Muhammadiyah 5 Jakarta Gelar Edu Trip ke Desa Wisata Gubugklakah. Malang, 4 Januari 2025 Siswa-siswi SMA Muhammadiyah 5 Jakarta menggelar perjalanan edukasi (Edu Trip) ke Desa Wisata Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 2 hingga 4 Januari 2025 ini bertujuan untuk memperkenalkan keberagaman budaya, potensi ekonomi, serta kearifan lokal desa yang dikenal sebagai bagian dari kawasan wisata Suku Tengger.Â
SMADalam paket wisata Edu Trip yang dilaksanakan oleh siswa-siswi SMA Muhammadiyah 5 Jakarta, warga desa berusaha memperkenalkan potensi UMKM dan pertanian Desa yang ada di desa Gubugklakah. Ditemani kontribusi Mahasiswa KKM UIN Malang. Mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) UIN Malang dari tiga kelompok turut berperan aktif dalam mendukung kelancaran acara ini. Mereka membantu mempersiapkan berbagai kebutuhan logistik dan teknis, mulai dari koordinasi kegiatan, persiapan tempat, hingga pelaksanaan acara. Mahasiswa KKM juga memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkenalkan profil Desa Gubugklakah melalui konten-konten kreatif yang mereka hasilkan, sehingga turut mempromosikan potensi desa kepada para peserta.
Hari pertama kedatangan, siswa disambut oleh Kepala Desa Gubugklakah dan komunitas Mpok Darwis, yang merupakan kelompok sadar wisata di desa tersebut. Para siswa diajak untuk mempelajari berbagai aktivitas UMKM, terutama pengolahan apel menjadi beragam produk seperti keripik, jus dan jenang. Kegiatan ini memberikan wawasan tentang bagaimana masyarakat desa memanfaatkan hasil pertanian lokal untuk meningkatkan perekonomian.Â
Selain UMKM, siswa-siswi juga diperkenalkan dengan praktik pertanian dan peternakan di desa. Mereka mendapatkan kesempatan untuk terlibat langsung dalam proses bertani dan memelihara hewan ternak sehingga dapat memberikan pengalaman berharga tentang kehidupan pedesaan yang mandiri dan berkelanjutan.Â
Keesokan harinya, siswa-siswi berangkat ke Gunung Bromo, salah satu destinasi wisata terkenal di Indonesia tepat di daerah Malang Jawa Timur. Di sana, mereka menikmati keindahan alam serta mempelajari lebih dalam tentang Suku Tengger yang mendiami kawasan tersebut. Setelah kembali ke desa, mereka melanjutkan kegiatan dengan mengunjungi tempat produksi sandal lokal, belajar tentang proses pembuatan dari bahan baku hingga produk jadi.Â
dilanjutkan pada malam hari pentas Seni yang memukau. Malam terakhir di Desa Gubugklakah diisi dengan pentas seni yang menampilkan budaya yang ada di desa Gubugklakah. Acara dimulai dengan tarian pembukaan seperti Tari Baskalan, Tari Topeng, dan Tari Panjireni yang diiringi oleh lagu-lagu khas Suku Tengger. Acara semakin meriah dengan pertunjukan Bantengan dari Sanggar RJS, yang berhasil memukau para siswa-siswi dengan atraksi yang unik dan energik.
Sebagai simbol penghormatan terhadap budaya lokal, kepala sekolah dan beberapa siswa dipakaikan udeng, pakaian khas Suku Tengger. Simbolis ini diharapkan dapat mempererat hubungan antara warga desa dan para peserta edu trip.Â
Dalam sambutannya, Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 5 Jakarta menyampaikan harapan agar pengalaman ini bisa memperkaya wawasan dan pengetahuan siswa-siswi. "Melalui edu trip ini, kami berharap siswa-siswi dapat mengenal lebih dekat kekayaan budaya Indonesia, khususnya di Desa Gubugklakah, dan membawa pulang ilmu yang bermanfaat untuk masa depan mereka," ujarnya.Â
Kegiatan ini tidak hanya memberikan pembelajaran akademik, tetapi juga pengalaman hidup yang mendalam bagi para siswa. Mereka diajak untuk menghargai budaya lokal, memahami pentingnya kearifan lokal, dan belajar bagaimana masyarakat pedesaan mampu mengelola potensi lokal untuk kesejahteraan mereka. Dengan demikian, edu trip ini diharapkan menjadi salah satu pengalaman tak terlupakan yang akan terus dikenang oleh siswa SMA Muhammadiyah 5 Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H