anak dalam belajar Al-Quran. Melalui keterlibatan kami sebagai mahasiswa KKM, diharapkan anak-anak dapat memperoleh pengetahuan agama yang lebih baik dan mengenal beberapa kosakata bahasa Arab yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Kami memilih untuk mengajar di TPQ Tarbiyatul Aulat karena lokasinya yang dekat dengan posko KKM, yang memudahkan kami untuk terlibat langsung dalam kegiatan pengajaran. Pengalaman mengajar di TPQ ini sangat menarik dan penuh tantangan, karena kami mengajar anak-anak dari berbagai usia, mulai dari 3 hingga 12 tahun. Setiap usia memiliki kebutuhan dan cara belajar yang berbeda, yang membuat kami semakin kreatif dan belajar banyak dalam menyampaikan materi dengan cara yang menyenangkan dan efektif bagi semua golongan usia tersebut.
Program utama yang kami ajarkan di TPQ Tarbiyatul Aulat adalah pengajaran Al-Quran, termasuk hafalan surat-surat pendek yang menjadi dasar penting dalam belajar Al-Quran. Selain itu, kami juga mengajarkan akhlak yang baik sebagai bagian dari pembentukan karakter anak-anak. Anak-anak dikenalkan dengan beberapa kosakata bahasa Arab yang berguna dalam memahami ajaran Islam. Tak ketinggalan, kami mengajarkan sholawat nabi sebagai bagian dari upaya menumbuhkan rasa cinta dan hormat kepada Rasulullah SAW.
Untuk mempermudah pemahaman materi, kami menggunakan berbagai metode yang menarik. Salah satunya adalah metode bernyanyi, di mana anak-anak diajak menyanyikan lagu-lagu yang mengandung nilai-nilai agama, sehingga proses belajar menjadi lebih menyenangkan. Kami juga sering menggunakan metode bercerita, yang membuat pembelajaran lebih hidup dan mudah dicerna oleh anak-anak. Dalam mengajarkan membaca Al-Quran, kami dengan sabar menuntun setiap anak secara bertahap, mulai dari mengenal huruf-huruf hijaiyah hingga membaca ayat-ayat Al-Quran dengan benar. Pendekatan yang ramah dan kreatif ini membantu anak-anak merasa lebih nyaman dan termotivasi untuk terus belajar.
Selain mengajar, kami juga berkontribusi dalam peningkatan fasilitas TPQ Tarbiyatul Aulat dengan membuat plang sebagai tanda pengenal tempat tersebut. Dengan desain yang sederhana namun informatif, plang ini diharapkan dapat meningkatkan kehadiran dan perhatian masyarakat terhadap TPQ, sekaligus menjadi simbol identitas tempat belajar Al-Quran yang penting di Dusun Paras. Kegiatan ini menunjukkan kepedulian kami terhadap kemajuan TPQ, tidak hanya dalam hal pengajaran, tetapi juga dalam aspek fasilitas yang mendukung kenyamanan dan kelancaran kegiatan belajar-mengajar.
Namun, selama mengajar, kami menghadapi keterbatasan waktu yang menjadi tantangan tersendiri. Sebagai kelompok KKM, kami memiliki berbagai program kerja lain yang juga membutuhkan perhatian, sehingga kami tidak bisa mengajar secara penuh waktu. Kami hanya dapat mengajar dari pukul 3 hingga 5 sore setiap harinya. Meskipun terbatas dalam waktu, kami tetap berusaha memberikan yang terbaik dalam setiap sesi pembelajaran, dengan memaksimalkan waktu yang ada, agar anak-anak tetap mendapatkan manfaat maksimal dari proses pembelajaran yang kami lakukan.
Setelah kami membantu mengajar di TPQ Tarbiyatul Aulat, kami mendapatkan banyak pengalaman berharga yang tidak hanya memperkaya pengetahuan kami dalam bidang pendidikan agama, tetapi juga dalam hal pengelolaan diri dan keterampilan mengajar. Menghadapi anak-anak dengan berbagai usia dan karakter, kami belajar bagaimana cara menyampaikan materi dengan cara yang tepat dan menyenangkan. Kami juga memahami pentingnya kesabaran, kreativitas, dan pendekatan yang ramah dalam mengajar, yang sangat mempengaruhi cara anak-anak memahami pelajaran. Pengalaman ini memberikan kami pemahaman yang lebih dalam tentang kebutuhan masyarakat dan pentingnya kontribusi mahasiswa dalam dunia pendidikan, khususnya dalam membentuk generasi yang lebih baik melalui pendidikan agama.
Writer: Firas Aufa Rabbani
Editor: Haya Velda Rafidah