Mohon tunggu...
KKM 162 AlQobas
KKM 162 AlQobas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kuliah Kerja Mahasiswa

Beberapa nyala api yang membantu menerangi sebuah pemukiman.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembiasaan dalam Membangun Karakter Anak Usia Dini di TK Dharma Wanita Persatuan

26 Januari 2023   23:12 Diperbarui: 26 Januari 2023   23:18 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Undaan, Kecamatan Turen (10/01/23) -- TK Dharma Wanita Persatuan, salah satu tujuan Kelompok Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 162 Al-Qobas untuk mengabdi di masyarakat. Selasa, 10 Januari 2023 merupakan hari pertama kami asistensi mengajar pada TK tersebut. Aktivitas pertama yang dilakukan adalah senam yang dilakukan di halaman TK, kemudian dilanjutkan dengan baris berbaris. Hal ini merupakan rutinas yang dilakukan sebelum melakukan kegiatan belajar dan bermain di dalam kelas.

Selama asistensi mengajar kami melihat beberapa konsep yang digunakan TK Dharma Wanita Persatuan dalam mendidik para murid, diantaranya adalah konsep Skinner. Skinner dikenal dengan pendekatannya yakni operant conditioning atau pengkondisian peran. Pendekatan ini merupakan suatu proses penguatan perilaku operan yang dapat menyebabkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai keinginan. Perilaku operant yaitu perilaku yang dilakukan secara spontan dan bebas.

Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung penguatan yang diberikan olah guru TK Dharma Wanita Persatuan kepada muridnya adalah penguatan positif dan negatif. Salah satu contohnya adalah ketika para murid dapat menyelesaikan suatu tugas dengan baik maka murid tersebut akan diberi penghargaan berupa diberi stempel bintang atau pujian. Adapun penguatan negatif yang diberikan adalah dengan teguran-teguran.

Selain pemberian penguatan terdapat juga pembiasan dalam membentuk karakter atau akhlakul karimah. Dalam hal ini TK Dharma Wanita Persatuan mengajarkan kepada murid-muridnya untuk doa bersama, dan juga hafalan surat-surat pendek yang dilakukan setiap hari sebelum kegiatan belajar dan bermain dimulai. Lebih lanjut di TK tersebut juga mengajarkan nilai-nilai keagamaan pada murid-muridnya dalam bentuk tepukan-tepukan. Seperti tepuk Islam, tepuk Rukun Islam, Tepuk Rukun Iman, Tepuk Anak Sholeh, dan lain sebagainya. Pembiasaan lainnya yang dapat kami lihat adalah pembiasaan untuk mengantre dan menjaga kebersihan.

Pembiasaan mengantre ini diterapkan kepada anak ketika mereka akan cuci tangan secara bergantian, ketika mereka menerima sesuatu yang diberikan pengajar, serta ketika mereka bergantian mainan maupun alat tulis yang sedang digunakan. Pembiasaan mengantre juga dapat melatih kesabaran pada anak, karena penting untuk melatih sikap sabar pada anak supaya mereka bisa mengontrol emosi dan tidak mudah putus asa.

Di TK Dharma Wanita Persatuan ini para pendidik membiasakan mereka untuk selalu membuang sampah pada tempat nya dan juga selalu membersihkan sekitar ketika selesai belajar. Contoh kecil yang bisa kami lihat adalah ketika mereka selesai bermain pada jam istirahat maka guru akan memberikan instruksi untuk merapikan mainan tersebut dan dikembalikan ke tempat semula. Pembiasaan ini juga melatih rasa tanggung jawab pada anak.

Seperti yang kita ketahui anak yang masih duduk di bangku TK adalah mereka yang acara belajar nya dengan bermain. Usia emas atau the golden age merupakan masa keemas an bagi manusia. Masa tersebut berada pada 0-6 tahun, pendidikan pada rentang usia tersebut memang sangat menentukan tahap perkembangan anak selanjutnya. Banyak ahli yang membahas bermain menurut riset dan pandangan mereka masing-masing. Para ahli sepakat, anak-anak perlu bermain agar mereka dapat mencapai perkembangan yang optimal. Itulah mengapa TK Dharma Wanita Persatuan juga selalu menerapkan bermain sambil belajar, seperti contoh nya ketika mempelajari tentang apa itu tumbuhan maka mereka akan membawa sayuran, membuat mainan dari pelepah pisang, membuat kue dari ubi, dan lain sebagainya.

Dari pemaparan diatas bisa disimpulkan bahwa penting nya melakukan pembiasaan pada anak karena itu yang nantinya akan membentuk karakter mereka. Selain itu dengan adanya nilai nilai karakter yang telah ditanamkan kepada anak diharapkan mereka menjadi anak yang berpikiran luas, ber akhlakul karimah, sehingga bisa menciptakan kedamaiaan dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun