Mohon tunggu...
Aksaradana KKM UIN Malang
Aksaradana KKM UIN Malang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Malang

Mahasiswa KKM Aksaradana 128 adalah suatu kelompok yang terdiri dari 11 mahasiswa semester 5 dari berbagai jurusan, dengan beranggotakan 4 laki-laki dan 7 perempuan. Kelompok ini bertujuan untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat melalui program-program pengabdian yang fokus pada pemberdayaan desa, seperti edukasi, pengembangan keterampilan, serta peningkatan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi. Dengan semangat kerja sama dan dedikasi, Aksaradana 128 berkomitmen untuk menciptakan dampak berkelanjutan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan sebagai dana atau modal yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat di desa Tumpakrejo, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Mahasiswa KKM 128 UIN Malang Membantu UMKM Andri Sangkar Burung Dalam Pemasaran dan Publikasi Usaha

10 Januari 2025   23:32 Diperbarui: 10 Januari 2025   23:32 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senin 30 Desember 2024, Mahasiswa KKM 128 UIN Malang melakukan kunjungan ke UMKM Andri Sangkar Burung, sebuah rumah produksi sangkar burung yang berdiri sejak tahun 2003 dan berlokasi di Dusun Krajan 1 Desa Tumpakrejo Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang. Kunjungan ini bertujuan untuk memahami tantangan yang dihadapi oleh UMKM tersebut, khususnya dalam hal pemasaran dan publikasi produk.

Sebelum pandemi Covid-19, Andri (pemilik usaha) Sangkar Burung mampu meproduksi sekitar 40 hingga 50 sangkar per hari dengan tenaga kerja sebanyak 15 orang. Namun, pandemi berdampak signifikan pada operasional usaha ini yang mengakibatkan penurunan produksi menjadi sekitar 30 sangkar per hari dan pengurangan jumlah karyawan menjadi 4 sampai 5 orang. Produk sangkar burung ini didistribusikan ke daerah Jombang, Pandaan, pasuruan, dan Malang. Jenis burung yang cocok untuk sangkar buatan Pak Andri antara lain perkutut, puter pelung, dan derkuku.

"Dulu saya pernah jualan di Surabaya, tepatnya di Pasar Kupang. Tapi sempat ada masalah di bagian transaksi karena pembayarannya dilakukan secara cicilan." Ujar pak Andri. Hal tersebut memang sudah biasa dalam dunia perbisnisan, maka dari itu pasar kupang sudah tidak menjadi target pemasaran rumah produksi Andri sangkar burung.

Selama ini, Pak Andri telah mendistribusikan produknya ke berbagai kota seperti Jombang, Pandaan, Pasuruan dan Malang. Kini, beliau berencana memperluas jangkauan usahanya dengan membuka cabang baru di luar kota, dimulai dari Mojokerto. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas produk bagi pelanggan di wilayah tersebut dan mempromosikan produknya di pasar yang lebih luas.

Selain itu, pak Andri juga mengeluarkan uneg-unegnya (keluh kesah) pada kami, "belakangan ini pemasaran menjadi lebih seret mbak, karena ada anak buah yang berhenti kemudian dia membuat pasar sendiri." Ujar pak Andri. Pernyataan yang dilontarkan oleh bapak Andri tidak membuat beliau goyah dan sirna dalam meneruskan perjalanannya sebagai penjual sangkar burung, justru hal tersebut menjadi bahan bersyukur dan refleksi beliau dalam sustainable penjualan. "Mungkin itu udah rezeki dia mbak dengan penjualan yang lebih murah dari saya."Pak Andri menambahkan.

Setelah menganalisis tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh Pak Andri, kami menawarkan alternatif solusi yaitu dengan pembuatan akun Google Maps. Kami akan membantu membuat akun dan mengoptimalkan akun google maps tersebut. Dengan adanya lokasi usaha yang terdaftar di Google Maps, diharapkan dapat meningkatkan visibilitas dan memudahkan calon pelanggan menemukan lokasi usaha.

Dengan implementasi solusi tersebut, diharapkan UMKM Andri Sangkar Burung dapat meningkatkan daya saing di pasar, memperluas jaringan pemasaran, dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Kolaborasi antara mahasiswa KKM 128 UIN Malang dan UMKM ini menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara dunia akademis dan pelaku usaha dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan ekonomi lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun