Pelatihan pembuatan besek dilaksanakan pada hari Rabu (27/12/2023) bertempat di BPU Jalan Raya A. Yani No. 76 Ngajum, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang pada pukul 10.00 -- 13.00 yang resmi dibuka oleh Kepala Desa Ngajum, Bapak Setyo Budi yang di wakilkan oleh Sekretaris Desa Ngajum, Bapak Ikhwan Arifianto. Kemudian sambutan dari perwakilan mahasiswa KKM UIN Malang saudara Akromul Huda dan dilanjutkan sambutan oleh Ibu Umrotul Hasanah selaku Ketua KPM (Kader Pembangunan Manusia) sekaligus pembina pengrajin besek Desa Ngajum. Kegiatan ini dihadiri oleh 38 peserta yang merupakan ibu-ibu dari berbagai RW yang tersebar di Desa Ngajum dan 4 narasumber ibu-ibu RT 05. Tidak hanya warga lokal Desa Ngajum, tetapi juga mahasiswa KKM UIN Malang kelompok 62 dan 63 yang turut menghadiri dan berpartisipasi dalam pelatihan tersebut.
Pembuatan besek tidak harus meninggalkan rumah, meninggalkan keluarga, apalagi meniggalkan anak, maka dari itu, saya memilih besek untuk meningkatkan ekonomi khususnya Perempuan di Desa Ngajum, terang Ibu Umrotul Hasanah selaku Ketua KPM.
Pelatihan pembuatan besek ini merupakan salah satu program desa untuk keberdayaan kemampuan perempuan di Desa Ngajum. Kegiatan tersebut lebih di fokuskan pada warga Dusun Sembon karena banyaknya bambu di daerah tersebut dan masih kurang dalam pengelohannya. Bahan baku berupa bambu sendiri mudah didapat, tersedia banyak di alam, harganya yang terjangkau, dan masyarakat yang belum begitu terlatih dalam memanfaatkan bambu menjadi anyaman. Besek dipilih karena memiliki nilai fungsional yang tinggi dan banyaknya permintaan dari pasar (trend). Selain itu, proses pembuatan besek oleh ibu-ibu rumah tangga dapat dilakukan tanpa meninggalkan pekerjaan rumah dan keluarga.
Cara pembuatannya sendiri sangat sederhana namum perlu ketelatenan yang tinggi. Tahap pertama yaitu dilakukan pengiratan bambu, dimana bambu dibagi menjadi beberapa lembar tipis. Jenis bambu yang bisa digunakan untuk menganyam adalah bambu jawa dan bambu apus.Â
Kelebihan yang dimiliki bambu apus dibandingkan bambu jawa yaitu mudah di iris, namun kekurangannya iritan bambu yang dihasilkan sedikit. Ukuran bambu jawa lebih tebal dibandingkan bambu apus sehingga iritan yang dihasilkan lebih banyak. Setelah dilakukan pengiratan, lembaran bambu dicuci kemudian di jemur. Proses penjemuran berlangsung selama 1-2 hari bergantung keadaan cuaca. Tahap kedua, bakali yaitu dibuat dasar anyaman dan dilanjutkan proses buconi yaitu proses menganyam iratan atau helaian bambu menjadi satu-kesatuan sehingga terbentuklah besek. Harga untuk tiap ukuran berbeda mulai dari Rp. 700,00 hingga Rp. 3000,00 perbesek.
      Selama pelatihan berlangsung, para peserta yaitu Ibu-ibu sangat antusias mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir diilihat dari semangat dalam mempraktikan setiap arahan tutor/narasumber. Output dari kegiatan tersebut adalah diperolehnya besek dari bambu yang merupakan sumber daya alam Desa Ngajum. Selain itu, pelatihan tersebut juga dapat meningkatkan keterampilan ibu-ibu di Desa Ngajum dalam membuat besek sehingga dapat membantu perekonomian di Desa Ngajum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H